Pertumbuhan pesat mobil listrik ternyata membawa beberapa konsekuensi negatif yang perlu diperhatikan.
Selasa, 05 Nov 2024 09:20:00
Perkembangan pesat mobil listrik membawa dampak negatif yang signifikan. Diperkirakan, transisi ke kendaraan bertenaga baterai ini dapat menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan mereka.
Menurut laporan dari Carscoops, sekitar 186 ribu individu diprediksi akan terpengaruh, sementara 5,5 juta orang di Jepang juga akan menghadapi situasi serupa akibat kemajuan mobil listrik. Studi yang dilakukan oleh Prognos menunjukkan bahwa peralihan industri otomotif dari sistem konvensional menuju elektrifikasi akan mengakibatkan pengurangan jumlah tenaga kerja di sektor otomotif Jerman sebanyak 186.000 orang pada tahun 2035.
Pengurangan jumlah pekerja ini sebagian besar disebabkan oleh sistem penggerak mobil listrik yang memerlukan lebih sedikit komponen dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional. Pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan, pengolahan logam, serta manajemen bisnis dan administrasi diperkirakan akan berkurang seiring dengan meningkatnya penggunaan mobil listrik.
Dalam penelitian yang sama, Prognos juga menyebutkan bahwa meskipun industri mobil listrik akan menciptakan lapangan kerja baru, jumlah pekerjaan yang hilang akan jauh lebih besar. Sebagai tambahan, Chairman Toyota Motor Corporation (TMC), Akio Toyoda, juga menekankan bahwa banyak orang akan kehilangan pekerjaan akibat peralihan ke industri kendaraan listrik ini.
Toyota Lebih Berhati-hati Dalam Mengambil Keputusan
Cucu dari pendiri Toyota menyatakan bahwa pekerja yang berpotensi kehilangan pekerjaan adalah mereka yang memiliki keahlian dalam mesin, khususnya pada unit konvensional serta para pemasoknya.
"Jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya opsi, termasuk bagi para pemasok kami, maka pekerjaan orang-orang tersebut akan hilang," ujarnya.
Berdasarkan alasan ini, Toyota selalu berhati-hati dalam merumuskan kebijakan mengenai kendaraan listrik. Meskipun Toyota memiliki rencana untuk memasuki segmen BEV, keputusan tersebut bisa dianggap tepat, mengingat pasar untuk model baterai murni saat ini mengalami penurunan secara global.
Di sisi lain, segmen hybrid yang selama ini terus dikembangkan oleh Toyota justru menunjukkan permintaan dan penjualan yang terus meningkat.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Dani Mardanih
A
Reporter
- Arief Aszhari
- Septian Pamungkas
DEN Minta Indonesia Tak Buru-Buru Kampanyekan Mobil Listrik Skala Besar
Alasannya, itu dinilai bakal mengganggu sistem kelistrikan yang sudah terbangun saat ini.
Insentif mobil listrik Thailand menyebabkan kelebihan pasokan dan perang harga, berdampak negatif pada industri otomotif dan ekonomi.
Kemenperin Catat 74.000 Motor dan Mobil Listrik Mengaspal di Indonesia
Dalam catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 62.000 motor listrik dan 12.000 mobil listrik telah mengaspal di Indonesia.
70.000 Unit Motor Listrik Sudah Beredar di Indonesia Sejak 2018
Peningkatan ini sejalan dengan berbagai program insentif pemerintah.
KTT ASEAN 2023: Perang Otomotif Indonesia versus Thailand, Begini Data-datanya
Indonesia bersaing ketat dengan Thailand di industri otomotif. Dalam sektor produksi, Indonesia masih kalan dibandingkan Thailand.
Melihat Potensi Indonesia Dalam Industri Otomotif Masa Depan
Dunia otomotif Indonesia saat ini merupakan pilar penting dalam industri manufaktur.
Mobil Hybrid Semakin Populer Diperkirakan Capai 70 Ribu Unit Tahun Ini, Apa Penyebabnya?
Penjualan kendaraan elektrifikasi, khususnya mobil hybrid diprediksi akan kembali meningkat. Bagaimana dengan mobil listrik?
Airlangga Klaim Industri Otomotif Indonesia Bisa Kalahkan Jepang
Jepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Pemerintah Tawarkan Insentif untuk Mobil Hybrid: Apa Implikasinya bagi Kendaraan Listrik?
Pemerintah Ancang-ancang Beri Insentif Mobil Hybrid, Dinilai Bakal Hambat Percepatan Kendaraan Listrik
Hyundai Kurang Sreg Jika Mobil Hybrid Dapat Insentif Pemerintah
Pro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!