Hingga bulan Oktober 2024, salju di Gunung Fuji masih belum terlihat.
Rabu, 06 Nov 2024 10:24:00
Puncak Gunung Fuji yang terletak di dekat pantai Samudra Pasifik, tepatnya di wilayah Yamanashi dan Shizuoka di pulau Honshu, Jepang, biasanya ditutupi salju pada Oktober-November. Namun untuk pertama kalinya dalam 130 tahun, tidak ada lagi salju di gunung ini.
Gunung ini menjadi salah satu tujuan utama di Taman Nasional Fuji-Hakone-Izu yang didirikan pada tahun 1936. Selain itu, Gunung Fuji juga merupakan bagian dari situs Warisan Dunia UNESCO yang diakui pada tahun 2013.
Puncak gunung yang bersalju di penghujung tahun ini biasanya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Namun, untuk pertama kalinya dalam 130 tahun terakhir, Gunung Fuji tidak memiliki salju di puncaknya.
Secara umum, salju hampir selalu menutupi puncak gunung ini, kecuali pada musim panas ketika suhu meningkat. Namun, ketika musim dingin tiba, salju biasanya akan turun kembali. Pada Oktober 2024, salju di Gunung Fuji belum juga turun. Badan cuaca Jepang melaporkan sudah satu tahun Gunung Fuji tidak bersalju. Menurut informasi dari Badan Cuaca Jepang (JMA) pada Selasa (05/11), salju terakhir kali terdeteksi di puncak Gunung Fuji pada 5 Oktober 2023. Padahal, biasanya salju mulai terbentuk di gunung berapi ini sekitar tanggal 2 Oktober.
Fenomena tidak adanya salju di puncak Gunung Fuji bukanlah hal baru. Pada Oktober 1955 dan 2016, gunung ini juga tidak bersalju. Namun, sejak data pengukuran salju di puncak Gunung Fuji dimulai pada 1894, ketiadaan salju dari Oktober 2023 hingga Oktober 2024 menciptakan rekor baru.
Cuaca Hangat
Kantor Meteorologi Lokal Kofu mengungkapkan, cuaca hangat menjadi penyebab utama tidak turunnya salju di Gunung Fuji. JMA juga menyatakan perubahan iklim mungkin berperan dalam lambatnya pembentukan lapisan salju di puncak gunung ini. Terlebih lagi, musim panas 2024 tercatat sebagai yang terpanas di Jepang.
Suhu rata-rata di Jepang antara bulan Juni hingga Agustus 2024 adalah 1,76 derajat Celsius lebih tinggi dari normal. Angka ini melampaui rekor sebelumnya yang tercatat sebesar 1,08 derajat pada tahun 2010. Pada September, suhu tetap lebih hangat dari yang diharapkan akibat dari angin jet stream subtropis yang bergerak ke utara, yang membawa udara selatan yang lebih hangat ke Jepang.
Jet stream merupakan arus udara cepat yang mengelilingi planet ini. Jet stream terbentuk ketika udara hangat dari selatan bertemu dengan udara dingin dari utara. Akibatnya, meskipun musim panas telah berlalu dan musim dingin mulai tiba, udara dingin terhalang. Suhu yang tinggi ini berkontribusi pada berkurangnya salju.
Berdasarkan analisis dari kelompok penelitian nirlaba, Climate Central, Jepang diperkirakan akan mengalami suhu yang lebih hangat hingga musim gugur. Setidaknya 74 kota di Jepang mencatat suhu 30 derajat Celsius atau lebih tinggi pada minggu pertama bulan Oktober. Climate Central mencatat, kondisi suhu panas ini terkait dengan gelombang panas ekstrem yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang mempengaruhi banyak wilayah di dunia.
Hilangnya salju di Gunung Fuji secara otomatis dihubungkan dengan fenomena perubahan iklim. Penurunan curah salju yang teramati di Gunung Fuji konsisten dengan prediksi yang dibuat oleh para ahli iklim di seluruh dunia.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Hari Ariyanti
H
Reporter
- Harun Mahbub
- Switzy Sabandar
FOTO: Krisis Iklim Makin Nyata, Puncak Gunung Fuji Telat Bersalju untuk Pertama Kali Sejak 130 Tahun
Lapisan salju Gunung Fuji sebelumnya mulai terbentuk pada 2 Oktober. Tahun ini, salju tak kunjung menyapa gunung tertinggi di Jepang hingga akhir Oktober.
Global Warming Semakin Menakutkan, Puncak Gunung Fuji Tak Kunjung Muncul Salju Setelah 130 Tahun
Perubahan iklim semakin nyata setelah Gunung Fuji tidak kunjung bersalju. Fenomena ini terjadi setelah hampir 130 tahun berlalu. Apa yang terjadi?
FOTO: Momen Kota New York Akhirnya Diguyur Hujan Salju Pertama Setelah 700 Hari
Sebelumnya, lebih dari 700 hari Kota New York , Amerika Serikat, tak pernah diguyur hujan salju.
Salju 10 bulan yang lalu
Gempa Sukabumi Karena Aktivitas Gunung Salak? Ini Penjelasan PVMBG
Gempa bumi dengan magnitudo 4,6 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gempa terjadi sekitar pukul 06.35 WIB.
Salju Abadi di Papua Terancam Punah Akibat Fenomena El Nino
Fenomena ini berdampak besar terhadap aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Bali terjadi 13-15 Oktober 2024, Catat Jam dan Wilayahnya
Hari tanpa bayangan terjadi karena posisi matahari yang berada tepat di zenith. Yaitu titik tertinggi di langit.
Ini Prediksi BMKG Waktu Puncak Musim Hujan
Saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Sebagian besar warga Beijing di China menyambut hujan salju pertama di musim dingin ini dengan suka cita. Namun di sisi lain ada duka yang menyertainya.
Mengenal Aphelion dan Dampaknya, Fenomena Bumi saat Jauh dari Matahari
Aphelion adalah fenomena ketika posisi Bumi berada pada titik terjauh dengan Matahari. Namun, fenomena ini tidak berdampak secara signifikan pada bumi.
Bumi 1 tahun yang lalu