Tak Hanya Serang Lansia, Penyakit Ginjal Kronis Bisa Intai Kaum Muda Segera Deteksi Dini

1 month ago 97
  1. TRENDING

Meningkatnya kasus hipertensi dan diabetes pada usia muda menunjukkan bahwa tidak hanya lansia yang berisiko mengalami penyakit ginjal kronis.

Kamis, 14 Nov 2024 10:30:17

Tak Hanya Serang Lansia, Penyakit Ginjal Kronis Bisa Intai Kaum Muda Segera Deteksi Dini Ilustrasi Ginjal Credit: freepik.com (©© 2024 Liputan6.com)

Penyakit ginjal kronis (PGK) kini tidak hanya menjadi masalah bagi orang tua, tetapi juga mengancam kesehatan orang dewasa yang lebih muda. Meningkatnya kasus hipertensi dan diabetes pada usia yang lebih muda membuat risiko kerusakan ginjal semakin tinggi, baik dari segi struktur maupun fungsi. Penyakit ginjal kronis biasanya berkembang secara perlahan, dan gejala awalnya sering kali tidak terlihat dengan jelas. Oleh karena itu, sangat penting untuk secara rutin memantau kesehatan ginjal, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti diabetes atau hipertensi. Pemeriksaan darah dan urine secara berkala dapat membantu mendeteksi masalah ginjal pada tahap awal. Dengan deteksi yang lebih awal, pengobatan dan manajemen yang tepat dapat segera dilakukan. Namun, jika penyakit ginjal kronis telah mencapai tahap lanjut, pasien mungkin memerlukan tindakan cuci darah atau hemodialisis.

Data dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan kebutuhan akan hemodialisis terus meningkat setiap tahunnya. Dalam rentang waktu dari 2007 hingga 2020, jumlah prosedur cuci darah mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan pada tahun 2021, hemodialisis tercatat sebagai salah satu prosedur medis yang paling banyak dilakukan. Untuk mendukung layanan kesehatan nasional, PT Itama Ranoraya Tbk bekerja sama dengan PT Kencana Pilar Mandiri dan PT Trimitra Sehati dalam mendistribusikan mesin hemodialisis ke berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah kontrak kerja sama operasional untuk mesin hemodialisis telah disepakati dengan rumah sakit dan klinik di berbagai wilayah.

"Distribusi mesin hemodialisis ini adalah langkah konkret kami untuk memberikan akses yang lebih baik kepada pasien ginjal kronis di seluruh Indonesia," ujar Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk. Heru Firdausi Syarif.

Penyakit ginjal kronik bila tidak segera diintervensi maka bisa berujung gagal ginjal kronik yang memerlukan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah atau hemodialisis.

Cegah Ginjal Kronik, Lakukan Gaya Hidup Sehat

Tak Hanya Serang Lansia, Penyakit Ginjal Kronis Bisa Intai Kaum Muda Segera Deteksi Dini Ilustrasi Ginjal Credit: freepik.com © 2024 Liputan6.com

Penyakit ginjal kronik dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak usia muda. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah dengan mengonsumsi air putih sekitar 2 liter setiap hari, menghindari minuman manis, serta membatasi asupan garam. Selain itu, tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan agar berat badan tetap ideal juga sangat penting.

Menurut Kementerian Kesehatan, penerapan perilaku "CERDIK" dapat membantu mencegah penyakit ginjal kronik. Dalam hal ini, C berarti Cek atau periksa kesehatan secara berkala. E adalah Enyahkan asap rokok, di mana baik perokok aktif maupun pasif memiliki risiko tinggi mengalami penyakit jantung paru, yang dapat meningkatkan beban pada ginjal. R menunjukkan pentingnya Rajin beraktivitas fisik, dengan melakukan olahraga yang terukur dan terjadwal setidaknya 15 menit setiap hari atau 90 menit dalam seminggu. D mengacu pada Diet sehat dengan kalori seimbang, yang meliputi konsumsi nutrisi yang seimbang serta membatasi makanan instan yang kaya garam, gula, dan minyak. Dengan mengatur pola makan, kita dapat menjaga berat badan ideal. I berarti Istirahat yang cukup, yaitu minimal 6-8 jam sehari, dan K adalah Kelola stres, karena stres berlebihan dapat meningkatkan inflamasi kronik.

Kasus Dimulai dari Hipertensi dan Diabetes

Mengacu pada informasi dari Kementerian Kesehatan, faktor utama yang menyebabkan gagal ginjal kronik di Indonesia adalah diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak terkelola. Untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk ginjal, penting untuk mengonsumsi obat secara rutin demi mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah. Namun, masih banyak orang yang tidak disiplin dalam mengonsumsi obat untuk hipertensi atau diabetes mereka. Semakin tidak terkontrolnya kadar gula darah dan tekanan darah akan mempercepat perkembangan kedua penyakit tersebut, yang dapat mengakibatkan komplikasi, salah satunya adalah gagal ginjal.

