Anggota DPR Minta Maaf ke Ferry Irwandi soal Sok Paling Aceh-Sumatra

2 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Endipat Wijaya telah menghubungi Kreator Konten yang juga CEO Malaka Project, Ferry Irwandi secara pribadi, dan meminta maaf terkait video viralnya yang menyindir 'sok paling-paling'.

Mulanya, dalam sebuah rapat Komisi I DPR dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi Digital (Komdigi), Endipat menyindir--diduga Ferry Irwandi--dengan sebutan 'Sok Paling' terkait donasi untuk bencana Sumatra.

Permintaan maaf dari Endipat itu dikonfirmasi Ferry melalui akun instagram pribadinya pada Selasa (9/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau sudah menghubungi saya secara personal dan minta maaf, saya juga menerima itu karena gak adanya juga memelihara konflik di situasi seperti sekarang," tulis Ferry di akun instagram pribadinya, @irwandiferry, Selasa (9/12).

Ferry mengaku telah menyampaikan beberapa kebutuhan yang diperlukan masyarakat yang ada di lapangan kepada Endipat. Anggota DPR dari Dapil Kepulauan Riau (Kepri) itu pun disebutnya sudah menerima masukan tersebut dengan baik.

"Saya juga udah sampaikan beberapa concern dan kebutuhan masyarakat di lapangan dan beliau menerima," ujar Ferry.

Dalam keterangannya, Ferry mengatakan dirinya tidak ada rasa amarah dan kesal karena mendapat dukungan dari secara luar biasa dan masif dari masyarakat.

"Soal perkataan pak dewan, buat temen-temen yang nanya, saya sama sekali tidak merasa amarah dan kesal, berkat dukungan luar biasa kawan-kawan semua, yang masif sekali dan tidak berhenti, gak ada orang yang bisa merasa kesal dan marah ketika mendapatkan dukungan dan support sebesar ini," tulisnya.

Sebelumnya, Endipat selaku anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, ramai disentil publik usai menyinggung pihak yang datang ke wilayah bencana Sumatra tetapi merasa yang paling bekerja.

Ia membandingkan bantuan pemerintah yang ia klaim triliunan rupiah dengan donasi warga yang hanya Rp10 miliar untuk korban bencana Sumatra saat Rapat Kerja Komisi I dengan Menteri Komdigi Meutya Hafid di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/12).

"Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara udah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah udah bikin ratusan posko di sana," ujar Endipat dalam rapat yang disiarkan di akun resmi parlemen tersebut.

Oleh karena itu, ia mengharapkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mampu menggencarkan informasi kerja pemerintah. Dirinya juga menyinggung bantuan ke korban bencana yang diberikan pemerintah yang nilainya berjumlah triliunan.

"Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara udah triliunan ke Aceh itu. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana," tambahnya.

Endipat mengatakan kinerja pemerintah perlu secara masif diinformasikan ke publik. Dia juga berharap Komdigi lebih aktif dan sensitif supaya informasi yang disampaikan bisa viral seperti konten di media sosial.

"Jadi kami mohon, Ibu, fokus nanti ke depan Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi-informasi itu sehingga nggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini sok paling-paling di Aceh, di Sumatera dan lain-lain itu, Bu," sambungnya.

(nat/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
International | Politik|