Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang

2 months ago 11
  1. PERISTIWA
  2. REGIONAL

Omzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Jumat, 08 Nov 2024 14:57:38

Aksi Paslon Bagi-Bagi Beras di Pilkada Garut Ikut Picu Penurunan Omzet Pedagang Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Cibubur, Jakarta, Senin (19/2/2024). Menurut pedagang beras di Pasar Cibubur, harga beras naik untuk beras 50 Kg dari Rp 770.000 menjadi Rp 800.000 untuk eceran atau per liter dari Rp 12.000 menjadi Rp 14.000 rata-rata kenaikan harga beras Rp 2000 untuk per liternya. (©©2023 Liputan6.com/Herman Zakharia)

Omzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan. Salah satu pemicunya adalah adanya kegiatan pembagian beras dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Garut di lapangan.

Salah satu pedagang beras di Pasar Ciawitali Garut, Yuyun mengaku dirinya kehilangan omzet penjualan lebih dari 60 persen.

"Dibanding pandemi Covid-19, kondisi penjualan beras saat ini sangat turun drastis memang," kata Yuyun, Jumat (8/11).

Dijelaskan Yuyun, ada sejumlah variabel yang menyebabkan turunnya angka penjualan beras. Di antaranya karena adanya bantuan pemerintah, kondisi ekonomi masyarakat, hingga adanya pasangan calon di Pilkada Garut yang bagi-bagi beras.

"Kalau yang bantuan dan kondisi ekonomi, memang terjadi penurunan tapi tidak terlalu signifikan. Tapi di momen pilkada, sejak akhir bulan kemarin sampai saat ini lebih memperparah lagi, dan informasinya memang ada pasangan calon yang bagi-bagi beras ke masyarakat," jelasnya.

Meski ada pasangan calon yang bagi-bagi beras, menurutnya beras yang dibagikan bukanlah berasal dari Garut. Hal tersebut dipastikannya setelah melihat kemasan beras yang dibagikan.

"Jadi tidak ada pasangan calon yang membeli beras dari para pedagang, jadinya kalau berbicara stok memang masih ada dan aman. Tapi karena jumlah pembelinya juga turun, kita juga harus putar otak lagi," ucapnya.

Diungkapkannya, kondisi tersebut tidak hanya dialaminya, namun juga dialami oleh pedagang beras yang lainnya di sejumlah pasar di Garut. Bila dirata-ratakan, penurunan penjualan beras ini se-Kabupaten Garut mencapai 50 persen.

"Kalau obrolan di sesama pedagang beras, ada pedagang yang sampai turun omzet hingga 70 persen, ada juga yang 60 persen. Tapi kalau dikalkulasikan, dipukul rata semua ya penurunannya di angka 50 persen," ungkapnya.

Sementara, Ogi salah satu warga Kecamatan Tarogong Kaler mengaku bahwa di kampungnya memang banyak menerima bantuan beras dari pasangan calon. Kondisi ini pun diakuinya memang cukup membuat ia bersama warga lainnya cukup terbantu.

"Karena diberi beras, ya kita mah sebagai masyarakat seneng-seneng aja. Mungkin kemasannya hanya lima kilogram, tapi kalau untuk sekeluarga mah ya lumayan tidak harus beli beras beberapa waktu," ucapnya.

Menurut Ogi, bantuan beras yang diberikan pasangan calon memang bukan produk lokal Garut. Hal itu diyakininya dari kemasan hingga nasi setelah dinanak.

"Kemasannya beda, rasanya yang paling kerasa bukan beras lokal. Kalau beras lokal mah pulen banget, tapi ya tetap saja kami sangat bersyukur," katanya.

Diketahui, sebelumnya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan akan adanya kemungkinan kelangkaan beras di pasaran. Hal itu dikarenakan adanya kemungkinan calon kepala daerah yang memborong beras di pasaran.

Artikel ini ditulis oleh

Yacob Billiocta

Editor Yacob Billiocta

Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog

Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.

Dampak dari Kemarau Panjang, Ini Fakta di Balik Naiknya Harga Beras di Jateng

Dampak dari Kemarau Panjang, Ini Fakta di Balik Naiknya Harga Beras di Jateng

Kemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.

Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan

Hanya Terima Rp700 Per Kilogram, Petani Tomat di Garut 'Berduka' Buang Hasil Panen di Pinggir Jalan

Di panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram

Garut 2 bulan yang lalu

Kesal Benderanya Tak Laku, Pedagang Jalanan Ngamuk Rusak dan Lempari Rumah Penjual Online di Garut

Kesal Benderanya Tak Laku, Pedagang Jalanan Ngamuk Rusak dan Lempari Rumah Penjual Online di Garut

Setidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut

Masuk Musim Panen, Harga Beras di Cipinang Turun Rp 1.000 Per Kilogram

Masuk Musim Panen, Harga Beras di Cipinang Turun Rp 1.000 Per Kilogram

Ketua Perpadi Jakarta ini mengatakan penurunan harga mencapai Rp700-1.000 per kilogram di Cipinang.

Harga Beras Mahal, Pedagang Ngaku Kesulitan Dapat Stok Beras Premium

Harga Beras Mahal, Pedagang Ngaku Kesulitan Dapat Stok Beras Premium

Ada beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.

Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat
 Bisa-Bisa Tidak Makan karena Tak Mampu Beli
 Harga Cabai Merah Turun Rp 30 Ribu Seiring Panen Melimpah di Boyolali
Gara-Gara Harga Beras Mahal, Pedagang Pilih Berhenti Jualan Karena Tak Tega Naikkan Harga

Gara-Gara Harga Beras Mahal, Pedagang Pilih Berhenti Jualan Karena Tak Tega Naikkan Harga

Dia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.

Harga Beras Mahal, UMKM Makanan Menjerit dan Terpaksa Harus Naikkan Harga Jualan

Harga Beras Mahal, UMKM Makanan Menjerit dan Terpaksa Harus Naikkan Harga Jualan

Harga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.

UMKM 1 tahun yang lalu

 Porsi Dikurangi Daripada Naikkan Harga
Read Entire Article
International | Politik|