Biaya Pernikahan Terlalu Mahal, Banyak Warga Korea Pilih Kumpul Kebo

2 months ago 10
  1. UANG

Laporan itu juga menyebutkan masyarakat semakin mendukung kelahiran anak di luar nikah.

Selasa, 12 Nov 2024 15:37:00

Biaya Pernikahan Terlalu Mahal, Banyak Warga Korea Pilih Kumpul Kebo Ilustrasi suami istri, caption Instagram. (Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay) (©@ 2024 merdeka.com)

Badan Statistik Korea menunjukkan semakin banyak warga Korea yang terbuka untuk hidup bersama dan memiliki anak tanpa menikah. Pilihan hidup ini menjadi tren karena negara tersebut menghadapi perubahan dalam konsep tradisionalnya tentang keluarga.

Laporan yang dilansir dari The Korea Times menyebutkan, survei ini didasarkan pada survei dua tahunan yang dilakukan pada bulan Mei untuk mengetahui persepsi warga Korea tentang keluarga, pendidikan, kesejahteraan, keamanan sosial, dan kondisi kehidupan.

Dari 36.000 responden berusia 13 tahun atau lebih, 67,4 persen mengatakan, mereka menganggap dapat diterima jika pasangan yang belum menikah untuk hidup bersama.

"Angka tersebut menunjukkan peningkatan yang stabil sejak 2012," kata badan statistik tersebut, seraya mencatat angka tersebut naik dari 45,9 persen pada 2012 menjadi 46,6 persen pada 2014, 48 persen pada 2016, 56,4 persen pada 2018, 59,7 persen pada 2020, dan 65,2 persen pada 2022.

Laporan itu juga menyebutkan masyarakat semakin mendukung kelahiran anak di luar nikah.

Laporan itu mencatat bahwa 37,2 persen dari 36.000 responden mendukung, naik dari 22,4 persen pada 2012, 22,5 persen pada 2014, 24,2 persen pada 2016, 30,3 persen pada 2018, 30,7 persen pada 2020, dan 34,7 persen pada 2022.

Pemicu Kohabitasi

Temuan ini muncul di tengah mahalnya biaya pernikahan, yang menurut 76,9 persen responden "terlalu mahal".

Tingginya biaya pernikahan, perumahan, dan pengasuhan anak menjadi penyebab rendahnya angka pernikahan dan kelahiran di Korea.

Sebanyak 31,3 persen responden survei memilih kekurangan uang sebagai alasan menghindari pernikahan.

Sebanyak 15,4 persen lainnya menganggap biaya membesarkan anak sebagai hambatan untuk menikah, dan 12,9 persen lainnya menganggap ketidakstabilan karier sebagai hambatan.

Mengenai perlu tidaknya pernikahan, 52,5 persen menjawab perlu, 41,5 persen mengatakan itu "masalah pilihan" dan 3,3 persen lainnya mengatakan tidak perlu.

"Sederhananya, 44,8 persen warga Korea tidak begitu positif tentang pernikahan," kata Statistik Korea.

Wanita Lajang Korea Pesimis

Disebutkan bahwa wanita lebih pesimis daripada pria tentang pernikahan, khususnya wanita lajang.

Berdasarkan jenis kelamin, 58,3 persen pria mengatakan pernikahan itu perlu, sedangkan 46,8 persen wanita menjawab sama.

Untuk pria lajang, 41,6 persen di antaranya memiliki sikap positif tentang pernikahan, tetapi hanya 26 persen wanita lajang yang demikian.

Persepsi positif berkorelasi dengan usia. Sekitar 33,7 persen responden berusia antara 13 dan 19 tahun mengatakan "Ya" untuk menikah, dibandingkan dengan 39,7 persen responden berusia 20-an dan 43,9 persen responden berusia 30-an.

Mengenai jumlah anak ideal bagi sebuah keluarga, 66,9 persen responden menjawab dua, 19,2 persen menjawab satu, dan 10,1 persen menjawab tiga.

Artikel ini ditulis oleh

Yunita Amalia

Editor Yunita Amalia

Ramai-Ramai Warga Korsel Ogah Nikah dan Punya Anak, Ini Alasannya

Ramai-Ramai Warga Korsel Ogah Nikah dan Punya Anak, Ini Alasannya

Banyak faktor yang menyebabkan warga Korea Selatan enggan menikah dan memiliki anak.

Angka Kelahiran di Korea Selatan Sentuh Titik Terendah, Bisa Jadi Peluang Untungkan Indonesia

Angka Kelahiran di Korea Selatan Sentuh Titik Terendah, Bisa Jadi Peluang Untungkan Indonesia

Jumlah rata-rata kelahiran bayi di Korea Selatan tahun 2021 sebesar 0,81 kemudian angka ini turun di tahun 2022 menjadi 0,78.

Sederet Bantuan Pemerintah Bikin Angka Pernikahan di Korea Naik

Sederet Bantuan Pemerintah Bikin Angka Pernikahan di Korea Naik

Tren ini muncul seiring bantuan finansial yang diberikan pemerintah.

Korea 2 bulan yang lalu

Angka Kelahiran di Korsel Rendah hingga Jadi Krisis Nasional, Begini Langkah Cepat Presiden Yoon
71,2 Persen Nenek-Nenek di Korea Selatan Masih Bekerja, Gajinya Rp22 Juta per Bulan

71,2 Persen Nenek-Nenek di Korea Selatan Masih Bekerja, Gajinya Rp22 Juta per Bulan

Korea Selatan memiliki angka kelahiran yang rendah, namun memiliki populasi lansia dengan angka yang cukup besar.

Penjualan Stroller buat Anjing Meningkat Pesat di Korea

Penjualan Stroller buat Anjing Meningkat Pesat di Korea

Sebanyak 97 persen negara-negara maju mengalami tingkat kelahiran yang sangat rendah.

Populasi Korea Kembali Meningkat Setelah Dua Tahun Berturut-Turut Alami Tren Penurunan
Negara Ini Siap Bayar Rp11 Juta untuk Masyarakat yang Mau Berpacaran, Kalau Menikah Diberi Rp236 Juta

Negara Ini Siap Bayar Rp11 Juta untuk Masyarakat yang Mau Berpacaran, Kalau Menikah Diberi Rp236 Juta

Acara yang dijadwalkan pada bulan Oktober ini ditujukan bagi kaum muda berusia 23 hingga 43 tahun yang tinggal atau bekerja di distrik tersebut.

Gara-Gara Perkawinan Internasional, Bikin Standar Rumah Tangga di Korea Naik

Gara-Gara Perkawinan Internasional, Bikin Standar Rumah Tangga di Korea Naik

Warga negara Korea yang menikah dengan orang asing memiliki standar calon pasangannya adalah sarjana dengan pendapatan ideal.

Korea 6 bulan yang lalu

Korea Selatan Bakal Kasih Uang Rp11,8 Juta untuk Masyarakat yang Mau Berpacaran

Korea Selatan Bakal Kasih Uang Rp11,8 Juta untuk Masyarakat yang Mau Berpacaran

Dan apabila mereka berhasil mencapai jenjang pernikahan, maka pasangan tersebut akan mendapatkan bonus besar lainnya sebesar 20 juta won atau Rp236 juta.

Kim Jong-un Menangis di Depan Ibu-Ibu Korea Utara, Ini Penyebabnya

Kim Jong-un Menangis di Depan Ibu-Ibu Korea Utara, Ini Penyebabnya

Momen langka ini terjadi ketika pemimpin Korea Utara itu menghadiri acara Pertemuan Nasional Para Ibu.

Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia

Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia

Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis

Read Entire Article
International | Politik|