Donald Trump Bakal Kerahkan Militer Untuk Deportasi Massal Imigran Gelap

1 month ago 5
  1. DUNIA

Donald Trump akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025.

Selasa, 19 Nov 2024 11:16:00

Donald Trump Bakal Kerahkan Militer Untuk Deportasi Massal Imigran Gelap Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AFP) (©© 2024 Liputan6.com)

Donald Trump menyampaikan melalui media sosial, dia berencana untuk memanfaatkan militer Amerika Serikat (AS) dalam upaya deportasi massal para imigran tanpa dokumen. Pada Senin, Trump memberikan tanggapan "BENAR!!!" terhadap seorang komentator konservatif yang menyatakan dia akan mengumumkan keadaan darurat nasional dan menggunakan kekuatan militer untuk memimpin "program deportasi massal".

Dalam kampanyenya, presiden terpilih AS tersebut berulang kali menyatakan niatnya untuk memobilisasi Garda Nasional untuk membantu Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE), lembaga federal yang bertanggung jawab atas pelaksanaan deportasi, seperti dilansir BBC, Selasa (19/11).

Pernyataan terbaru Trump muncul di tengah pertanyaan mengenai cara dia akan memenuhi janjinya untuk melaksanakan deportasi massal terbesar dalam sejarah AS. Dia telah menyatakan akan memulai deportasi pada hari pertamanya menjabat, yaitu 20 Januari 2025.

Namun, meskipun pemerintahan AS dapat secara hukum melanjutkan rencana ini, pihak berwenang harus menghadapi tantangan logistik yang sangat besar. Para ahli meragukan 20.000 agen dan personel pendukung ICE akan cukup untuk menemukan dan melacak jutaan imigran tanpa dokumen. Selain itu, ada biaya finansial yang signifikan, tetapi Trump baru-baru ini menyatakan kepada NBC News bahwa hal ini tidak akan menghalangi upaya pemerintahannya.

Darurat Nasional

Unggahan terbaru Trump di jejaring sosial Truth Social pada Senin (18/11) pagi juga mencakup pengumuman mengenai nominasi-nominasi untuk jabatan-jabatan penting dalam pemerintahannya. Dia telah memilih beberapa sekutu setia untuk posisi kunci yang mengawasi kebijakan imigrasi dan deportasi, termasuk Kristi Noem yang dinominasi untuk memimpin Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan mantan kepala ICE, Tom Homan, yang oleh Trump disebut sebagai "raja perbatasan".

Namun, tim Trump masih belum memberikan banyak rincian mengenai pelaksanaan rencana tersebut. Sebelumnya, Trump menyebutkan rencananya untuk mengumumkan keadaan darurat nasional, yang akan memberinya wewenang untuk mengerahkan pasukan di wilayah AS.

Homan mengungkapkan kepada Fox News pada Senin, dia akan mengunjungi rumah Trump di Florida minggu ini "untuk memberikan sentuhan akhir pada rencana tersebut", termasuk menentukan peran Kementerian Pertahanan AS (DOD).

"Dapatkah DOD membantu? Karena DOD dapat meringankan banyak beban kita," ungkap Homan, menambahkan bahwa kecepatan deportasi bergantung pada sumber daya yang dialokasikan kepada lembaga-lembaga tersebut.

Pada hari yang sama, American Civil Liberties Union (ACLU) menggugat ICE untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai bagaimana rencana deportasi akan dilaksanakan. Organisasi ini berencana untuk terus mengajukan gugatan hukum demi memblokir deportasi massal tersebut.

Selama periode pertama pemerintahan Trump, sekitar 1,5 juta orang dideportasi, baik dari perbatasan maupun dari dalam AS. Sementara itu, menurut statistik, pemerintahan Joe Biden telah mendeportasi sekitar 1,1 juta orang hingga Februari 2024. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh Trump dalam melaksanakan rencana deportasi massal ini sangat besar dan kompleks, baik dari segi hukum maupun logistik.

Artikel ini ditulis oleh

Hari Ariyanti

Editor Hari Ariyanti

Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Rekam Jejak Donald Trump, Pernah Dicap Dalang Pemberontakan dan Divonis Bersalah Atas Kasus dengan Bintang Porno
Trump Deklarasi Menang Pilpres AS, Kalahkan Kamala Harris dengan Perolehan Sementara 51,2 Persen Suara
Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS

Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS

Prabowo mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan kuat dan beragam.

Ini Sosok Usha Vance, Istri Wapres AS Terpilih JD Vance yang Disebut Trump Cantik dan Hebat dalam Pidato Kemenangan
Pidato Kemenangan Trump,

Pidato Kemenangan Trump, "Tuhan Selamatkan Hidup Saya karena Suatu Alasan"

Donald Trump hari ini mendeklarasikan kemenangan di hadapan para pendukungnya di Florida.

Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga

Potret Trump Pidato Dikelilingi Kaca Anti Peluru, Umbar Ketakutan Sebut Kamala Harris Picu Perang Dunia Ketiga

Pidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.

Netanyahu Sebut Terpilihnya Kembali Trump Sebagai Presiden AS Sebagai 'Kemenangan Besar', Perkuat Persahabatan Kental Israel dan Amerika
Trump Dinilai Bakal Makin Kuat Dukung Israel di Timur Tengah, Ini Tanda-Tandanya Kata Pengamat

Trump Dinilai Bakal Makin Kuat Dukung Israel di Timur Tengah, Ini Tanda-Tandanya Kata Pengamat

Trump menang Pilpres AS berdasarkan hasil penghitungan suara sementara, mengantong sekitar 51 persen suara.

Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya

Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya

Donald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.

 Spesial Prabowo Ucapkan Selamat Trump Jadi Presiden Amerika, Dorong Kerja Sama Perdamaian

VIDEO: Spesial Prabowo Ucapkan Selamat Trump Jadi Presiden Amerika, Dorong Kerja Sama Perdamaian

Prabowo juga menuliskan harapan ke depan terkait kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat semakin erat.

Komjen Fadil Imran Pimpin Operasi Pengamanan Pemilu 2024

Komjen Fadil Imran Pimpin Operasi Pengamanan Pemilu 2024

Operasi tersebut guna pengamanan pada saat Pemilu 2024 mendatang.

Read Entire Article
International | Politik|