Duterte Akui Pernah Bentuk Pasukan Khusus untuk Bunuh Para Pengedar Narkoba

2 months ago 22
  1. DUNIA

Pemerintah Filipina melaporkan bahwa terdapat 6.252 individu yang tewas akibat penembakan dalam konteks kasus narkoba.

Selasa, 29 Okt 2024 20:52:00

Duterte Akui Pernah Bentuk Pasukan Khusus untuk Bunuh Para Pengedar Narkoba Presiden Filipina Rodrigo Duterte memeriksa senapan sniper CS / LR4A buatan China di Clark Airbase di Filipina (28/6). Bantuan militer tersebut akan digunakan untuk melawan ancaman terorisme dan pembajakan dari kelompok militan. (AP Photo/Bullit Marquez) (©@ 2023 merdeka.com)

Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengakui bahwa selama masa jabatannya sebagai wali kota di salah satu kota besar di Filipina, ia membentuk kelompok pembunuh untuk mengatasi kejahatan. Dalam kesaksian pertamanya di hadapan penyelidikan resmi mengenai apa yang ia sebut sebagai perang melawan narkoba, pria berusia 79 tahun ini mengungkapkan bahwa kelompok tersebut terdiri dari para gangster.

Ia juga menambahkan bahwa ia memberikan instruksi kepada mereka untuk melakukan pembunuhan terhadap target tertentu. Pada tahun 2016, Duterte terpilih sebagai presiden dengan janji untuk memperluas kampanye anti-kejahatannya yang sebelumnya diterapkan di kota Davao ke seluruh negara, sebagaimana dikutip oleh BBC pada Selasa (29/10/2024).

Perang melawan narkoba yang diluncurkan secara nasional ini telah menyebabkan ribuan orang yang diduga terlibat tewas dalam operasi kepolisian. Kebijakan ini menjadi sorotan dan kini sedang dalam penyelidikan oleh Mahkamah Kriminal Internasional.

Dalam sidang senat yang berlangsung pada hari Senin (28/10), Duterte juga mengungkapkan bahwa ia menginstruksikan petugas polisi untuk mendorong para tersangka melakukan perlawanan, sehingga tindakan pembunuhan tersebut bisa dibenarkan.

"Jangan pertanyakan kebijakan saya karena saya tidak meminta maaf, tidak ada alasan. Saya melakukan apa yang harus saya lakukan, terlepas dari apakah Anda percaya atau tidak. Saya melakukannya untuk negara saya," ungkap Duterte dalam pernyataan pembukaannya. "Saya benci narkoba, jangan salah paham," tegasnya.

Meski demikian, ia membantah telah memberikan izin kepada kepala polisi untuk membunuh tersangka, dan menegaskan bahwa kelompok pembunuh yang ia bentuk terdiri dari gangster, bukan dari kalangan polisi. "Saya bisa membuat pengakuan sekarang jika Anda mau. Saya punya pasukan pembunuh yang terdiri dari tujuh orang, tetapi mereka bukan polisi, mereka gangster," jelas Duterte. Pernyataan ini menunjukkan kompleksitas dan kontroversi yang menyelimuti kebijakan yang diterapkannya selama menjabat, serta dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat Filipina.

Kasus narkoba kembali meningkat setelah Duterte tidak lagi menjabat sebagai presiden

Duterte Akui Pernah Bentuk Pasukan Khusus untuk Bunuh Para Pengedar Narkoba Potret Presiden Rodrigo Duterte. (Bullit Marquez/AP) © 2024 Liputan6.com

Duterte tetap menunjukkan sikap menantang dengan menyatakan bahwa banyak penjahat yang terus melanjutkan aktivitas ilegal mereka setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden.

"Jika diberi kesempatan lagi, saya akan menghabisi kalian semua," ungkapnya. Penampilan Duterte pada hari Senin (28/10) adalah yang pertama kalinya ia hadir dalam penyelidikan terkait kampanye anti-narkoba yang diluncurkannya selama masa jabatannya yang berakhir pada tahun 2022.

Dalam kesempatan ini, ia juga berhadapan langsung dengan beberapa pihak yang menuduhnya, termasuk keluarga korban perang narkoba serta mantan senator Leila de Lima, seorang kritikus Duterte yang telah mendekam di penjara selama tujuh tahun atas tuduhan perdagangan narkoba yang kemudian dibatalkan.

