Pabrik ini dapat memangkas kebutuhan impor dan menekan harga di pasar domestik.
Rabu, 06 Nov 2024 14:31:15
PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International (AEP-IGI) secara resmi memulai pembangunan pabrik pipa baja seamless terbesar di Asia Tenggara.
Pabrik ini dibangun di Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten, dengan nilai investasi mencapai Rp2,5 triliun. Di mana, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pipa dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor, terutama untuk memenuhi kebutuhan jaringan gas di Indonesia.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, menyatakan meskipun pembangunan ini lebih berkaitan dengan sektor Sumber Daya Manusia (SDM), pihaknya tetap mendorong agar infrastruktur yang dibangun menggunakan produk dalam negeri.
"Ini kan domainnya bukan di perindustrian tetapi di SDM. Tapi tentu saja kami akan minta merekomendasikan supaya infrastrukturnya itu menggunakan produk dalam negeri," kata Faisol dalam acara Indonesia Seamless Tube Summit, Jakarta, Rabu (6/11).
Faisol menilai kebutuhan pipa untuk jaringan gas atau Jargas masih sangat besar di Indonesia, terutama di Pulau Jawa yang hingga kini cakupan infrastruktur Jargas masih relatif terbatas.
Menurutnya, pengembangan infrastruktur jaringan gas ini diharapkan dapat mengurangi subsidi energi yang selama ini menjadi beban pemerintah.
"Sampai hari ini untuk Jargas itu memang masih sangat besar. Kalau ga salah ini Masih sangat sedikit di Jawa. Padahal kita ingin infrastruktur Jargas ini juga bisa mengurangi subsidi migas. Kalau ada Jargas tentu harga juga akan semakin kompetitif," jelas Faisol.
TKDN Pabrik Baja
Ia mengungkapkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk pabrik ini baru mencapai 43 persen, namun Faisol optimis persentase ini akan meningkat hingga mencapai 100 persen di masa mendatang.
"Kita berharap nanti 100 persen hari ini belum 43 persen sudah memadai. Tapi kita berharap bisa sampai 100 persen," imbuhnya.
Lebih lanjut, Faisol berharap pembangunan pabrik pipa ini dapat mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur pembangunan nasional.
Sementara itu, CEO PT Artas Energi Petrogas, Jose Antonio Reyes, menjelaskan pihaknya berkomitmen untuk membangun sektor hulu guna menyediakan bahan baku baja bagi industri dalam negeri.
Menurutnya, apabila target ini tercapai, hal ini akan memangkas kebutuhan impor dan menekan harga di pasar domestik.
"Supaya menyediakan bahan baku baja untuk perusahaan yang sekarang dan kalau itu bisa diwujudkan ini juga akan sangat baik yang akan bisa memangkas kebutuhan impor dan juga memangkas harga," kata Jose.
Jose juga menjelaskan lokasi pabrik di Cilegon memiliki keunggulan strategis karena berada di tengah-tengah Indonesia, yang memungkinkan pabrik ini melayani pasar di bagian barat maupun timur Indonesia.
"Nah sampai sekarang ini memang Cilegon sendiri kan kurang lebih di tengah-tengah lah ya Bisa serve barat, bisa serve timur juga," ujarnya.
Siap Ekspansi
Ia juga menyebut pabrik ini direncanakan akan mulai beroperasi pada 2027 atau 2028 mendatang. Namun, Jose mengungkapkan tidak menutup kemungkinan untuk memperluas operasi ke wilayah timur Indonesia, mengingat potensi pasar yang besar di sana.
"tidak menutup kemungkinan kita akan mendekat ke pasar yang akan besar nanti yaitu kita sama-sama tahu bahwa pemerintah sudah mencanangkan proyek Masela itu di bagian timur, ada lagi IDB di Makassar," papar dia.
Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman ke wilayah timur dan meningkatkan efisiensi distribusi produk.
Pabrik yang dibangun ini memiliki fasilitas yang terintegrasi. Menurut Jose, kapasitas produksi pabrik mampu memproduksi pipa dari ukuran 5 inci hingga 13,8 inci.
Namun dengan integrasi fasilitas mill steel making, pabrik ini akan mampu memproduksi pipa mulai dari ukuran kecil, seperti tubes berdiameter 1 inci, hingga pipa berdiameter 20 inci.
“Nah itu terintegrasi semuanya sama juga dengan pabrik kita sekarang. Jadi ada hard rolling millnya tapi ada heat treatmentnya juga gitu,” tutup Jose.
Reporter magang: Thalita Dewanty
Artikel ini ditulis oleh
Editor Yunita Amalia
M
Reporter
- Magang
- Siti Ayu Rachma
Hendrik mengharapkan dengan beroperasinya pabrik seamless tersebut akan menghemat devisa negara sebesar Rp15 triliun.
Inerco Minta Pengusaha Utamakan Pipa Baja Seamless Buatan Dalam Negeri
Produksi pipa baja seamless untuk industri migas di dalam negeri, sudah mencapai 500.000 ton per tahun.
Pangkas Impor Baja, Industri Gunakan Gas Bumi Jadi Sumber Energi Murah
Diharapkan membantu mengatasi kebutuhan domestik dan mengurangi impor produk baja.
Pipa Gas Bumi Cisem II Jadi Jalan Tol Versi Gas, Perkuat Infrastruktur Energi Nasional
Arief menambahkan PGN juga akan memiliki fleksibilitas penyaluran gas bumi khususnya dari Jawa Timur menuju pusat-pusat pasar baik.
Rosan menyebut nilai investasi Wavin di KIT Batang mencapai Rp825 miliar. Adapun, serapan terhadap tenaga kerja mencapai 170 tenaga kerja.
Asosiasi Industri Besi Baja Siap Bangun 3 Juta Unit Rumah di IKN
Indonesia memproduksi baja sekitar 16,8 juta ton di sepanjang 2023.
IKN 4 bulan yang lalu
Kawasan Industri Belum Dapat Jaringan Pipa Kini Bisa Manfaatkan Gas LNG Jadi Sumber Energi
LNG dapat menjadi pertimbangan bagi industri dan ritel, apabila ada kebutuhan gas industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa.
Kawasan Industri Kendal Dapat Pasokan Gas Melalui Pipa Cirebon-Semarang, Harga Lebih Murah
Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga.
Migas 1 tahun yang lalu
Indonesia Terancam Kekurangan Gas di 2025, Ini Penyebabnya
Peningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
PGN 4 bulan yang lalu
Terungkap, Ini Keuntungan Dibangunnya Pipa Gas Senipah-Balikpapan Sepanjang 78 Km
Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pengoperasian kilang Balikpapan merupakan prioritas karena pentingnya fungsi dari kilang Balikpapan.
Migas 1 tahun yang lalu
Menteri Arifin Tasrif Temui Menteri PUPR, Minta Biaya Gas Murah
Pipa transmisi gas Ruas Cirebon-Semarang ditaksir memakan biaya Rp3,3 triliun.