Hasil Penelitian Ungkap Penyebab Seseorang Tak Bisa Jauh dari Makanan Manis

1 month ago 14
  1. TRENDING

Para peneliti mengamati bahwa penduduk Greenland yang tidak dapat mencerna sukrosa cenderung mengonsumsi makanan dengan kandungan sukrosa yang lebih rendah.

Senin, 18 Nov 2024 12:11:00

Hasil Penelitian Ungkap Penyebab Seseorang Tak Bisa Jauh dari Makanan Manis Ilustrasi makanan manis. Sumber foto: unsplash.com/Thomas Kelley. (©© 2024 Liputan6.com)

Apakah Anda tidak bisa jauh dari makanan manis? Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik dalam DNA Anda. Tim peneliti internasional mengungkapkan bahwa perbedaan genetik dalam kemampuan mencerna gula tertentu dapat mempengaruhi tingkat ketertarikan dan konsumsi makanan manis.

Mereka menyoroti peran gen sucrase-isomaltase (SI) yang sangat penting dalam proses pemecahan sukrosa, yang sering disebut sebagai gula meja, serta maltosa, senyawa yang kurang manis yang biasanya ditemukan dalam beberapa jenis sereal, menjadi gula sederhana agar dapat diserap oleh usus halus.

Lebih lanjut, terkait dengan DNA, mutasi pada gen GI dapat membuat proses pencernaan sukrosa dan maltosa menjadi lebih sulit. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami sindrom iritasi usus besar (IBS) cenderung memiliki lebih banyak varian gen SI yang mengalami cacat dibandingkan dengan individu yang sehat.

Sekitar 10% hingga 15% orang dewasa di Amerika Serikat mengalami IBS, yang ditandai dengan gejala seperti kram perut, kembung, dan sensasi perut penuh atau terbakar, sering kali disertai dengan masalah diare atau sembelit.

Dalam studi terbaru ini, para peneliti menyelidiki pola makan tikus yang tidak memiliki gen SI, dan menemukan bahwa hewan tersebut dengan cepat mengurangi konsumsi serta preferensi terhadap sukrosa.

Selanjutnya, para peneliti menerapkan teori mereka pada 6.000 orang di Greenland dan hampir 135.000 penduduk di Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa penduduk Greenland yang tidak dapat mencerna gula atau sukrosa sama sekali cenderung mengonsumsi lebih sedikit makanan yang kaya akan sukrosa.

Sementara itu, penduduk Inggris yang memiliki gen SI yang berfungsi dengan baik juga menunjukkan bahwa mereka memiliki kecenderungan lebih rendah untuk menyukai makanan yang mengandung banyak sukrosa. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang hubungan antara genetik dan preferensi makanan manis.

Genetik Memengaruhi Kemampuan untuk Mencerna Gula

Hasil penelitian tersebut akhirnya diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology. Pemimpin studi, Peter Aldiss dari Universitas Nottingham di Inggris, menyatakan, "temuan ini menunjukkan bahwa variasi genetik dalam kemampuan kita mencerna sukrosa dapat memengaruhi asupan dan preferensi kita terhadap makanan kaya sukrosa, sekaligus membuka kemungkinan menargetkan SI untuk secara selektif mengurangi asupan sukrosa pada tingkat populasi."

Aldiss memiliki harapan besar bahwa penelitian timnya tentang gen SI dapat membantu mengurangi konsumsi sukrosa secara global.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami bagaimana faktor genetik dapat memengaruhi pola makan mereka. Penemuan ini juga memberikan wawasan baru tentang cara-cara potensial untuk mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi sukrosa yang berlebihan.

Aldiss dan timnya percaya bahwa dengan memahami gen SI, mereka dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi asupan sukrosa di kalangan populasi yang lebih luas.

Risiko Mengonsumsi Gula Secara Berlebihan

Asupan gula yang berlebihan dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu peradangan kronis. Kondisi ini berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, penyakit hati, dan bahkan kanker.

"Diabetes dan obesitas sangat dipengaruhi oleh asupan berlebihan makanan kaya gula seperti soda, jus, makanan olahan dan makanan cepat saji," ungkap Dr. Rifka C. Schulman-Rosenbaum, direktur diabetes rawat inap di Long Island Jewish Medical Center, kepada The Post.

