Kremlin menyatakan bahwa Rusia akan secara hati-hati mengawasi informasi terkait pemilihan presiden di Amerika Serikat.
Rabu, 06 Nov 2024 20:55:00
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, tidak memiliki niatan untuk mengucapkan selamat kepada Donald Trump, yang berhasil meraih suara elektoral dan suara populer dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS).
"Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berencana memberi selamat kepada Donald Trump," ungkap Dmitry Peskov, yang dikutip dari laman CNN, pada Rabu (6/11/2024). Ia menambahkan, "Jangan lupa bahwa kita berbicara tentang negara yang tidak bersahabat secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita."
Menurut Peskov, Rusia dengan seksama memantau perkembangan terkait Pilpres AS dan tidak mungkin memberikan penilaian resmi pada saat ini. "Masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, mengingat presiden AS saat ini akan tetap menjabat selama hampir satu setengah bulan lagi," lanjut Peskov dalam konferensi pers rutin. Hal ini menunjukkan bahwa Rusia tetap berhati-hati dalam menanggapi situasi politik di Amerika Serikat, terutama dalam konteks hubungan internasional yang rumit antara kedua negara.
Kebijakan yang diterapkan oleh Trump
Peskov menekankan pernyataan penting yang diungkapkan oleh Trump, termasuk keinginan yang diidentifikasi oleh Kremlin untuk menghentikan kebijakan yang ada demi mengakhiri perang yang berkepanjangan dan memulai yang baru.
"Saat dia bersiap memasuki, atau ketika sudah berada di dalam Ruang Oval, kami menyadari bahwa terkadang pernyataan yang disampaikan memiliki nada yang berbeda. Oleh karena itu, kami melakukan analisis secara mendalam, mengamati, dan akan menarik kesimpulan berdasarkan kata-kata serta tindakan tertentu," ungkap Peskov. "Kami telah berulang kali menyatakan bahwa AS memiliki kemampuan untuk membantu menyelesaikan konflik ini. Tentu saja, hal tersebut tidak dapat dicapai dalam waktu singkat."
Ketika ditanya mengenai kemungkinan Trump merasa tersinggung karena tidak menerima ucapan selamat dari Putin, juru bicara Kremlin menambahkan, "Hampir tidak mungkin hubungan ini memburuk lebih jauh. Saat ini, hubungan kita berada pada titik terendah dalam sejarah."
Pernyataan ini menunjukkan betapa rumitnya dinamika hubungan internasional yang melibatkan kedua negara, dan bagaimana pernyataan serta tindakan dari masing-masing pemimpin dapat mempengaruhi situasi yang ada.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Pandasurya Wijaya
T
Reporter
- Teddy Tri Setio Berty
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS
Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Rusia 3 jam yang lalu
Beredar Putin Umumkan Rusia Dukung Palestina, Begini Fakta Sebenarnya
Peskov juga memperingatkan bahwa konflik Hamas-Israel berisiko meluas ke wilayah lain.
Jokowi: Saya Tidak akan Berkampanye
Hal ini disampaikan Jokowi menjawab kabar yang menyebutkan dirinya akan ikut kampanye akbar terakhir pada 10 Februari 2024.
Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya
Donald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.
Tegaskan Netral di Pemilu 2024, Polri Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks
Polri bersama stakeholder kini fokus pada tanggung jawab pengamanan pemilu 2024
Polri 9 bulan yang lalu
VIDEO: Jokowi Wanti-Wanti Aparat & KPU Tak Teledor Bisa Ganggu Kondusivitas Negara!
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) betul-betul netral di pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Menuju Pemilu Damai dan Demokratis
Polri juga menyiapkan Rencana Kontijensi yang melibatkan 25 ribu personel dari Brimob Nusantara dan Dalmas Nusantara.
BI Buka-bukaan soal Nasib Kurs Rupiah Jika Donald Trump Menang Jadi Presiden AS
Jika indeks dolar naik, hal ini berpotensi melemahkan mata uang negara lain, termasuk Rupiah Indonesia.
TNI Belum Terima Laporan Prajurit Melanggar Netralitas Selama Pemilu
TNI memastikan sikap profesional kepada seluruh prajurit demi menjaga netralitas selama Pemilu 2024.
TNI 8 bulan yang lalu
Harus Lebih Bijak, Begini Cara TNI dan Polri di Jateng Jaga Netralitas Selama Pemilu
Mereka diharapkan tidak memberikan komentar apapun terkait calon presiden yang berkompetisi pada pemilu tahun ini
Pengamat: Statemen Presiden Boleh Memihak dan Berkampanye, Menyesatkan
Sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.