Inpres Nomor 14 tahun 1967 bikin kehidupan etnis Tionghoa semakin terdesak.
Senin, 11 Nov 2024 13:04:40
Diskriminasi pernah dirasakan oleh etnis Tionghoa ketika masa Orde Baru. Soeharto secara terbuka mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 tentang Agama Kepercayaan dan Adat Istiadat China.
Inpres tersebut dianggap mencekik aktivitas etnis Tionghoa di Indonesia. Salah satu diskriminasi yang dirasakan oleh etnis Tionghoa adalah larangan bagi etnis Tionghoa untuk merayakan perayaan keagamaan dan adat istiadat secara terbuka.
Perayaan hanya boleh dilakukan dalam lingkungan keluarga. Ketentuan ini tercantum dalam poin kedua Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat China, yang menyatakan bahwa ‘Perayaan-perayaan pesta agama dan adat istiadat China dilakukan secara tidak menyolok di depan umum, melainkan dilakukan dalam lingkungan keluarga’.
Dengan dikeluarkannya Inpres tersebut, etnis Tionghoa merasa mereka telah didiskriminasi oleh pemerintah. Karena aktivitas mereka sangat dibatasi dan mereka dilarang merayakan perayaan keagamaan secara bebas.
Periode 1967-1998
Periode ini berlangsung antara 1967 hingga 1998, selama pemerintahan Presiden Soeharto. Larangan ini berawal dari prasangka negatif Soeharto terhadap Tiongkok, yang ia kaitkan dengan komunisme.
Oleh sebab itu, ia menganggap orang Tionghoa dan seluruh keturunannya, termasuk yang telah lama tinggal di Indonesia, sebagai ancaman.Selama lebih dari 30 tahun, etnis Tionghoa tidak bisa merayakan kebudayaan mereka secara bebas.
Perayaan Imlek, pertunjukan Barongsai, penggunaan bahasa Mandarin, dan lagu-lagu berbahasa Mandarin dilarang di ruang publik. Bahkan, agama Khonghucu beserta seluruh aktivitas peribadatannya dilarang.
Ketakutan Soeharto terhadap pengaruh China membuat para etnis Tionghoa, atau 'Chindo' kesulitan.
Jika mereka ingin melakukan atau merayakan budaya dan adat istiadat mereka maka mereka harus diam-diam melakukannya. Apalagi, hari-hari besar mereka juga tidak diberikan sebagai hari keagamaan atau libur nasional seperti sekarang.
Selain soal budaya dan agama, etnis Tionghoa juga dipersulit secara administrasi. Mereka yang bernama Cina sering mengalami hambatan dalam pengurusan administrasi.
Sehingga banyak yang mengganti nama mereka dengan nama Indonesia demi mempermudah urusan. Selain itu, mereka juga diwajibkan menunjukkan bukti bahwa mereka adalah warga negara Indonesia.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti
Artikel ini ditulis oleh
Editor Randy Ferdi Firdaus
Momen Soeharto sampai Harus Minum Air Comberan
Soeharto menjadi lulus terbaik pendidikan polisi. Kalau sekadar baris berbaris, dia sudah mahir lantaran pernah mengikuti pendidikan tentara Belanda.
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo
Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Saat Soeharto Merasa Masa Depannya Gelap dan Memilih Jadi Tentara Belanda
Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Awal Kisah Cinta Soeharto & Ibu Tien, Awalnya Tak Pede karena Turunan Ningrat
Awalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Potret Lawas Orang Belanda Diusir dari Indonesia Tahun 1957, Berbondong-bondong Naik Kapal Laut
Potret lawas orang-orang Belanda berbondong-bondong naik kapal laut saat diusir dari Indonesia beredar di media sosial.
Melihat Pecinan Glodok Dulu dan Sekarang, Mulanya Tempat Mencari Kerja Pendatang Asal Cina
Dulu para pendatang asal Cina banyak dipekerjakan Belanda sebagai tim ahli sampai tenaga pengakut tinja.
Kisah Mahasiswa RI Terjebak di Negeri Orang Hingga Kehilangan Status WNI Karena G30S PKI
Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, Presiden Soekarno sedang gencar memberikan beasiswa kepada para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Terlihat warga Indonesia mendapat ancaman dari tentara KNIL pada tahun 1948 silam. Tergambar dari potret yang beredar, warga Indonesia nampak tak berdaya.
Kisah Soeharto Muda Sempat Tak Percaya Diri Saat Hendak Melamar Ibu Tien, Ini Alasannya
Soeharto muda sebenarnya sudah lama mengenal gadis itu. Tapi kondisi ekonomi dan latar belakang keduanya berbeda jauh.
Menu Perjuangan Propaganda Jepang Bikin Rakyat Kelaparan dan Kurang Gizi
Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Rupiah Pernah Hiperinflasi Saat Lengsernya Soekarno, Distabilkan oleh Soeharto
Sebelum Venezuela dan Zimbabwe mengalami hiperinflasi saat ini, Indonesia sudah terlebih dahulu mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen di tahun 1963-1965.