Badan Siber Amerika Serikat menyatakan tidak ada bukti yang menunjukkan negara lain dapat menyusup dan memanipulasi infrastruktur pemilihan presiden di AS.
Rabu, 06 Nov 2024 20:59:00
Para pejabat dari Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) memberikan pujian terhadap keamanan infrastruktur pemilu di Amerika Serikat. Mereka menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa negara-negara musuh seperti Rusia, Iran, dan China dapat menyusup serta memanipulasi sistem pemilu, khususnya pilpres AS.
"Saya dapat katakan dengan keyakinan besar bahwa saya tidak percaya ada peretasan teknis terhadap pemilu kita dengan cara yang mungkin akan berdampak besar terhadap pemilihan presiden," ungkap Direktur CISA, Jen Easterly, seperti yang dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (6/11/2024).
Easterly menjelaskan bahwa dengan adanya berbagai lapisan pengaman, perlindungan keamanan siber, serta kontrol akses fisik, dan juga uji coba pra-pemilu terhadap peralatan untuk memastikan akurasinya, sangat sulit bagi pelaku jahat untuk merusak atau memanipulasi sistem pemungutan suara.
"Tidak mungkin ada pelaku jahat yang merusak atau memanipulasi sistem pemungutan suara kita sedemikian rupa sehingga berdampak besar pada hasil pemilihan presiden, yang tentu saja tidak mungkin tidak terdeteksi," tambahnya saat berbicara kepada wartawan. Kepercayaan ini juga didukung oleh sistem pemilu AS yang terdesentralisasi, di mana setiap negara bagian memiliki sistemnya sendiri untuk mencatat dan menghitung suara.
Persiapan yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh CISA bersama dengan para pejabat pemilihan lokal dan negara bagian di seluruh AS juga berkontribusi terhadap keamanan ini. Upaya tersebut meliputi lebih dari 700 penilaian keamanan siber, serta ratusan latihan pemilihan dan sesi pelatihan pemilu sejak awal tahun 2023.
Selain itu, tidak ada sistem pemungutan suara negara bagian yang terhubung ke internet, dan diperkirakan sekitar 97 persen pemilih di AS akan memberikan suara di wilayah hukum yang menyediakan catatan kertas sebagai cadangan.
"Infrastruktur pemilu kita tidak pernah seaman ini," kata Easterly. Dia menambahkan, "Komunitas pemilu belum pernah sesiap ini untuk menyelenggarakan pemilihan yang aman, terjamin, bebas, dan adil."
Sebanyak 77 juta warga Amerika Serikat telah memberikan suara
CISA memperkirakan bahwa lebih dari 77 juta warga Amerika Serikat telah memberikan suara selama fase pemungutan suara awal. Selain itu, diperkirakan puluhan juta pemilih lainnya akan memberikan suara secara langsung pada Hari Pemilihan. Meskipun sebagian besar proses pemungutan suara berjalan lancar, berbagai organisasi yang mewakili pejabat pemilihan negara bagian telah mengingatkan akan adanya kemungkinan gangguan.
"Sebagai mana Hari Pemilihan lainnya, penting untuk dicatat bahwa masalah operasional mungkin muncul," ungkap Asosiasi Nasional Direktur Pemilihan Negara Bagian dan Asosiasi Nasional Sekretaris Negara Bagian.
Menurut mereka, "Lokasi pemilu dapat dibuka terlambat, mungkin saja ada antrean selama periode yang sibuk, atau ada daerah yang mengalami mati listrik." Mereka juga menekankan bahwa "Ada tantangan yang tak terelakkan yang akan muncul pada Hari Pemilihan." Selain itu, terdapat berbagai upaya lain yang berpotensi menggagalkan proses pemilihan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemilih untuk bersiap menghadapi kemungkinan kendala yang bisa terjadi pada hari yang krusial ini.
Berbagai jenis gangguan
CISA melaporkan bahwa mereka telah mengamati beberapa insiden kecil, termasuk upaya untuk mengganggu situs pemilihan resmi melalui serangan penolakan layanan terdistribusi.
Selain itu, terdapat juga beberapa percobaan untuk meledakkan atau membakar kotak suara.
"Kami perkirakan insiden semacam ini dan berbagai bentuk gangguan lainnya akan berlanjut pada Hari Pemilihan dan pada hari-hari berikutnya," ungkap Easterly kepada wartawan. Meskipun ada gangguan tersebut, ia menekankan bahwa tidak ada dampak signifikan terhadap infrastruktur pemilihan yang terjadi.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Pandasurya Wijaya
T
Reporter
- Teddy Tri Setio Berty
- Tim Global
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS
Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Rusia 4 jam yang lalu
Jawaban KPU Dituding Kubu Anies-Cak Imin soal Independensi Selaku Penyelenggara Pemilu Lumpuh
Tudingan itu sebelumnya disampaikan Tim Hukum Nasional AMIN saat sidang perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) terkait hasil Pilpres 2024.
VIDEO: Keras! KPU Keluarkan Bantahan, Jawab Tuduhan Pasangan Anies-Muhaimin
KPU mengeluarkan serangkaian bantahan, menjawab tuduhan dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar saat sidang PHPU
KPU 8 bulan yang lalu
Penjelasan Lengkap MK soal Tak Ada Bukti Penjabat Kepala Daerah Curangi Pilpres 2024
Anies-Cak Imin dalam dalilnya menuding penjabat kepala daerah ikut cawe-cawe dukung Prabowo-Gibran
Bawaslu Tegaskan Dalam UU Pemilu Tidak Ada Namanya Kecurangan, Adanya Pelanggaran
Ia juga mengatakan bahwa lembaganya menerima permohonan untuk pengaduan mengenai hal tersebut.
KPU Pastikan Tidak Ada Penyimpanan Data Sirekap di Luar Negeri
Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.
MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres 2024 Anies-Cak Imin
Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan Anies-Cak Imin terkait hasil Pilpres 2024.
Hakim MK Arief Hidayat membacakan putusan yang menyebutkan bahwa tak terbukti adanya intervensi Presiden terkait penetapan capres-cawapres 2024.
VIDEO: KPU & Bawaslu Cawe-Cawe Tegaskan Tak Ada Bukti Penggelembungan Suara PSI
Bawaslu buka suara terkait dugaan penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Tahun Pemilu Disebut Paling Disukai Hacker, Ini Buktinya
Berikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
VIDEO: Bawaslu: Tak Ada Kecurangan di Pemilu, Belum Ada Pelanggaran Bisa Batalkan Hasil
Bagja juga menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan pelanggaran yang dapat membatalkan hasil Pemilu 2024.