Sebanyak 6.252 orang di Filipina telah ditembak mati dalam kasus terkait narkoba

Duterte Akui Pernah Bentuk Pasukan Khusus untuk Bunuh Para Pengedar Narkoba Potret Presiden Rodrigo Duterte. (Bullit Marquez/AP) © 2024 Liputan6.com

Pemerintah Filipina memperkirakan bahwa lebih dari 6.252 orang telah menjadi korban tembakan oleh polisi dan penyerang yang tidak dikenal dalam rangka perang melawan narkoba yang diterapkan oleh Duterte. Kelompok-kelompok hak asasi manusia berpendapat bahwa angka sebenarnya mungkin mencapai puluhan ribu.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menunjukkan bahwa tindakan keras Duterte terhadap narkoba ditandai dengan retorika yang sangat tinggi, yang bisa dianggap sebagai bentuk izin untuk melakukan pembunuhan. Polisi mengklaim bahwa banyak dari korban tersebut adalah bandar narkoba atau pengedar.

Namun, banyak keluarga yang mengklaim bahwa anggota keluarga mereka, seperti putra, saudara, atau suami, hanya kebetulan berada di lokasi yang salah pada waktu yang tidak tepat.

Artikel ini ditulis oleh

Pandasurya Wijaya

Editor Pandasurya Wijaya

T

Reporter

  • Teddy Tri Setio Berty
Satgas Narkoba Polri 'Tancap Gas' 10 Hari Bertugas Ringkus Ribuan Tersangka
Polisi Tangkap 2.431 Tersangka Narkoba Selama Oktober, Ratusan Ribu Obat dan Senpi Disita

Polisi Tangkap 2.431 Tersangka Narkoba Selama Oktober, Ratusan Ribu Obat dan Senpi Disita

2.128 tersangka di antaranya sedang dalam proses penyidikan dan 303 tersangka lainnya dilakukan rehabilitasi.

 Satgas Narkoba Polri Gulung 21 Ribu Tersangka, 1 Juta Ekstasi & 2,8 Ton Sabu Disita

VIDEO: Satgas Narkoba Polri Gulung 21 Ribu Tersangka, 1 Juta Ekstasi & 2,8 Ton Sabu Disita

Satgas Penanggulangan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) Polri berhasil meringkus 21.676 tersangka narkoba

Jaringan Fredy Pratama Bikin Laboratorium untuk Produksi Narkoba di Rumah Mewah Jakut
Rumah Mewah di Sentul Jadi Laboratorium Tembakau Sintetis Pertama di Indonesia

Rumah Mewah di Sentul Jadi Laboratorium Tembakau Sintetis Pertama di Indonesia

Semua produksi dilakukan para sindikat secara terselubung untuk menyamari aktivitas mereka.

Polri Tangkap 17.707 Tersangka Narkoba dalam Periode Lima Bulan

Polri Tangkap 17.707 Tersangka Narkoba dalam Periode Lima Bulan

“Di mana 14.447 tersangka sedang menjalani proses penyidikan, dan ada 3.260 tersangka lainnya sedang menjalani proses rehabilitasi,”

 65 Persen Tindak Kejahatan Karena Narkoba

Polisi: 65 Persen Tindak Kejahatan Karena Narkoba

Dari data Polda Sumut untuk jumlah pemberantasan pada 2023, pihaknya mengungkap 5.225 kasus narkoba dengan jumlah tersangka 6.570 orang.

Pengedar Narkoba di Kafe Remang yang Sebabkan Polisi Tewas Over Dosis Ditangkap
Ini Deretan Perwira Polisi yang 'Tunduk' pada Narkoba, Ada yang Berpangkat Jenderal
 Risikonya Kita Pecat!

Perwira Polri jadi Kurir Narkoba Fredy Pratama, Kapolri Jenderal Sigit: Risikonya Kita Pecat!

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bakal menindak secara tegas Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan yang terlibat jaringan Fredy Pratama.

Polisi Segel Laboratorium Narkoba Fredy Pratama di Komplek Mewah Sunter, Hasilkan Jutaan Ekstasi
Dalam Delapan Bulan, Polisi Berhasil Amankan 28.261 Tersangka, 3,78 Ton Sabu hingga Jutaan Butir Ekstasi
Read Entire Article
International | Politik|