Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Senin, 28 Okt 2024 16:11:26
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Abdul Mu'ti usai Peresmian Pameran Bulan Bahasa di Kantor Kemendikdasmen Jakarta Pusat pada Senin menyebutkan, dua strategi itu meliputi penghidupan kembali pendidikan non-formal, serta pembangunan rumah belajar yang akan melibatkan kolaborasi swadaya dari masyarakat serta pemerintah.
“Karena angka putus sekolah itu kan faktornya berbagai macam ya, sehingga kita buka berbagai opsi bagaimana antara semua anak Indonesia apapun keadaannya mereka tetap bisa belajar sebagai bagian dari bekal dan modal untuk menjadi generasi yang hebat di masa depan,” kata Mu'ti.
Pihaknya menilai penghidupan kembali pendidikan non-formal merupakan bagian penting dalam perluasan akses pendidikan untuk anak-anak Indonesia dari berbagai lapisan.
Sementara terkait pembangunan rumah belajar, pihaknya menerangkan tidak menutup kemungkinan akan memberdayakan bangunan sekolah yang sudah ada, dengan membuka kelas pembelajaran di sore atau malam hari.
Faktor Anak Putus Sekolah
Pasalnya, Mu'ti mengamati tidak sedikit anak putus sekolah karena harus bekerja di pagi hari atau tidak ada pendamping yang mengantar karena harus bekerja di pagi hari.
“Banyak anak kita yang tidak bisa sekolah karena bekerja, bisa juga mereka tidak bisa sekolah karena jaraknya jauh dari sekolah yang ada dan tidak ada yang mengantar kalau pagi hari, makanya kami berusaha untuk menyediakan sarana belajar yang lebih mendekatkan dan memudahkan anak-anak Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, hasil amatannya juga menyimpulkan ada berbagai macam faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, di antaranya tentu faktor ekonomi, kondisi tempat tinggal, hingga keterbatasan fisik.
Oleh karena itu, pihaknya berjanji akan berupaya maksimal untuk menyediakan beragam opsi untuk mengakses pendidikan sehingga lebih terbuka dan terjangkau bagi anak-anak Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Raynaldo Ghiffari Lubabah
R
Reporter
- Raynaldo Ghiffari Lubabah
Cerita Ruang Pintar PNM untuk Anak Indonesia
PNM menuangkan kepedulian dengan menghadirkan Ruang Pintar di berbagai pelosok daerah Indonesia.
Cegah Banyak Anak Tak Sekolah, Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp199,95 Miliar
Anggaran tersebut masuk dalam kegiatan Penyediaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus yang pada tahun depan akan menyasar 552 anak.
Prabowo Punya Makan Bergizi Gratis, Ahmad Ali-AKA Siapkan Perlengkapan Sekolahnya
"Kami siapkan perlengkapan sekolah gratis, ini satu kesatuan yang ideal menuju terciptanya mutu pendidikan di Sulteng," kata AKA.
Ratusan Anak di Serang Banten Putus Sekolah, Ada yang Tak Mampu Beli Seragam
Ironisnya ratusan anak di ibu kota Provinsi Banten itu alami putus sekolah.
Menko PMK Muhadjir Ungkap Alasan Pemerintah Terapkan Sistem Zonasi PPDB
Penerapan sistem zonasi PPDB menimbulkan perdebatan di lingkungan masyarakat.
Anak Putusan Sekolah di Sumut Tinggi, KPAI Kritik PIP Tak Tepat Sasaran hingga Pemda Minim Strategi
KPAI menyebut jumlah anak putus sekolah di Sumatera Utara (Sumut) menempati posisi kedua secara nasional.
Ahmad Ali -AKA Janji Gratiskan Perlengkapan Sekolah dan Beasiswa untuk Mahasiswa dan Guru
Ahmad Ali-AKA ini berjanji akan membuat sarana dan prasarana pendidikan di Sulteng yang merata dan memadai.
BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan Indonesia
Program ini membantu sekolah-sekolah di pedalaman dan perbatasan, dengan cara memperbaiki sarana prasarana fisik secara menyeluruh.
Banyak Ketimpangan Pendidikan, Pemprov Jakarta Didesak Buat Sekolah Swasta Gratis
50% Peserta didik bersekolah di satuan pendidikan negeri di Jakarta berasal dari keluarga mampu. Padahal sekolah negeri di Jakarta gratis.