Jakarta, CNN Indonesia --
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengerahkan empat ekor gajah terlatih untuk membantu membersihkan puing kayu di pemukiman penduduk di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh yang sebelumnya dibawa banjir bandang pada akhir November lalu.
"Gajah terlatih yang kita bawa ini sebanyak empat ekor, dan semuanya dari PLG (Pusat Latihan Gajah) Share," kata Kepala KSDA Wilayah Sigli, Aceh, Hadi Sofyan di Pidie Jaya, Senin (8/12) seperti dikutip dari Antara.
Adapun empat gajah yang diperbantukan tersebut bernama Abu, Mido, Ajis dan Noni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin ini, para mahot atau pawang gajah membawa hewan mamalia besar itu untuk membersihkan puing-puing kayu di pemukiman penduduk Gampong Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya.
Dirinya menjelaskan empat ekor gajah jinak tersebut melakukan pembersihan puing kayu atau lainnya pascabencana. Sasarannya adalah lokasi yang tidak bisa dilewati alat berat.
"Kita target pembersihan di lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya," ujarnya.
Hadi menerangkan gajah-gajah itu bakal membantu membersihkan material yang tersangkut di rumah-rumah penduduk. Gajah-gajah itu juga membantu membuka akses jalan menuju rumah warga yang sudah tertimbun bekas banjir.
Kemudian, gajah nantinya juga bakal membantu evakuasi apapun yang ditemukan di lokasi, termasuk korban yang belum ditemukan.
Sementara itu, Polres Pidie Jaya menyatakan kehadiran gajah-gajah terlatih dari BKSDA itu membantu masyarakat dalam pembersihan puing-puing pascabencana.
Kegiatan pembersihan hari ini dipusatkan di Gampong Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, salah satu kawasan yang paling terdampak akibat tumpukan kayu dan lumpur.
Dalam keterangan yang diterima dari Polri, Kasat Reskrim Polres Pidie Jaya Iptu Fauzi Admaja mewakili Kapolres Pidie Jaya, menyampaikan "Empat gajah yang kita datangkan bersama BKSDA Aceh hari ini sudah berada di lokasi. Mereka langsung kita kerahkan untuk menarik kayu-kayu besar serta material berat lainnya yang menumpuk akibat banjir."
Kapolres Pidie Jaya AKBP Ahmad Faisal Pasaribu turut memberikan penjelasan mengenai tujuan kedatangan gajah tersebut. Selain untuk membantu proses pembersihan, gajah-gajah ini juga dihadirkan sebagai bentuk dukungan psikologis bagi anak-anak yang terdampak banjir.
"Gajah-gajah ini kita datangkan bukan hanya untuk mengangkat material berat, tetapi juga untuk kegiatan trauma healing bagi anak-anak korban banjir. Kehadiran gajah dapat menghadirkan suasana ceria, mengurangi ketegangan, dan membantu memulihkan kondisi psikologis mereka," ujar Kapolres.
Distribusi bantuan logistik korban banjir
Selain itu, gajah juga dapat digunakan untuk mengantar logistik kepada para korban banjir di Pidie Jaya.
"Untuk durasi, kami akan bertugas selama tujuh hari di sini, terakhir 14 Desember 2025," kata Hadi.
Dia menerangkan gajah jinak yang membantu melakukan pembersihan ini sudah memiliki pengalaman panjang. Hewan-hewan berbelalai panjang itu juga pernah dilibatkan membantu membersihkan material saat bencana tsunami Aceh pada 2004 silam.
"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, termasuk saat tsunami di Aceh, kehadiran gajah sangat membantu membersihkan puing-puing," ujar Hadi.
Ia menambahkan, sementara ini mereka hanya fokus membantu penanganan bencana di Pidie Jaya terlebih dahulu, mengingat akses ke kabupaten lainnya belum bisa ditembus.
"Sejauh ini belum ke daerah lainnya , karena masih perlu survei dan akses ke kabupaten lain belum bisa dijangkau. Ke depan, jika diperlukan, kami siap membantu," kata Hadi.
(antara/kid)

8 hours ago
5
















































