Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, menyatakan sejumlah wilayah masih terasing dan banyak penduduk yang memerlukan bantuan.
Minggu, 27 Okt 2024 18:58:00
Jumlah korban yang tewas dan hilang akibat banjir serta tanah longsor yang disebabkan oleh Badai Tropis Trami di Filipina kini hampir mencapai 130 orang. Menurut Presiden Filipina Ferdinand Marcos, sejumlah daerah masih terisolasi dan banyak orang yang membutuhkan bantuan, sebagaimana dilaporkan oleh Japan Today pada Minggu (27/10/2024).
Badai Tropis Trami melanda Filipina bagian barat laut, mengakibatkan sedikitnya 85 orang meninggal dunia dan 41 lainnya dilaporkan hilang. Badan tanggap bencana Filipina menyatakan bahwa ini merupakan salah satu badai paling mematikan dan merusak yang terjadi di Asia Tenggara tahun ini. Diperkirakan, jumlah korban tewas akan terus bertambah seiring dengan laporan yang datang dari daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.
Dalam upaya pencarian, puluhan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan personel darurat lainnya, dibantu oleh tiga ekskavator dan anjing pelacak, tengah menggali lokasi untuk menemukan dua penduduk desa terakhir yang hilang di kota tepi danau Talisay, provinsi Batangas. Seorang ayah, yang menunggu kabar tentang putrinya yang berusia 14 tahun yang hilang, terlihat menangis saat penyelamat mengeluarkan jenazahnya dari lokasi kejadian dan memasukkannya ke dalam kantong mayat hitam.
Dalam keadaan putus asa, sang ayah mengikuti petugas polisi yang membawa kantong mayat menyusuri gang desa yang dipenuhi lumpur menuju mobil polisi. Ia mengatakan bahwa ia yakin jenazah tersebut adalah putrinya, meskipun pihak berwenang perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan identitas penduduk desa yang ditemukan di gundukan tanah. Di sebuah gedung olahraga yang terletak dekat pusat kota, terdapat lebih dari selusin peti mati putih yang berjejer, berisi sisa-sisa jenazah yang berhasil ditemukan di antara tumpukan lumpur dan batu-batu besar.
Kesulitan dalam menangani banjir
Presiden Ferdinand Marcos menyatakan bahwa curah hujan yang sangat tinggi akibat badai telah membuat upaya pengendalian banjir di provinsi yang terkena dampak Trami menjadi sangat sulit. "Airnya terlalu banyak," ungkap Marcos kepada wartawan. Ia juga menambahkan, "Kami belum selesai dengan pekerjaan penyelamatan kami." Menurutnya, masih banyak daerah yang terendam banjir dan tidak dapat dijangkau bahkan oleh truk besar.
Marcos menegaskan bahwa pemerintah akan merencanakan proyek pengendalian banjir untuk mengatasi tantangan luar biasa yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Lebih dari 5 juta orang terpengaruh oleh badai ini, termasuk hampir setengah juta orang yang sebagian besar telah mengungsi ke lebih dari 6.300 tempat penampungan darurat di berbagai provinsi. Dalam rapat darurat Kabinet, Marcos menyampaikan kekhawatirannya mengenai laporan peramal cuaca yang menyebutkan bahwa badai tersebut mungkin akan berbalik arah minggu depan, didorong oleh angin bertekanan tinggi di Laut China Selatan.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Pandasurya Wijaya
T
Reporter
- Teddy Tri Setio Berty
Prabowo Berduka atas Bencana Banjir Lahar Marapi: Kami Akan Pantau Terus Apa yang Bisa Dibantu
Presiden terpilih Prabowo Subianto turut berdukacita atas musibah banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar) yang menewaskan puluhan
Update Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar: 58 Jiwa Tewas, 35 Orang Masih Hilang
Banjir lahar hujan Gunung Marapi yang melanda lima kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar).
Update Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Sumbar: 50 Orang Tewas dan 3.396 Jiwa Mengungsi
Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang serius hingga ditetapkan dan diberlakukan masa tanggap darurat selama 14 hari.
FOTO: Topan Yagi Amuk Thailand hingga Sebabkan Banjir Dahsyat, Longsor dan Korban Jiwa
Setelah menghantam Vietnam, Topan Yagi bergerak ke negeri tetangga hingga mengirimkan angin kecang, banjir dan tanah longsor.
BPBD Catat Kerugian Sementara Bencana Sumbar Mencapai Rp108,38 Miliar
Bencana banjir bandang di Sumbar menyebabkan puluhan orang meninggal dunia
Jokowi Ungkap Sederet Penyebab Bencana Kelaparan di Papua Tengah
Bencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Banjir Bandang di Ternate, 11 Orang Meninggal Dunia
Selain korban meninggal, Basarnas Ternate juga berhasil menyelamatkan dua orang warga.