Sejarah Halloween serta berbagai macam tradisi merayakan Halloween di berbagai negara.
Kamis, 31 Okt 2024 11:21:42
Setiap tahun pada tanggal 31 Oktober, Halloween dirayakan oleh masyarakat di berbagai negara. Di tahun ini, perayaan jatuh pada Kamis (31/10/2024). Berawal dari budaya kuno Samhain dari bangsa Celtic, Halloween bertransformasi menjadi hari penuh keceriaan dengan dekorasi khas dan kostum menarik.
Anak-anak pun berkeliling rumah sambil mengenakan kostum unik, mengetuk pintu sambil berseru “trick or treat.” Makna dari "trick" adalah bahwa pemilik rumah dapat memberikan kejutan, sedangkan "treat" berarti mereka akan menerima hadiah berupa permen.
Halloween kini juga menjadi ajang untuk berkumpul di pusat kota, menikmati berbagai acara hiburan, menyantap hidangan spesial, dan menikmati diskon di pusat perbelanjaan. Di banyak rumah yang merayakannya, hiasan labu dengan wajah menyeramkan menjadi pemandangan yang tak terpisahkan, hingga menjadi simbol ikonik Halloween.
Sejarah Singkat Halloween
Halloween berakar dari tradisi Samhain yang berasal dari festival panen bangsa Celtic kuno. Masyarakat Celtic merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 November, dan malam sebelum Tahun Baru, yakni 31 Oktober, dirayakan sebagai malam Samhain yang menandai peralihan ke musim dingin.
“Samhain,” yang berarti akhir musim panas, juga menandakan waktu saat roh leluhur dipercaya kembali mengunjungi dunia. Untuk itu, mereka menyalakan api unggun guna menakuti roh jahat, serta menyiapkan makanan dan menyalakan lilin sebagai tanda penghormatan pada roh leluhur.
Perayaan ini pun masuk dalam budaya pop dan berkembang menjadi Halloween yang kita kenal sekarang. Di Eropa, khususnya di garis lintang utara, Halloween menandai berakhirnya musim panas, ketika hawa dingin dan lembab mulai mengundang penyakit.
Masyarakat percaya bahwa ini adalah awal musim dingin sekaligus permulaan kematian, sehingga mereka mengenakan kostum menyeramkan untuk mengelabui roh jahat dan menghindari gangguan dari arwah yang dipercaya berkeliaran pada malam itu.
Pada abad ke-8, Gereja Kristen juga menetapkan tanggal 1 November sebagai Hari Semua Orang Kudus atau All Saints’ Day, dan malam sebelum Hari Semua Orang Kudus disebut All Hallows’ Eve. Istilah inilah yang kemudian berubah menjadi Halloween. Dari sini, Halloween menjadi simbol kebudayaan Barat yang kemudian dikenal luas di berbagai negara.
Perayaan Labu dalam Halloween dan Asal Usul Jack O'Lantern
Salah satu hal yang menarik dari Halloween adalah penggunaan labu sebagai simbol. Namun, tahukah Anda bahwa awalnya masyarakat Celtic tidak menggunakan labu, melainkan lobak? Kisah labu Halloween berawal dari mitos Irlandia tentang seorang pria bernama "Jack si Pelit."
Menurut cerita, Jack adalah seorang penipu yang suka memperdaya iblis. Ketika Jack meninggal, ia tidak diterima di surga maupun neraka. Akhirnya, ia terpaksa berkeliling dunia dengan bara api yang diletakkan di dalam lobak sebagai penerangan. Lobak yang diukir ini kemudian dikenal sebagai “Jack O'Lantern.”
Ketika imigran Irlandia tiba di Amerika Serikat pada abad ke-19, mereka mendapati labu lebih melimpah daripada lobak. Labu juga lebih besar dan mudah diukir, sehingga masyarakat Irlandia mulai menggantikan lobak dengan labu. Hingga kini, tradisi mengukir labu sebagai Jack O'Lantern terus dipertahankan, dan setiap Halloween, wajah seram pada labu menjadi simbol khas yang menghiasi rumah-rumah.
Fakta Unik tentang Labu dan Halloween
Seiring berjalannya waktu, labu berukir menjadi ikon Halloween yang menarik perhatian, tidak hanya sebagai hiasan tetapi juga untuk kompetisi dan acara keluarga. Berikut beberapa fakta menarik tentang labu dan perayaan Halloween:
- Produksi Besar-besaran di Amerika Serikat: Setiap tahun, Amerika Serikat memproduksi sekitar 2 miliar labu untuk merayakan Halloween. Dari jumlah ini, sekitar 1,3 miliar pon labu digunakan hanya untuk dekorasi Halloween, mulai dari Jack O'Lantern hingga berbagai ornamen lainnya.
