Cara Soeharto menangani kriminalitas di Indonesia ini lantas mendapatkan kecaman dari publik.
Selasa, 19 Nov 2024 15:42:46
Penembak misterius atau Petrus sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, apalagi pada masa Orde Baru. Pada tahun 1983 - 1985, pemerintah melakukan operasi ‘rahasia’ di mana mereka menembak para gali atau preman yang dianggap mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat.
Soeharto sendiri mengakui adanya operasi Petrus yang ia setujui. Dalam otobiografinya, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, Soeharto membela diri dengan mengatakan bahwa operasi tersebut adalah usaha menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat.
“Kejadian itu, misterius juga tidak. Masalah yang sebenarnya adalah bahwa kejadian itu didahului oleh ketakutan yang dirasakan oleh rakyat. Ancaman-ancaman yang datang dari orang-orang jahat, perampok, pembunuh, dan sebagainya terjadi. Ketentraman terganggu,” ucapnya.
Cara Soeharto menangani kriminalitas di Indonesia ini lantas mendapatkan kecaman dari publik karena dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Pasalnya, operasi bersih-bersih yang dilakukan hampir di seluruh daerah ini memakan banyak korban jiwa dan sering kali salah sasaran. Banyak pihak menilai petrus merupakan pelanggaran HAM berat karena penembakan dilakukan secara brutal, para korban tidak diadili melalui proses pengadilan.
Apalagi sasaran pembunuhannya pun dinilai terlalu menghakimi. Sasaran utama petrus adalah orang-orang bertato, karena mereka dipandang sebagai preman atau yang dikenal sebagai gali (gabungan anak liar) pada masa itu, yang dinilai mengancam ketertiban dan keamanan masyarakat. Pada masa rezim Orde Baru, tato sering diidentikan dengan preman.
Syok Terapi
Siapa pun yang dianggap sebagai penjahat menjadi target pembunuhan tanpa belas kasihan. Situasi ini tidak hanya membuat para preman atau gali merasa cemas, tetapi juga orang-orang biasa yang memiliki tato turut dilanda ketakutan, khawatir menjadi korban penembakan petrus.
Selama masa 1983 hingga 1985 operasi ini memakan banyak korban. Korban-korban yang ditembak tersebut hampir semua memiliki tato di tubuhnya.
Mayat para korban juga ditelantarkan begitu saja setelah dieksekusi, ada yang dibuang ke sungai atau bantaran kali, di semak-semak, bahkan digeletakan di emperan toko. Soeharto menyebutnya sebagai shock therapy.
“Itu untuk shock therapy, terapi goncangan. Supaya, orang banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bisa bertindak,” ujar Soeharto.
Dikecam Mantan Wapres
Persoalan petrus yang awalnya dilakukan secara diam-diam, perlahan mulai terungkap di kalangan masyarakat dan akhirnya menarik perhatian dunia internasional.
Dari dalam negeri sendiri banyak pihak yang mengecam operasi ini. Salah satunya adalah Adam Malik, mantan wakil presiden (1978-1983).
“Jangan mentang-mentang penjahat kerah dekil langsung ditembak, bila perlu diadili hari ini langsung besoknya dieksekusi mati. Jadi syarat sebagai negara hukum sudah terpenuhi. Setiap usaha yang bertentangan dengan hukum akan membawa negara ini pada kehancuran,” tulis Adam Malik (Sinar Harapan, 25 Juli 1983).
Setelah mendapat banyak tekanan dan kecaman dari dunia internasional, akhirnya petrus diakhiri pada 1985.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti
Artikel ini ditulis oleh
Editor Randy Ferdi Firdaus
Mengingat Sosok 'Petrus' Si Penembak Misterius di Era Soeharto, Ketahui Sejarahnya
Mengenal 'petrus' penembak misterius bagi orang yang dianggap sebagai penjahat di masa Orde Baru.
Petrus. Cara Orde Baru Habisi Preman & Pemalak
Tahun 1980an, preman merajalela. Aparat Orde Baru punya satu penyelesaian: Penembak Misterius
Cerita Soeharto Nyaris Mau Mundur dari Tentara, Malah Dikasih Bintang Satu
Soeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.
Sang Jenderal Mengungkap Tiga Upaya Pembunuhan Presiden Soeharto
Presiden pertama RI, Soekarno juga pernah menjadi target rencana pembunuhan
Kisah Polisi Jujur, Jenderal Hoegeng dan Ketegangan dengan Soeharto
“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Daftar Tiga Operasi Militer yang Membuat Soeharto Diangkat Jadi Jenderal Besar Bintang Lima
Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
TNI 1 tahun yang lalu
Mengenal Hoegeng, Polisi Paling Jujur di Indonesia Pernah Usut Kejahatan Sekitar Soeharto
Diketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.