Selain diabetes dan hipertensi, terdapat sejumlah penyebab lain yang dapat mengarah pada gagal ginjal. Beberapa di antaranya adalah infeksi ginjal yang sering terjadi, penyakit autoimun, ginjal polikistik, pembesaran prostat, serta penggunaan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dari dokter. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap kesehatan ginjal dan melakukan pemeriksaan secara berkala.

Artikel ini ditulis oleh

Desi Aditia Ningrum

Editor Desi Aditia Ningrum

B

Reporter

  • Benedikta Desideria
Kenali Sejumlah Jenis Penyakit Ginjal yang Bisa Menjadi Penyebab Terjadinya Cuci Darah

Kenali Sejumlah Jenis Penyakit Ginjal yang Bisa Menjadi Penyebab Terjadinya Cuci Darah

Jenis-jenis Penyakit Ginjal yang Perlu Kamu Waspadai, Cegah Sedini Mungkin atau Pilihannya adalah Cuci Darah

7.400 Pasien Penderita Gagal Ginjal di Sumsel, 1.157 Orang Meninggal

7.400 Pasien Penderita Gagal Ginjal di Sumsel, 1.157 Orang Meninggal

Penderita gagal ginjal tidak hanya pasien dewasa, karena berdasarkan data, bayi berusia enam hari juga terdeksi.

Jelang Populasi Masyarakat yang Semakin Menua, Skrining Kesehatan jadi Langkah Penting bagi Jaga Kondisi Lansia

Jelang Populasi Masyarakat yang Semakin Menua, Skrining Kesehatan jadi Langkah Penting bagi Jaga Kondisi Lansia

Populasi Indonesia yang semakin menua membutuhkan penanganan khusus termasuk skrining kesehatan untuk mencegah masalah di kemudian hari.

Junk Food dan Minuman Manis Bukan Satu-satunya Penyebab Gagal Ginjal Hingga Cuci Darah pada Anak

Junk Food dan Minuman Manis Bukan Satu-satunya Penyebab Gagal Ginjal Hingga Cuci Darah pada Anak

Walau selalu disebut sebagai penyebabnya, namun gagal ginjal tidak selalu disebabkan junk food dan minuman manis.

Diabetes Ternyata Bisa Menyerang di Usia Muda, Yuk Kenali Risikonya!
Pada Pemilik Faktor Risiko, Skrining Diabetes Bisa Dilakukan Sejak Usia 30

Pada Pemilik Faktor Risiko, Skrining Diabetes Bisa Dilakukan Sejak Usia 30

Data terbaru angka prevalensi diabetes pada 2018 menunjukkan, 9 dari 10 atau 8,9 persen orang Indonesia memiliki diabetes.

Jenis Penyakit Ginjal dan Gejalanya yang Penting Diketahui, Jaga Kesehatannya

Jenis Penyakit Ginjal dan Gejalanya yang Penting Diketahui, Jaga Kesehatannya

Pemahaman tentang penyakit ginjal sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Tak Hanya Dialami Orang Tua, Ini Penyebab Anak Muda Juga Rentan Mengalami Hipertensi

Tak Hanya Dialami Orang Tua, Ini Penyebab Anak Muda Juga Rentan Mengalami Hipertensi

Kondisi kehidupan pada saat ini membuat hipertensi tak hanya penyakit orangtua semata namun juga rentan dialami anak muda.

Waspadai Penyebab Stroke pada Anak Muda Usia 20 Tahun

Waspadai Penyebab Stroke pada Anak Muda Usia 20 Tahun

Stroke bukan hanya masalah kesehatan di usia tua, namun juga menjadi ancaman bagi anak muda.

Awas! Ini Penyebab Stroke Menyerang Kaum Muda, Kenali Gejalanya

Awas! Ini Penyebab Stroke Menyerang Kaum Muda, Kenali Gejalanya

Waspada stroke dini yang siap menyerang kaum muda. Ketahui gejala dan cara menanganinya. Simak informasi berikut.

Waspada Gagal Ginjal Kronis, Saatnya Deteksi Dini dan Cari Tahu Cara Penyembuhannya

Waspada Gagal Ginjal Kronis, Saatnya Deteksi Dini dan Cari Tahu Cara Penyembuhannya

Gagal ginjal kronis bisa jadi penyakit yang mengancam. Cari tahu metode penanganan yang tepat!

Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda dan Cara Mencegahnya, Patut Diketahui

Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda dan Cara Mencegahnya, Patut Diketahui

Ciri-ciri diabetes di usia muda sangat penting diperhatikan agar Anda bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Read Entire Article
International | Politik|