- Membuang Labu Setelah Perayaan: Menariknya, lebih dari 80% labu yang diukir sebagai Jack O'Lantern biasanya dibuang setelah perayaan usai. Hal ini mengundang perhatian masyarakat untuk mencari cara yang lebih ramah lingkungan dalam memanfaatkan labu yang sudah digunakan.
- Hiasan Penakut Roh Jahat: Jack O'Lantern, dengan tampilan wajah seram dan cahaya dari dalam, diukir untuk menakut-nakuti roh jahat yang diyakini muncul di malam Halloween.
- Tidak Hanya Labu Oranye: Selain labu oranye, Halloween kini juga diramaikan dengan labu berwarna lain, seperti putih, hijau, dan kuning yang memberikan variasi menarik pada dekorasi.
- Petani Berlomba-lomba Menanam Labu Raksasa: Banyak petani berusaha menanam labu raksasa, dan bahkan mengadakan kompetisi untuk menentukan siapa yang memiliki labu terbesar. Labu-labu raksasa ini kemudian digunakan sebagai daya tarik di berbagai festival Halloween di seluruh dunia.
Labu Halloween: Simbol Klasik yang Sarat Akan Tradisi
Labu dalam perayaan Halloween tidak hanya sekedar dekorasi, tetapi juga sarat dengan makna sejarah dan tradisi. Setiap ukiran Jack O'Lantern yang diletakkan di teras rumah menggambarkan perpaduan antara mitos dan budaya. Dari kisah Jack si Pelit hingga perayaan modern Halloween di berbagai belahan dunia, labu tetap menjadi lambang perayaan ini.
Sekarang, setiap kali Anda melihat labu yang diukir saat Halloween, ingatlah bahwa di balik wajah seramnya, terdapat cerita panjang yang menghubungkan masa lalu dengan tradisi masa kini. Halloween bukan sekadar perayaan seram, tetapi juga perayaan penuh warna yang menghidupkan kembali tradisi kuno dalam balutan modern.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Titah Mranani
FOTO: Semarak Parade Tarian Ogoh-Ogoh Menjelang Hari Raya Nyepi di Bali
Masyarakat Bali mengadakan parade tarian Ogoh-Ogoh untuk menyambut merayakan Hari Raya Nyepi tahun 2024 pada 11 Maret 2024 mendatang.
Asal-usul Topeng Labu-labu, Lahir dari Legenda Wabah Penyakit Kusta di Desa Muarajambi
Saat Idulfitri tiba, para pemuda di Desa Muarajambi ini tak pernah absen untuk menampilkan tradisi hiburan Topeng Labu-labu ini.
Jelang Imlek, Makna dan Keunikan Kuliner Akulturasi Tionghoa-Indonesia
Kuliner Imlek, baik yang hasil akulturasi maupun yang autentik, selalu membawa makna simbolis dan filosofis, seperti kue keranjang, kue lapis legit dan lainnya.
Festival Kuno yang Berlangsung 6.500 Tahun Lalu Ungkap Asal Usul Inggris, Begini Sejarahnya
Asal usul nama "Britain" atau Inggris terungkap dari temuan arkeologis di situs kuno yang dijadikan lokasi penyelenggaraan festival zaman purba.
Khasnya Cap Go Meh di Singkawang, Padukan Budaya Lokal dan Tionghoa
Cap Go Meh di Singkawang juga dirayakan dengan pawai tatung yang memadati jalan-jalan kota.
Kue Keranjang, Legenda dan Makna di Balik Kuliner Khas Imlek
Nama kue keranjang, atau Nian Gao, memiliki kisah sendiri yang menarik. Konon, kue ini dinamai setelah monster pemakan manusia bernama Nian.
Cerita di Balik Kue Laklak, Serabinya Bali yang Gambarkan Kasih Sayang Ayah Kepada Keluarganya
Kabarnya, kue ini lahir dari rasa kasih sayang seorang ayah kepada keluarganya yang hilang dan tak pernah ditemukan
Masih Berkaitan dengan Imlek, Apa Sebenarnya Makna Perayaan Cap Go Meh?
Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam.
8 Mitos Burung Hantu, Salah Satunya Diyakini Jadi Perantara Dunia yang Tak Terlihat
Mitos burung hantu telah lama menghiasi budaya dan kepercayaan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.