Ligaolahraga.com -
Dengan masa jabatan kepresidenan Thomas Bach yang hampir berakhir, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menghadapi masa transisi yang kritis.
Presiden berikutnya harus menyeimbangkan tradisi dengan modernisasi sembari mengatasi tantangan seperti inklusi, keberlanjutan, dan kompleksitas geopolitik.
Tujuh kandidat telah muncul, masing-masing membawa perspektif dan strategi yang unik. Kandidat yang paling menonjol adalah Sebastian Coe dan Juan Antonio Samaranch Jr. yang sudah mapan di dunia Olimpiade.
Coe, juara Olimpiade dua kali dan pemimpin Atletik Dunia, dipandang sebagai pelopor, terutama karena perannya dalam penyelenggaraan London 2012. Sikapnya yang kuat, seperti tidak mengikutsertakan atlet Rusia dan insentif finansial bagi para juara Olimpiade, mendapatkan dukungan dan kritik. Ia harus membuktikan bahwa ia dapat memberikan visi yang inklusif dengan tetap mempertahankan diplomasi.
Samaranch Jr, putra dari mantan presiden IOC, menghadirkan pendekatan manajerial, memprioritaskan pertumbuhan pendapatan dan pemasaran. Meskipun hubungannya dengan masa lalu dapat membawa stabilitas, hal ini juga dapat menghidupkan kembali kontroversi lama. Visinya mencakup kesinambungan dengan kebijakan Bach, dengan fokus pada digitalisasi dan keberlanjutan.
David Lappartient, Presiden Persatuan Balap Sepeda Internasional dan Komite Olimpiade Nasional Prancis, telah mendapatkan pengaruh dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai negosiator, ia memperjuangkan inklusi e-sports dan perluasan pusat pelatihan regional untuk negara-negara berkembang. Namun, kurangnya pengalaman atletiknya bisa menjadi kerugian saat melawan Coe.
Kirsty Coventry, satu-satunya kandidat wanita, membawa perspektif unik sebagai peraih medali emas Olimpiade dan mantan kepala Komisi Atlet IOC. Ia mengadvokasi kesetaraan gender dan representasi atlet. Pendekatan konservatifnya terhadap inklusi transgender lebih mengedepankan konsensus di antara badan-badan olahraga daripada perubahan kebijakan secara langsung.
Pangeran Feisal Al-Hussein dari Yordania memprioritaskan kesejahteraan atlet, dengan fokus pada pencegahan pelecehan dan penyalahgunaan dalam olahraga. Ia menyerukan desentralisasi yang lebih besar dan kesempatan yang adil bagi Afrika dan Amerika Latin untuk menjadi tuan rumah Olimpiade. Penekanannya pada tata kelola pemerintahan yang demokratis kontras dengan pendekatan Bach yang lebih terpusat.
Johan Eliasch, seorang pengusaha Inggris-Swedia dan kepala Federasi Ski Internasional, mengusulkan model IOC yang berorientasi pada bisnis. Dia menekankan peran kecerdasan buatan dalam mengoptimalkan manajemen acara dan meningkatkan keterlibatan penggemar. Selain itu, ia juga menyoroti keberlanjutan, mengadvokasi tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang ramah lingkungan.
Morinari Watanabe, Presiden Federasi Senam Internasional, menawarkan visi yang paling radikal: menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas secara serentak di lima kota di berbagai benua. Meskipun ide ini dapat meningkatkan keterlibatan global, tantangan logistik dan keuangan membuatnya menjadi proposal yang sulit untuk diadopsi oleh IOC yang secara tradisional konservatif.
Proses pemilihan membutuhkan mayoritas mutlak, dengan putaran pemungutan suara yang mengeliminasi kandidat dengan peringkat terendah hingga tersisa satu kandidat. Kerahasiaan dalam pemungutan suara memastikan ketidakpastian, sehingga memungkinkan hasil apa pun.
Presiden IOC berikutnya akan menentukan masa depan Gerakan Olimpiade. Memimpin di era kemajuan teknologi yang pesat, tekanan komersial, dan disiplin olahraga yang terus berkembang membutuhkan kemampuan beradaptasi dan inovasi. Inklusi, keberlanjutan, dan transparansi kini menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar.
Penerus Bach harus mengarahkan organisasi dengan visi yang jelas dan inklusif untuk mengatasi tantangan global. Keputusan tahun 2025 tidak hanya akan membentuk Olimpiade, tetapi juga memengaruhi para atlet, penyelenggara, dan negara di tahun-tahun mendatang.
Artikel Tag: IOC
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/masa-depan-ioc-siapa-yang-akan-menggantikan-thomas-bach