Usai Pensiun, Kehidupan Juan Martin Del Potro Tak Seperti Yang Ia Bayangkan

1 month ago 10

Ligaolahraga.com -

Berita Tenis: Juan Martin del Potro mengungkapkan bahwa ia masih harus mengonsumsi obat-obatan setiap harinya demi membantunya mengatasi rasa sakit pada lututnya lebih dari dua musim setelah ia melakoni laga pamungkas dalam kariernya di turnamen ATP.

Juara US Open musim 2009 buka-bukaan tentang perjuangannya dalam sebuah video emosional berdurasi 12 menit yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya.

Ia menghuni peringkat tertinggi dalam kariernya ketika menghuni peringkat 3 dunia dan menyelesaikan kariernya dengan mengantongi 22 gelar turnamen ATP. Dikenal dengan Tower of Tandil, forehandnya merupakan salah satu forehand paling keras di dunia tenis ketika ia masih berkiprah di dunia tenis, yang memicu kekaguman, baik dari rekan sesama petenis maupun para penggemar.

Namun, karier mantan petenis berkebangsaan Argentina terhalang dengan serangkaian cedera yang mengharuskannya menghadapi pisau bedah lebih dari satu kali. Ia menjalani operasi pergelangan tangan kanan pada musim 2010, tiga operasi lain pada pergelangan tangan kiri pada periode musim 2014 sampai 2015. Lalu, tergelincir di grass-court ketika beraksi di Queen’s Club musim 2018, mengawali cedera lutut parah, yang mengharuskannya menjalani operasi di empat kesempatan yang berbeda, yaitu Juni 2019, Januari 2020, Agustus 2020, dan Maret 2021.

Ia terakhir kali melakoni laga terakhir di Buenos Aires musim 2022.

“Tidak ada seorang pun yang mengetahui ini, tetapi sehari setelah saya melakoni pertandingan terakhir saya melawan Federico Delbonis, saya terbang ke Swiss dan saya menjalani operasi lutut kelima,” aku del Potro.

“Sejak saat itu, saya tidak pernah mempublikasikan lagi operasi saya karena saya merasa tenang dalam konferensi pers sebelum pertandingan melawan Federico, dengan mengatakan bahwa itu mungkin akan menjadi pertandingan terakhir saya. Orang-orang pun berhenti bertanya kepada saya kapan saya akan kembali dan bermain lagi.”

“Saya melakukan semua proses itu sembunyi-sembunyi dan jika itu bekerja dengan baik, saya akan mengumumkan bahwa saya akan kembali. Saya menghabiskan dua bulan di Swiss, di sebuah desa dekat dengan Basel, berusaha untuk merehabilitasi dan tidak berhasil. Setelah dua setengah bulan, saya menjalani operasi keenam saya. Saya kembali ke AS. Lebih banyak rehabilitasi, lebih dari 100 suntikan di mana-mana. Infiltrasi, penderitaan sehari-hari. Itu hidup saya sejak pertandingan melawan Federico.”

Sayangnya, mantan petenis berusia 36 tahun tidak pernah menemukan solusi yang bisa membuka pintu baginya untuk kembali ke dunia tenis karena ia terus berjuang dengan rasa nyeri pada lututnya. Perjalanan tersebut juga memberi dampak emosional terhadap mantan petenis berkebangsaan Argentina yang kini mengonsumsi obat anti kecemasan dan obat penghilang rasa sakit secara teratur.

“Saya setiap hari masih mencari solusi. Semuanya dimulai dengan operasi pertama. Setiap kali saya memikirkannya, saya masih merasa emosional. Saya merasa buruk,” sambung del Potro.

“Kehidupan sehari-hari saya tidak seperti yang saya bayangkan. Saya tidak bisa bermain sepak bola, saya tidak bisa bermain padel. Itu buruk. Itu sangat berat.”

“Ada momen ketika saya tidak lagi memiliki kekuatan. Saya mendapati hal yang baik, hal yang buruk, tetapi seringkali saya harus berpura-pura dan memasang wajah baik, tetapi seringkali saya merasa tidak enak.”

“Setiap hari ketika saya bangun tidur, saya harus mengonsumsi enam atau tujuh pil. Lalu, pil-pil itu akan membuat saya naik berat badan, sehingga mereka mengatakan kepada saya untuk berhenti makan beberapa hal.”

Meskipun mengalami kesulitan, ia telah diberi tahu oleh dokter bahwa ia terlalu muda untuk menjalani prosedur prostetik lutut apa pun, meskipun hal tersebut bisa meningkatkan kualitas hidupnya.

Terlepas dari semua masalahnya, ia akan kembali ke lapangan pada pekan depan di Buenos Aires setelah ia akan melakoni ajang eksibisi melawan Novak Djokovic.

“Saya mulai diet, saya menurunkan berat badan, saya berlatih. Saya ingin tiba di pertandingan itu dalam kondisi sebaik mungkin,” tutur del Potro.

“Itu pertandingan perpisahan. Novak sangat murah hati menerima undangan saya. Jika selama 1, 2, atau 3 jam saya bisa merasa damai dan gembira di atas lapangan, itu akan menjadi hal yang indah.”

Artikel Tag: Tenis, Juan Martin Del Potro

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/usai-pensiun-kehidupan-juan-martin-del-potro-tak-seperti-yang-ia-bayangkan

Read Entire Article
International | Politik|