- TEK
- IT
Salah satunya menangani banyak proyek sistem pembayaran BUMN.
Rabu, 13 Nov 2024 18:02:00
Yogi Rizkian Bahar, CEO LinkAja optimis jika perusahaan yang dipimpinnya mampu tumbuh di rata-rata industri. Ia beralasan, fintech sebagai bagian dari ekosistem digital akan mendapatkan durian runtuh bila industrinya juga tumbuh. Berdasarkan data yang diketahuinya, ekonomi digital terus menunjukan pertumbuhan setiap tahunnya.
“Jadi jika ekonomi digital naik, turunannya kan salah satunya alat pembayaran ya, nah itu akan berdampak terhadapan kenaikan di kami,” ujar dia ditemui di Jakarta saat umumkan kemitraan strategis dengan Mega Insurance, Rabu (13/11).
Ia pun percaya diri mampu membawa LinkAja tumbuh sekitar 12-13 persen di tahun ini dan tahun depan. Salah satu strateginya adalah berkolaborasi dengan semua pihak yang membutuhkan alat pembayaran digital.
Contohnya dengan Mega Insurance. Kolaborasi dengan Mega Insurance ini merupakan pilot project yang pada ujungnya mampu mendongkrak pertumbuhan LinkAja.
“Ya seperti kolaborasi dengan Mega Insurance ini. Ini salah satu langkah kami memberikan kemudahan kepada masyarakat dengan beragam opsi produk hanya dalam satu aplikasi,” jelasnya.
Banyak Proyek dengan BUMN
Sebagaimana diketahui LinkAja merupakan alat pembayaran bentukan dari beberapa perusahaan BUMN seperti Telkomsel dan Bank-bank plat merah. Karena itu, Yogi mengakui banyak proyek-proyek besar BUMN yang digarap oleh LinkAja. Porsi pendapatan antara B2B dengan B2C, justru jauh lebih besar dengan B2B.
“Kami ini fokus ke BUMN. Karena shareholders kami adalah BUMN. Jadi ya kami mungkin gak kelihatan di market, tapi kami banyak bermain sebagai jalur pembayaran di BUMN. Proyek kami banyak banget dengan BUMN,” ungkap dia.
Yogi menyontohkan aplikasi MyPertamina. Aplikasi tersebut sistem pembayarannya dibuat dengan menggunakan gerbang teknologi milik LinkAja. Namun bukan berarti pembayaran hanya bisa dilakukan dengan LinkAja.
“Alat bayarnya bisa macam-macam. Bisa pakai OVO dan lain sebagainya. Jadi setiap transaksi itu kami bisa dapat sesuatu. Hal-hal yang seperti itu terus terang menjadikan kami sustain di industri ini,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Fauzan Jamaludin
F
Reporter
- Fauzan Jamaludin
Inovasi Jadi Kunci Utama Perbankan Bertahan di Era Disruptif Teknologi
Berbagai inovasi perbankan digital turut berkontribusi mendorong pertumbuhan Bank DKI secara berkelanjutan.
Lewat Aplikasi Livin dan Solo Techno Park, Bank Mandiri Sabet Penghargaan Merdeka Awards 2024
Penghargaan diterima langsung oleh Ricky Andriano, VP Corporate Communications Bank Mandiri.
Gambaran Masa Depan Industri Perbankan dan Fintech di Indonesia
masa depan industri perbankan dan fintech di Indonesia akan didorong oleh penggunaan infrastruktur bersama dan fitur-fitur inovatif.
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya
Transformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.
BUMN 1 bulan yang lalu
UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi
Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
UMKM 3 bulan yang lalu
Erick Thohir Jamin Restrukturisasi BUMN Karya Tak Ganggu Pembangunan IKN
Sebanyak 6 perusahaan BUMN karya membentuk perusahaan patungan bernama PT Karya Logistik Nusantara (KLN) untuk membangun IKN.
Layanan Ini Buat Pemda Bisa Pantau Pengeluaran Anggaran Secara Real Time
Pentingnya digitalisasi BPD untuk mendukung pengelolaan anggaran daerah.
Perkuat Layanan Digital Virtual Account, Ini yang Dilakukan Bank DKI
Pengembangan Sistem Virtual Account (VA) dengan menggandeng SPE Solution menjadi salah satu upaya dalam memperkuat layanan keuangan digital.