- PERISTIWA
- REGIONAL
Dalam riset kali ini KPID menggandeng 4 Universitas untuk membedah berbagai persoalan penting yang ada di Jawa Barat.
Selasa, 05 Nov 2024 18:41:26
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, menggelar Ekspose Hasil Riset Tahun 2024 Politik Penyiaran di Jawa Barat dengan tema 'Mewujudkan Penyiaran Berkeadilan'.
Dalam riset kali ini KPID menggandeng 4 Universitas untuk membedah berbagai persoalan penting yang ada di Jawa Barat. Ke empat Universitas tersebut yakni, Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Pakuan.
Ketua KPID Jawa Barat, Adiyana Slamet disela-sela kegiatan ekspose menjelaskan, dari hasil penelitian bertajuk Analisis Minat Penggunaan Platform Media di Jawa Barat yang dilakukan Unpas, dengan melibatkan 6 kluster masyarakat yakni, Megapolitan, Priangan Barat, Priangan Timur, Bandung Raya, Cirebonan, dan Karawangan yang terdiri dari 3 generasi meliputi generasi X, Y dan Z, di dapati bahwa generasi X dan Y masih menjadikan TV dan Radio sebagai sarana hiburan dan sumber informasi terpercaya untuk kehidupan sehari-hari.
"Karena riset ini di tiga generasi, generasi X, Y, Z, masih tingginya minat generasi X dan generasi Y dalam mengkonsumsi televisi maupun radio. Kalau diakumulasikan kurang lebih 3 sampai 4 jam gitu ya durasi menonton dan mendengarkan di dua generasi ini," ungkapnya, Selasa (5/11).
"Kalau generasi Z memang sudah bergeser ke media yang berbasis internet ya media sosial, spotify misalkan ya dan OTT," imbuhnya.
Tidak hanya itu, dikatakan Adiyana dalam riset tersebut juga di dapati, tingginya ke khawatiran masyarakat dalam melihat perkembangan konten di media berbasis internet.
"Dan tiga generasi ini semuanya mayoritas mengatakan Sangat khawatir. Khawatir dalam konten apa? Yang pertama kekerasan, yang kedua hoax, yang ketiga pornografi, yang keempat bullying. Lalu ada pertanyaan yang mengatakan bahwa untuk mengatasi atau solusinya seperti apa? Apakah negara harus mengawasi media-media yang berbahaya internet? Dan mayoritas responden itu mengatakan iya," jelasnya.
Adiyanapun menegaskan Negara Harus hadir untuk menjaga masyarakat, dari penyebaran informasi yang kian bebas saat ini.
"Bahwa negara harus adaptif dengan perkembangan teknologi. Seperti negara-negara yang lain kalau kita komparasi misalkan Australia, Jerman dan seterusnya bahwa instrumen negara itu sudah dibuat untuk melindungi warga negaranya secara kognitif, konten-konten yang kemudian di media berbasis internet itu diawasi oleh negara, sehingga negara Berkewajiban untuk melindungi,"ucapnya.
"Dan kita harus ingat bahwa prembul pembukaan undang-undang dasar 1945 alinia 4 nomor 1 mengatakan bahwa tujuan negara ini ada untuk melindungi segenap tumpah daerah Indonesia. Jadi skema yang kemudian ada dalam konteks dunia internasional, regional maupun nasional Ini sudah bergeser, yang kemudian harus dilindungi itu tidak hanya fisik, tidak hanya batas teritori, tapi termasuk kognisi masyarakat terutama kelompok rentan seperti, Perempuan dan anak-anak,"tegasnya.
Sementara itu, Tim riset Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan, dipimpin oleh Dr. Almadina Rakhmaniar, S.Psi., M.I.Kom, menjelaskan Dari total 504 responden, mayoritas berada di rentang usia Generasi Y, yakni 42 persen, diikuti oleh Generasi X dengan 33 persen, dan Generasi Z sebanyak 25 persen. Responden juga mencakup proporsi laki-laki sebanyak 47,6 persen, dan perempuan sebesar 52,4 persen. Sebagian besar responden, sebanyak 46,6 persen, adalah lulusan SMA, sementara 31,3 persen berpendidikan S1, dan sisanya tersebar pada jenjang pendidikan SMP, Diploma, dan S2/S3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi platform terpopuler, dengan 70 responden Generasi X mengaksesnya secara rutin. Televisi tetap menjadi pilihan Generasi Y, dengan 62 responden memilihnya sebagai sumber utama informasi, sedangkan media sosial aktif digunakan oleh Generasi Y (47 responden), diikuti Generasi X (42), dan Generasi Z (41). Platform Netflix mendominasi kalangan Generasi Z, dengan 15 responden mengaksesnya untuk konten hiburan dan film.
"Penelitian kami menunjukkan pergeseran pola konsumsi media yang signifikan. Generasi X cenderung memilih platform YouTube, sementara Generasi Y masih mengandalkan televisi untuk informasi dan hiburan. Generasi Z, di sisi lain, didominasi oleh pengguna OTT seperti Netflix," ujar Dr. Almadina.
Ini menjadi buktinya pentingnya negara hadir dalam mewujudkan Penyiaran Berkeadilan di Indonesia untuk menyelamatkan mata, telinga dan kognisi masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Henni Rachma Sari
KPID DKI Tekankan Kemerdekaan Pers
Dewan Pers mengadakan riset Indek Kemerdekaan Pers untuk Tahun 2023 secara nasional.
kpid 3 bulan yang lalu
Khofifah: Pakar Usul Kemendikbud dan Kemenristek Dipisah
Indonesia memiliki universitas yang sangat banyak baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Jokowi Perintahkan Mendikbudristek Tambah Anggaran Riset: Presiden Akan Datang Pasti Melanjutkan
Presiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Prabowo-Gibran Janji akan Tambah Anggaran Riset Perguruan Tinggi
Peningkatan kualitas riset memang masuk dalam salah satu visi-misi Prabowo-Gibran.
2.000 Lebih Polisi Amankan Debat Pamungkas Pilpres 2024 di JCC
Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan ini meminta kepada semua pihak untuk bisa bekerjasama dalam menjaga situasi agar tetap berjalan damai dan lancar
KPU Rampingkan Tema Debat Keempat Pilpres 2024, Berikut Detilnya
Komisioner KPU mengatakan, salah satu hal yang disepakati adalah tentang tema debat yang awalnya mengandung tujuh tema dirampingkan menjadi enam.
Ini 12 Panelis yang Mengawal Debat Terakhir Pilpres 2024
Untuk moderator yang akan memimpin jalannya debat nanti yaitu Andromeda Mercury dan Dwi Anggia.
Kalimantan Timur Raih Dua Prestasi Gemilang di Anugerah KPI 2023
Menurutnya tema Anugrah KPI 2023, Ecobroadcasting memberikan penghargaan kepada lembaga penyiaran dan pemerintah yang peduli terhadap isu lingkungan.