Chusen Aun enggan menyerah meskipun usaha yang dia rintis tak kunjung mendapatkan profit 6 bulan pertama.
Senin, 28 Okt 2024 11:25:10
Bermula dari teras rumah di Bogor, pemuda ini berhasil merintis usaha kuliner Ijoijoan Kitchen dan kini berkembang pesat dengan omzet hingga ratusan juta per bulan. Chusen Aun, yang akrab dipanggil Chusen, menceritakan perjalanan usaha yang dimulai dengan modal hobi bercocok tanam, hingga menjadi restoran.
Pada 2016, Chusen memulai usahanya dengan modal terbatas dan menggunakan teknik hidroponik di halaman rumah. Awalnya, sayuran seperti kangkung, bayam, dan selada ditanam untuk konsumsi keluarga. Lama-kelamaan, hasil panen ini dijual ke teman-teman maupun tetangga.
"Awalnya, bercocok tanam ini hanya hobi, sebagai penyegaran dari pekerjaan saya di bidang IT," kata Chusen dalam tayangan YouTube Pecah Telur, Senin (28/10).
Modal utama yang digunakan Chusen adalah peralatan hidroponik sederhana dan kemauan merintis usaha yang tinggi. Seiring meningkatnya permintaan, dia menambah variasi tanaman dan kapasitas produksi.
Namun, sayangnya usaha ini sempat mengalami kerugian selama bertahun-tahun akibat biaya produksi yang tinggi dan keterbatasan pengetahuan di bidang pertanian.
"Selama enam tahun pertama, usaha ini terus merugi. Banyak uang terkuras untuk riset dan pengembangan, mulai dari pupuk hingga instalasi hidroponik," ujar Chusen.
Pada 2019, Chusen melihat peluang mengembangkan usaha melalui produk olahan, seperti salad dan jus sayuran. Semua dilakukan dari teras rumahnya, bahkan dia sempat mengantarkan pesanan sayuran tersebut ke Jakarta pada subuh hari. Dia juga mulai menyajikan menu daging premium, termasuk steak dengan bahan baku Wagyu dan Black Angus.
Meski minim pengalaman di bidang kuliner, dia tetap bersikeras mempelajari cara mengolah daging berkualitas. Hasilnya, pada bulan pertama, menu daging premium ini langsung menarik minat pelanggan dan mendongkrak omzet sekitar Rp50 juta per bulan.
Banyaknya respon positif dari pelanggan dan orang terdekat, Chusen akhirnya mengubah setengah greenhousenya menjadi area dine in yang sederhana. Antusiasme pelanggan terus meningkat, hingga omzet bulanan melonjak Rp600 juta.
Dengan keuntungan ini, Chusen memperluas bisnis ke lokasi lebih besar yang mampu menampung 120 pengunjung, dan memperluas variasi menu dengan tetap mempertahankan harga yang kompetitif.
Rahasia Sukses dan Tantangan Ijoijoan Kitchen
Keberhasilan Ijoijoan Kitchen tidak hanya berkat produknya yang berkualitas, tetapi juga karena pendekatan personal dengan pelanggan serta kekeluargaan dalam tim. Chusen memperlakukan setiap anggota timnya sebagai bagian dari keluarga besar. Mereka bahkan rutin outing bersama untuk memperkuat kerjasama tim.
Selain itu, Chusen menerapkan harga yang terjangkau meski menggunakan bahan baku premium. Menurutnya, steak premium di luar sana bisa dijual tiga hingga empat kali lipat dari harga steak Chusen. Maka dari itu, dia ingin semua orang bisa menikmati steak berkualitas tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Perjalanan bisnis Chusen penuh tantangan, terutama dalam aspek pengelolaan modal. Sebagian besar keuntungan yang diperoleh diinvestasikan kembali untuk riset dan pengembangan.
Chusen bahkan mengikuti kursus pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan berdiskusi dengan para ahli untuk meningkatkan kualitas tanaman hidroponiknya. Dia terus berinovasi agar setiap produk Ijoijoan Kitchen tetap memiliki kualitas tinggi.
Pengelolaan cash flow di awal usaha menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika pendapatan masih kecil sementara biaya operasional terus bertambah. Dengan pengalaman di bidang IT dan pengetahuan dasar keuangan, Chusen mampu mengelola keuangan bisnis dengan baik. Lambat laun, Ijoijoan Kitchen mencapai kestabilan finansial dan terus berkembang hingga saat ini.
Tim Solid dan Kuat Jadi Modal Utama
Saat ini, Ijoijoan Kitchen dikelola dengan manajemen yang terstruktur. Meski banyak permintaan untuk membuka cabang baru, Chusen memilih fokus pada penguatan internal tim sebelum memperluas jaringan.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap cabang memiliki kualitas yang sama dan tim yang solid. Pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas kami,” kata Chusen.
Ijoijoan Kitchen berusaha menjadi bukan sekadar restoran, tetapi juga komunitas yang memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Bagi Chusen, kesuksesan usaha adalah tentang membangun hubungan yang baik dengan pelanggan serta menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif.
Oleh karena itu, Chusen optimis bahwa Ijoijoan Kitchen akan terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda di Indonesia yang ingin memulai usaha dari nol.
Reporter Magang: Thalita Dewanty
Artikel ini ditulis oleh
Editor Yunita Amalia
Jatuh Bangun Bos D'Kriuk Kembangkan Bisnis Ayam Goreng Tepung hingga Punya 1.500 Cabang
Sebelum sukses mengembangkan D'Kriuk, hampir 17 kali, Iksan Juhansyah dan keluarga berpindah-pindah tempat tinggal.
VIRAL 1 tahun yang lalu
Kisah Inspiratif Petani Muda, Usia 21 Tahun Bisa Raup Rp300 Juta Sekali Panen
Dengan luas tanah yang dia miliki 1,5 hektare, Ujang mampu mendapat keuntungan mencapai Rp300 juta sekali panen.
Banyak Sedekah Jadi Kunci Sukses Adibayu Bisnis Kentang, Kantongi Omzet Rp2,5 Miliar
Memperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Pernah Ditipu, Ini Kisah Perjuangan Juragan Tahu Pedas Merintis Bisnis Kuliner hingga Sukses
“Untuk yang ingin memiliki usaha, intinya mulai saja. Karena usaha itu tidak perlu banyak teori"
Selain memanfaatkan media sosial Instagram, penjualannya banyak terbantu karena testimoni pembeli kepada orang lain.