Ilmuwan Prediksi Kapan Manusia dan Mamalia Akan Mengalami Kepunahan di Masa Mendatang, Apakah Kiamat Sudah Dekat?

1 month ago 17
  1. SEHAT

Penelitian terbaru yang dilakukan University of Bristol memprediksi kapan manusia dan mamalia akan mengalami kepunahan.

Minggu, 17 Nov 2024 04:00:00

Ilmuwan Prediksi Kapan Manusia dan Mamalia Akan Mengalami Kepunahan di Masa Mendatang, Apakah Kiamat Sudah Dekat? Ilustrasi Kepunahan Manusia (©Bing Image Creator)

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan ekstrem pada iklim Bumi di masa depan dapat menyebabkan peristiwa kepunahan massal — yang pertama sejak dinosaurus punah sekitar 66 juta tahun lalu. Dilansir dari Earth, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Alexander Farnsworth, seorang peneliti senior di University of Bristol, memprediksi bahwa panas ekstrem di masa depan bisa menjadi akhir bagi manusia dan mamalia lainnya.

Pangea Ultima: Superkontinen Masa Depan yang Mematikan

Orang lain juga bertanya?

Menurut studi tersebut, ilmuwan percaya bahwa dalam beberapa ratus juta tahun ke depan, benua-benua di Bumi akan terus bergerak dan akhirnya menyatu membentuk superkontinen baru yang dinamakan Pangea Ultima. Perubahan drastis ini tidak hanya akan mengubah peta Bumi, tetapi juga menciptakan iklim yang terlalu panas dan kering bagi sebagian besar makhluk hidup.

Model iklim yang dihasilkan oleh superkomputer menunjukkan bahwa Pangea Ultima akan menciptakan lingkungan yang sangat tidak ramah bagi kehidupan. “Superkontinen yang baru terbentuk akan menciptakan efek 'triple whammy',” jelas Dr. Farnsworth.

"Efek ini terdiri dari peningkatan kontinentalitas, matahari yang lebih panas, dan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer yang semuanya akan meningkatkan suhu di sebagian besar wilayah planet ini."

Penyebab Utama Kepunahan di Masa Mendatang

Tiga faktor ini menjadi penyebab utama dari prediksi kepunahan di masa depan:

Efek Kontinentalitas: Ketika daratan yang luas terbentuk, banyak wilayah akan jauh dari efek pendinginan laut, yang dikenal sebagai efek kontinentalitas. Hal ini akan menyebabkan suhu daratan lebih tinggi.

Matahari yang Semakin Terang: Dalam beberapa ratus juta tahun ke depan, matahari akan menjadi lebih terang, memancarkan lebih banyak energi yang pada gilirannya meningkatkan suhu Bumi.

Peningkatan CO2: Aktivitas vulkanik yang meningkat karena pergerakan tektonik akan melepaskan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer, menjebak panas dan meningkatkan efek rumah kaca.

Dr. Farnsworth menambahkan, “Suhu yang merata antara 40 hingga 50 derajat Celsius (104 hingga 122 derajat Fahrenheit), bahkan dengan ekstrem harian yang lebih tinggi, serta tingkat kelembaban yang sangat tinggi, pada akhirnya akan membuat manusia dan spesies lain tidak mampu bertahan hidup.” Hal ini disebabkan oleh keterbatasan fisiologis mamalia untuk menghilangkan panas melalui keringat, yang menjadi mekanisme utama manusia dalam mendinginkan tubuh.

Ilmuwan Prediksi Kapan Manusia dan Mamalia Akan Mengalami Kepunahan di Masa Mendatang, Apakah Kiamat Sudah Dekat? Ilustrasi Kepunahan Manusia Bing Image Creator

Batas Toleransi Mamalia terhadap Panas

Mamalia dikenal sebagai makhluk yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, mulai dari cuaca dingin ekstrem hingga panas yang membakar. Namun, penelitian ini menyoroti bahwa batas toleransi mamalia terhadap suhu tinggi tidak berubah banyak selama jutaan tahun. Paparan panas yang berkepanjangan sangat sulit diatasi oleh mamalia, termasuk manusia.

Studi ini menunjukkan bahwa hanya sekitar 8% hingga 16% dari daratan di superkontinen baru yang mungkin masih dapat dihuni oleh mamalia. Dengan sebagian besar wilayah di planet ini mengalami panas ekstrem dan kekeringan, mencari makanan dan air akan menjadi tantangan yang hampir mustahil. Kondisi ini pada akhirnya akan menyebabkan kepunahan massal bagi spesies yang tidak mampu beradaptasi.

Krisis Iklim Saat Ini Sebagai Peringatan Dini untuk Masa Depan

Meskipun skenario ini diprediksi akan terjadi jutaan tahun ke depan, para peneliti menekankan pentingnya tidak mengabaikan krisis iklim yang sedang kita hadapi saat ini. “Sangat penting untuk tidak kehilangan fokus pada Krisis Iklim saat ini, yang merupakan hasil dari emisi gas rumah kaca oleh manusia,” tegas Dr. Eunice Lo, peneliti iklim di University of Bristol.

Dr. Lo menambahkan, “Hari ini, kita sudah mengalami panas ekstrem yang merugikan kesehatan manusia. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk mencapai emisi net-zero sesegera mungkin.” Dengan perubahan iklim yang semakin parah, dampak negatif terhadap kesehatan manusia, termasuk peningkatan risiko kematian akibat gelombang panas, menjadi semakin nyata.

