Cerita Para Pemain Fun Football di Jogja, Tak Jera Walau Pernah Cedera

2 months ago 12
  1. JAWA TENGAH
  2. BERITA

Walaupun hanya sebagai ajang senang-senang, Fun Football tak bisa lepas dari risiko cedera.

Minggu, 10 Nov 2024 10:01:00

Cerita Para Pemain Fun Football di Jogja, Tak Jera Walau Pernah Cedera Salah satu pertandingan Fun Football di Lapangan Ahmad Zaeni, Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean, Sleman (©Merdeka.com/Shani Rasyid)

Akhir pekan menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu bagi Sandi Permana (32). Pria yang bekerja sebagai sales dan marketing pada salah satu hotel bintang empat di Yogya itu rutin mengikuti pertandingan “Fun Football” yang diadakan komunitas Satwa United setiap minggunya.

Ia rutin mengikuti Fun Football setiap akhir pekan demi menjaga kebugaran tubuh. Selain sepak bola, Sandi juga rutin melakoni olahraga lari dan badminton.

Orang lain juga bertanya?

“Karena konsepnya ‘Fun Football’, kami tidak pernah mengincar menang. Jadi mainnya tidak pernah ‘ngoyo’ (ngotot-red). Istilahnya nyari keringat bareng. Kalau misal kita sudah merasa kelelahan, ya sudah tidak usah dipaksa main lagi,” kata Sandi saat ditemui di Lapangan Ahmad Zaeni, Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean, Sleman, pada Sabtu (21/9).

Senada, Yohanes Simanjuntak (32), juga menjadikan kegiatan “Fun Football” tiap akhir pekan untuk menjaga kebugaran. Selama bekerja, ia lebih banyak menghabiskan waktu duduk sepanjang hari. Hal ini membuat Fun Football menjadi sarana baginya untuk melampiaskan penat dan stress selama bekerja.

“Apalagi ketemu teman-teman dan bercanda bareng. Bisa bantu imun lah,” imbuh pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha konveksi itu.

Untuk bisa bergabung dalam sebuah pertandingan, setiap pemain harus mengeluarkan iuran antara Rp55-100 ribu. Itu untuk lapangan standar milik desa. Terkadang dalam periode tertentu mereka juga bermain di stadion besar seperti Stadion Sultan Agung Bantul, Stadion Maguwoharjo, bahkan pernah juga main di luar kota seperti di Stadion Manahan Solo.

Bila bermain di stadion bertaraf internasional seperti itu, mereka harus mengeluarkan kocek lebih besar. Namun mereka rela menghabiskan uang banyak asal hobi mereka tersalurkan. Selain itu, ada kebanggaan dan sensasi tersendiri saat bermain di stadion besar.

“Kalau main di Stadion Manahan itu iuran per orang bisa sampai Rp200 ribu. Kapan lagi bisa main di sana. Sekalian main ke Solo bareng istri, jalan-jalan, kulineran, sorenya main bola, terus nginep, besoknya baru pulang,” ungkap Yohanes dengan antusias.

Tak hanya sekedar menjaga kebugaran tubuh, bergabung di komunitas Fun Football juga bisa menambah relasi baru terutama bagi Yohanes yang merupakan warga pendatang. Baginya, menjalin hubungan dengan orang baru merupakan hal yang penting agar ia tidak merasa sendiri di perantauan. Ia pun bisa ikut berbagai komunitas Fun Football di Yogya, tak hanya terpaku pada satu komunitas saja.

Risiko Cedera

Cerita Para Pemain Fun Football di Jogja, Tak Jera Walau Pernah Cedera Yuda Alfi (29), salah satu pemain dari komunitas fun football Imaji FC yang pernah menderita cedera ligamen. Cedera itu membuatnya harus memakai penyangga kaki dan absen bermain bola 3 bulan Instagram/Yuda Alfi

Walaupun hanya sekedar senang-senang dan tak ada ambisi untuk meraih kemenangan, bermain Fun Football bukannya tanpa risiko. Berbagai benturan yang tak terhindarkan atau salah tumpuan saat jatuh memungkinkan pemain terkena cedera.

Pemain Fun Football lainnya, Alfi Yuda (29) tahun, sempat sekali mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL) yang membuatnya harus absen bermain sepak bola selama dua bulan.

Ia bercerita, waktu itu pertandingan berlangsung dengan tensi tinggi dan komunitas yang ia hadapi tampak berambisi meraih kemenangan. Pada suatu momen ia mengalami benturan keras di bagian lutut dengan kaki pemain lawan.

“Karena kejadian itu, aku harus pakai empat penyangga otot selama tiga bulan. Lutut rasanya seperti goyang. Untung tidak sampai putus ligamennya,” kata Yuda saat ditemui Merdeka.com pada Minggu (6/10).

Selama berkecimpung di dunia Fun Football, Yuda pernah mengalami cedera lain seperti cedera engkel dan memar. Menurutnya, ada beberapa komunitas Fun Football yang menyikapi pertandingan secara serius.

“Ada beberapa pertandingan yang sifatnya kompetitif, apalagi kalau ada hadiah piala-nya. Mereka nyari ‘pride’, nyari gengsi. Karena kalau di komunitas Fun Football itu, makin terkenal komunitasnya, makin banyak orang yang mau ikut. Makin banyak juga yang mau kasih sponsor,” terangnya.