"Memahami mekanisme yang berpotensi mengurangi keinginan dan asupan gula merupakan bidang inovasi yang menarik dan dapat memberikan konsekuensi yang menguntungkan di masa depan untuk mengurangi beban penyakit," lanjutnya.

Menurut rekomendasi dari American Heart Association, pria sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 9 sendok teh (setara dengan 36 gram atau 150 kalori) gula tambahan per hari, sementara wanita disarankan untuk membatasi asupan mereka tidak lebih dari 6 sendok teh (25 gram atau 100 kalori) per hari.

Namun, sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa rata-rata orang Amerika mengonsumsi sekitar 99 gram gula setiap hari, yang setara dengan total 80 pon dalam setahun. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan konsumsi gula, agar kita dapat menjaga kesehatan dan mencegah risiko penyakit yang lebih serius di masa depan.

Artikel ini ditulis oleh

Dani Mardanih

Editor Dani Mardanih

D

Reporter

  • Dyah Puspita Wisnuwardani
Ini Penyebab Mengapa Stress Eating Sangat Susah untuk Diatasi dan Dihentikan

Ini Penyebab Mengapa Stress Eating Sangat Susah untuk Diatasi dan Dihentikan

Terjadinya stress eating ini bisa sangat susah untuk diatasi dan dihentikan karena sejumlah alasan.

Kenali Jenis Gula yang Tepat Dikonsumsi oleh Penderita Diabetes

Kenali Jenis Gula yang Tepat Dikonsumsi oleh Penderita Diabetes

Pada penderita diabetes, gula masih bisa dikonsumsi asal dengan cara dan pilihan yang tepat.

gula 2 bulan yang lalu

Dokter Ingatkan Penderita Diabetes Jangan Asal Pilih Gula, Simak Tipsnya
Ini yang Akan Terjadi Bila Tubuh Kebanyakan Mengonsumsi Gula

Ini yang Akan Terjadi Bila Tubuh Kebanyakan Mengonsumsi Gula

Mengonsumsi gula dalam batas yang tak normal dapat memberikan dampak buruk bagi kondisi tubuh.

Ramai Kasus Pasien Anak Cuci Darah, Ini Beda Sukrosa dan Laktosa di Minuman Kemasan

Ramai Kasus Pasien Anak Cuci Darah, Ini Beda Sukrosa dan Laktosa di Minuman Kemasan

Puluhan pasien anak menjalani proses cuci darah atau hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dampak Buruk Makanan Manis untuk Kesehatan Mental, Bisa Sebabkan Gangguan Kognitif

Dampak Buruk Makanan Manis untuk Kesehatan Mental, Bisa Sebabkan Gangguan Kognitif

Di balik rasa manis yang menggugah selera, tersembunyi dampak yang jauh lebih pahit bagi kesehatan mental kita.

Sama-sama Gula, Ketahui Perbedaan dari Glukosa, Sukrosa, Fruktosa, dan Laktosa

Sama-sama Gula, Ketahui Perbedaan dari Glukosa, Sukrosa, Fruktosa, dan Laktosa

Terdapat sejumlah istilah untuk gula yang bisa kita temui. Ketahui arti dan perbedaan di antaranya.

Fruktosa adalah Pemanis, Kenali Lebih Dalam dan Pahami Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan

Fruktosa adalah Pemanis, Kenali Lebih Dalam dan Pahami Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan

Fruktosa diketahui memiliki harga yang lebih terjangkau dari pada gula pasir sehingga banyak digunakan pada makanan dan minuman kemasan.

Tak Hanya Suka Makanan Manis, Ini Ciri Orang yang Kecanduan Gula, Salah Satunya Suka Makanan Asin

Tak Hanya Suka Makanan Manis, Ini Ciri Orang yang Kecanduan Gula, Salah Satunya Suka Makanan Asin

Siapa sangka, ternyata orang yang kecanduan gula tidak hanya suka makanan manis tapi juga ingin makanan dengan cita rasa asin.

10 Cara Menghentikan Keinginan Makan Makanan Manis, Kenali Penyebabnya
Read Entire Article
International | Politik|