Menjadi childfree memiliki keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan oleh perempuan terkait kesehatan mereka.
Rabu, 20 Nov 2024 08:12:00
Dalam empat tahun terakhir, terdapat peningkatan jumlah perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak atau dikenal dengan istilah childfree. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 8 persen atau sekitar 71 ribu perempuan di Indonesia memutuskan untuk menjalani gaya hidup childfree.
Laporan berjudul Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia yang dirilis oleh BPS menunjukkan bahwa perempuan yang memilih hidup childfree cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau mengalami tantangan ekonomi. Setiap individu memiliki alasan tersendiri mengenai keputusan untuk memiliki anak atau tidak, dan tentunya hal ini berdampak pada kesehatan.
Menurut dokter Ngabila Salama, "Keputusan untuk childfree (tidak memiliki anak secara sukarela) dapat memberikan dampak tertentu pada kesehatan reproduksi wanita, baik positif maupun negatif, tergantung pada kondisi fisik, mental, dan gaya hidup yang dijalani."
Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif bagi perempuan yang memilih untuk hidup childfree seperti yang disampaikan oleh Ngabila:
Keuntungan Putuskan Childfree
- Mengurangi risiko komplikasi saat hamil dan melahirkan. Perempuan yang tidak pernah mengalami kehamilan atau persalinan terhindar dari risiko medis seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau trauma saat melahirkan.
- Memiliki peluang lebih besar untuk menjaga kesehatan fisik. Tanpa kehamilan, tubuh tidak mengalami perubahan besar seperti peningkatan berat badan yang drastis, perubahan hormon selama kehamilan, atau dampak jangka panjang pada otot dasar panggul akibat persalinan.
- Memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kesehatan reproduksi. Wanita yang memilih untuk hidup childfree umumnya lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, seperti melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin (pap smear, tes HPV) dan menghindari risiko infeksi menular seksual.
Dampak Negatif Tidak Memiliki Anak
- Risiko terkena beberapa jenis kanker mungkin meningkat. Wanita yang tidak hamil atau tidak menyusui cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker ovarium dan kanker payudara. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kehamilan dan menyusui dapat menekan ovulasi serta mengurangi paparan hormon estrogen, yang berhubungan erat dengan peningkatan risiko kanker tersebut.
- Pengembangan endometriosis mungkin lebih umum terjadi. Wanita yang tidak mengalami kehamilan berpotensi lebih tinggi untuk mengembangkan endometriosis, karena ovulasi terus terjadi setiap siklus menstruasi tanpa adanya jeda yang biasanya diberikan oleh kehamilan.
- Masalah hormonal dapat muncul. Ketidakhamilan berarti tubuh tidak mengalami perubahan hormonal yang biasanya terjadi selama kehamilan, yang dalam beberapa kasus dapat memberikan manfaat, seperti mengurangi risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Dampak Psikologis Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental Seseorang
Ngabila menyatakan bahwa keputusan untuk menjalani gaya hidup childfree dapat memberikan kebebasan mental. Namun, bagi beberapa wanita, adanya tekanan sosial atau kemungkinan penyesalan di masa depan dapat berdampak pada kesehatan mental mereka.
Menurutnya, "Hal ini penting dipertimbangkan dengan baik, bersama pasangan jika ada." Dalam mengambil keputusan tersebut, penting untuk melakukan diskusi yang mendalam agar kedua belah pihak memahami konsekuensi yang mungkin muncul.
Menjaga Kesehatan Reproduksi Sangatlah Penting
Ngabila menyatakan bahwa pengaruh keputusan untuk tidak memiliki anak (childfree) terhadap kesehatan reproduksi wanita dapat berbeda-beda, tergantung pada gaya hidup dan kondisi masing-masing individu. Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya bagi wanita yang memilih untuk childfree agar tetap menjaga kesehatan reproduksi mereka. "Caranya dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, pemeriksaan rutin, dan konsultasi dengan dokter jika diperlukan," kata Ngabila.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Dwi Zain Musofa
B
Reporter
- Benedikta Desideria
Survei Menyebut 8 Persen Wanita Indonesia Pilih Childfree, Apa Dampaknya?
8 Persen wanita dari data SUSESNAS 2022 mengaku childfree, ketahui dampaknya bagi negara.
Ini Faktor yang Menentukan Apakah Seseorang Pro atau Kontra terhadap Pandangan Childfree
Penolakan terhadap konsep childfree sering kali berkaitan dengan norma-norma agama, sementara dukungan terhadapnya lebih didasarkan pada pertimbangan ekonomi.
Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia
Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
BPS: Kesetaraan Gender di Indonesia Semakin Baik
Komponen yang dilihat yaitu dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
BPS 6 bulan yang lalu
Mengenal Vasektomi, Apakah Pria Masih Bisa Ereksi dan Ejakulasi Setelahnya?
Kontrasepsi vasektomi yang dikenal sebagai KB pria tidak memengaruhi ejakulasi dan ereksi.
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Biaya Pernikahan Terlalu Mahal, Banyak Warga Korea Pilih Kumpul Kebo
Laporan itu juga menyebutkan masyarakat semakin mendukung kelahiran anak di luar nikah.
Misi Penting Prabowo untuk Ridwan Kamil Jika Menang Pilkada Jakarta 2024
Adik dari Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap fenomena Gen Z dan millenial yang enggan punya anak.
Pengakuan Ariel Tatum Putuskan Child Free: Gak Ada Alasan yang Pasti Untuk Punya Anak
Meski mengaku suka anak kecil, Ariel merasa bahwa dirinya saat ini tak punya alasan untuk memiliki anak.
Benarkah Vasektomi Buat Pria Tidak Bisa Ejakulasi dan Ereksi? Ketahui Fakta Sebenarnya
Kontrasepsi vasektomi yang dikenal sebagai KB pria tidak memengaruhi ejakulasi dan ereksi.