Pengalaman cedera saat bermain Fun Football juga pernah dialami Yohanes. Sama seperti Yuda, kakinya terlibat benturan dengan kaki pemain lawan. Akibatnya bagian engkelnya cedera dan ia harus absen dua bulan bermain Fun Football.

“Saya sampai panggil fisioterapi karena kondisinya mengkhawatirkan sekali. Bengkaknya sampai dua telur. Ngeri banget. Mau jalan atau mau kerja jadi terhambat,” tutur Yohanes menggambarkan kondisinya saat cedera engkel.

Nostalgia Masa Kecil

Cerita Para Pemain Fun Football di Jogja, Tak Jera Walau Pernah Cedera Yohanes Simanjuntak, salah seorang pemain komunitas Fun Football Satwa United FC, saat ditemui Merdeka.com di Lapangan Ahmad Zaeni, Sidoagung, Godean, Sleman, pada Sabtu (21/9) Merdeka.com/Shani Rasyid

Walau pernah cedera, mereka tak pernah kapok bermain Fun Football. Bagi Yuda, bermain fun football merupakan cara melepas rasa stress karena bekerja seminggu penuh. Ditambah lagi, ia telah terjun ke dunia sepak bola sejak lama.

Ia teringat saat masih tinggal di kampung halamannya di Cilegon, Banten, ia bukanlah pemain yang Istimewa. Ia tidak pernah ikut sekolah sepak bola. Ia pun sering merasa ‘insecure’ saat melihat teman-teman sepermainannya begitu hebat bermain sepak bola. Namun semua itu berubah saat ia merantau ke Jogja untuk menempuh pendidikan.

Sejak berkuliah di Jogja pada tahun 2013, ia aktif di unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola di kampusnya. Dari sana kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar terus terasah. Ia tembus ke tim utama dan mewakili almamaternya, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, pada berbagai turnamen.

Setelah itu ia dipanggil salah satu tim divisi dua tingkat Kabupaten Sleman untuk turnamen liga yang mereka ikuti. Karena hanya sampai babak play-off, Yuda hanya bermain sebanyak 4-5 pertandingan bersama tim itu.

“Walaupun kariernya singkat, tapi karena dibayar dan diberi akomodasi, bagiku ini adalah sebuah pencapaian,” ujarnya.

Sama halnya dengan Yuda, Yohanes juga tidak pernah kapok bermain Fun Football walau pernah cedera. Baginya, masih bisa bermain sepak bola di usianya yang sudah menginjak kepala tiga adalah sebuah kebanggaan walau hanya sebatas Fun Football. Selain itu, ia jadi teringat masa kecilnya yang sering bermain bola di lapangan kampung.

“Nggak semua orang seusia saya masih bisa bermain sepak bola sampai sekarang. Jadi teringat dulu sore-sore main bola sampai maghrib. Semacam nostalgia masa kecil,” kata Yohanes.

Artikel ini ditulis oleh

Tyas Titi Kinapti

Editor Tyas Titi Kinapti

Viral Atlet Futsal Kabupaten Blitar Ditendang Lawan Saat Selebrasi Sujud Syukur, Ini Kronologinya

Viral Atlet Futsal Kabupaten Blitar Ditendang Lawan Saat Selebrasi Sujud Syukur, Ini Kronologinya

Wasit juga mengeluarkan kartu merah kepada pemain futsal Kota Malang akibat tendangan ke arah kepada pemain futsal Kabupaten Blitar

Jokowi Main Bola saat Hujan Deras di Lapangan Gamplong Sleman, jadi Kiper Kebobolan 2 Gol
Epik, Penampakan Warga Flores Masih Asyik Main Bola saat Ada Gunung Meletus, ‘Erupsi Sedikit Enggak Ngaruh’
Cedera Saat Pertandingan Piala AFF 2023, 2 Pemain Timnas Dijamin BPJS Ketenagakerjaan
 Momen Jokowi Hujan-hujanan Main Bola di Sleman, Jadi Kiper Kebobolan 2 Gol

FOTO: Momen Jokowi Hujan-hujanan Main Bola di Sleman, Jadi Kiper Kebobolan 2 Gol

Bermain lebih kurang 15 menit, gawang yang dijaga Jokowi sempat kebobolan dua kali.

Jokowi 10 bulan yang lalu

 Mereka Tak Komplain, Rumput Dibilang Bagus

Klub Barcelona U-18 Pernah Main di JIS, Pengamat Sepak Bola: Mereka Tak Komplain, Rumput Dibilang Bagus

Klub junior Atletico Madrid dan Barcelona bertanding di JIS tahun 2022, tidak ada komplain soal rumput.

Mengenal Permainan Tradisional Jujungkungan di Kampung Cengkuk Sukabumi, Main Bola Pakai Egrang yang Seru dan Menantang
Tangis Tawa Perempuan Suporter Sepak Bola

Tangis Tawa Perempuan Suporter Sepak Bola

Pengalaman jadi perempuan suporter sepak bola berkelindan dengan hal-hal seru, tapi juga dibersamai kejadian-kejadian tak mengenakkan.

Read Entire Article
International | Politik|