Peningkatan CO2 dan Pergeseran Tektonik

Untuk memperkirakan tingkat karbon dioksida di masa depan, tim peneliti menggunakan model pergerakan lempeng tektonik dan kimia laut. Mereka memprediksi bahwa kadar CO2 bisa meningkat dari sekitar 400 bagian per juta (ppm) saat ini menjadi lebih dari 600 ppm di masa mendatang. “Jika manusia berhenti membakar bahan bakar fosil, kita mungkin melihat angka-angka ini terjadi jauh di masa depan. Namun, jika tidak, peningkatan tersebut bisa terjadi jauh lebih cepat,” ungkap Profesor Benjamin Mills dari University of Leeds.

Proyeksi lebih lanjut menunjukkan bahwa dengan matahari yang diperkirakan akan memancarkan sekitar 2,5% lebih banyak radiasi dan superkontinen yang berada di daerah tropis yang panas dan lembab, sebagian besar wilayah planet ini bisa mengalami suhu antara 40 hingga 70°C (104 hingga 158°F).

Ilmuwan Prediksi Kapan Manusia dan Mamalia Akan Mengalami Kepunahan di Masa Mendatang, Apakah Kiamat Sudah Dekat? 2 Asteroid yang Bikin Dinosaurus Punah Ilustrasi dibuat dengan ChatGPT

Kasus Kepunahan Massal di Masa Lalu

Sejarah geologis Bumi penuh dengan peristiwa kepunahan massal, di mana perubahan mendadak pada iklim dan lingkungan menyebabkan hilangnya sebagian besar keanekaragaman hayati. Dari kepunahan Ordovisium-Silur sekitar 443 juta tahun lalu hingga peristiwa "The Great Dying" pada periode Permian-Trias yang memusnahkan 96% spesies laut dan 70% spesies darat, setiap peristiwa ini membawa pelajaran yang mengingatkan kita bahwa kehidupan di Bumi sangatlah rapuh.

Perubahan lingkungan yang cepat membuat sebagian besar makhluk hidup tidak mampu beradaptasi dengan cukup cepat. "Kepunahan massal di masa lalu mengajarkan kita pelajaran yang menyedihkan tentang kehidupan di Bumi: sangat rapuh lebih dari yang kita bayangkan," kata Dr. Farnsworth.

Menariknya, penelitian ini juga memiliki implikasi bagi pencarian kehidupan di planet lain. "Penelitian ini menyoroti bahwa dunia yang berada dalam zona layak huni di tata surya mungkin tidak selalu ramah bagi manusia, tergantung pada konfigurasi benua mereka," jelas Dr. Farnsworth. Memahami bagaimana tata letak benua mempengaruhi iklim dapat membantu ilmuwan dalam menilai kelayakan hidup planet-planet di luar tata surya kita.

Artikel ini ditulis oleh

Rizky Wahyu Permana

Editor Rizky Wahyu Permana

R

Reporter

  • Rizky Wahyu Permana
Ilmuwan Ungkap 250 Juta Tahun Lagi akan Muncul Superbenua Vulkanik, Ini Dampak Bagi Umat Manusia
Ilmuwan Mulai Beri Peringatan Keras soal Kiamat

Ilmuwan Mulai Beri Peringatan Keras soal Kiamat

Penyebabnya adalah suhu Bumi yang makin ekstrim. Membuat kehancuran planet ini makin dekat.

Kiamat 1 minggu yang lalu

5 Peristiwa Kepunahan Massal yang Pernah Terjadi di Bumi

5 Peristiwa Kepunahan Massal yang Pernah Terjadi di Bumi

Kematian dinosaurus hanyalah satu dari lima peristiwa global yang menyebabkan jutaan spesies musnah. Bagaimana peristiwa-peristiwa ini terjadi?

Teknologi Ini Ramal Kapan Kiamat Terjadi, Catat Waktunya!

Teknologi Ini Ramal Kapan Kiamat Terjadi, Catat Waktunya!

Manusia punah menjadi misteri. Teknologi ini meramalkan kiamat kapan terjadi.

Ilmuwan Ungkap 200 Juta Tahun Lalu Dinosaurus Bangkit dari Es Bukan Api,  Begini Penjelasannya

Ilmuwan Ungkap 200 Juta Tahun Lalu Dinosaurus Bangkit dari Es Bukan Api, Begini Penjelasannya

Para ilmuwan juga mengungkap penyebab peristiwa kepunahan massal di Zaman Trias-Jurassic.

sains 2 minggu yang lalu

Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain

Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain

Para ilmuwan berspekulasi ada kekuatan lain di Bumi yang menyebabkan dinosaurus punah, selain asteroid.

sains 1 tahun yang lalu

Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bumi Pernah Dilanda Hujan selama 2 Juta Tahun, Peristiwa ini Jadi Buktinya

Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Bumi pernah mengalami perubahan kondisi iklim yang ekstrem.

hujan 8 bulan yang lalu

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat

Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat

Penelitian ini mengungkap karena letusan gunung berapi, Dinosaurus menjadi kecil.

Ahli Geologi dan Arkeolog Menceritakan Detik-detik Punahnya Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu saat Dihantam Asteroid Besar
Fakta Perubahan Lingkungan Berikut Penyebabnya, Penting Diketahui

Fakta Perubahan Lingkungan Berikut Penyebabnya, Penting Diketahui

Perubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.

Dampak Cuaca Panas Ekstrem bagi Lingkungan, Picu Berbagai Bencana Alam
Read Entire Article
International | Politik|