- PERISTIWA
- NASIONAL
Dewan atau Mahkamah Etik Nasional ini diharapkan dapat memberikan sanksi yang tegas dan mandiri untuk mengawasi para penyelenggara negara
Minggu, 03 Nov 2024 08:37:29
Pembentukan Mahkamah Etik Nasional sebagai lembaga independen yang memiliki kewenangan untuk menindak pelanggaran etika di semua tingkatan pemerintahan dinilai penting dilakukan.
"Saat ini, meskipun sudah ada beberapa lembaga etik di institusi-institusi, efektivitasnya masih dipertanyakan," kata Juanda, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Esa Unggul dalam diskusi kelompok terpumpun (FGD) bertema Memperkokoh Etika Penyelenggara Negara dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dewan atau Mahkamah Etik Nasional ini diharapkan dapat memberikan sanksi yang tegas dan mandiri untuk mengawasi para penyelenggara negara dalam mematuhi standar etika yang ada.
Namun, Juanda mengakui bahwa pembentukan lembaga etik saja tidak cukup. Perubahan nyata harus dimulai dari pendidikan etika yang kuat sejak usia dini hingga di perguruan tinggi.
Juanda menyoroti betapa masih lemahnya penerapan etika dalam hukum dan pemerintahan di Indonesia. Padahal dalam praktek berbangsa dan bernegara, Indonesia sudah memiliki Pancasila sebagai dasar negara.
"Sebagai bangsa yang merdeka, ideologi Pancasila adalah kesepakatan nasional yang telah dinormalkan dalam konstitusi," ujarnya.
Lemahnya penerapan etika itu memunculkan paradoks negara hukum di Indonesia. Juanda mempertanyakan konsepsi tersebut yang juga tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945.
"Apakah benar Indonesia sudah menjadi negara hukum? Keadilan belum terpenuhi, korupsi masih jalan, dan kedisiplinan publik masih kurang. Sulit menjawabnya dengan jernih," katanya,
Ia menegaskan, etika seharusnya menjadi energi utama dalam penegakan hukum, bukan sekadar hukum normatif yang terpisah dari moral.
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal menambahkan, perlunya penguatan kurikulum etika agar generasi mendatang dapat lebih menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam menjalankan profesi mereka.
"Saya yakin, dengan persatuan dan kesadaran etika yang tinggi, Indonesia bisa menjadi negara makmur di tahun 2045," ujarnya.
Tanpa etika, para pemangku kebijakan akan cenderung menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok, seperti yang terjadi pada fenomena nepotisme di beberapa daerah.
Ia juga mengkritik sejumlah oknum pejabat yang terlibat dalam skandal, baik di legislatif maupun yudikatif, yang menggambarkan rapuhnya integritas di tubuh pemerintahan.
Guru Besar Komunikasi Politik dari London School of Public Relations Lely Arianie Napitupulu menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya etika di kalangan pejabat, dan salah satunya adalah budaya patron-klien yang sangat kental.
"Ketika baru dilantik jadi anggota dewan, lencana kecil DPR itu begitu berharga, dibawa ke mana-mana, bahkan sampai ke acara pernikahan di akhir pekan," ujarnya.
Selain itu, fenomena ‘flexing’ di kalangan pejabat, dari pakaian bermerek hingga naik kelas bisnis di penerbangan, menambah jarak mereka dari rakyat yang mereka wakili.
"Dulu naik pesawat di ekonomi, sekarang di bisnis. Ketika bertemu dengan konstituen, (konstituen) malah dicuekin," tambahnya, menggambarkan ironi antara janji politik sebelum terpilih dan kenyataan setelah menjabat.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Henni Rachma Sari
Solusi Penguatan Etika Pejabat Publik
Bukan hanya di lembaga peradilan, lembaga lain yang berkaitan dengan hukum juga masih terjadi pelanggaran etika.
BPIP 2 bulan yang lalu
BPIP Gelar Diskusi Bahas Moral dan Etika Pejabat Publik Hari ini, Para Pakar dan Akademisi Hadir
Diskusi ini dilakukan untuk yang ketiga kalinya dengan tema yang serupa di berbagai kota.
BPIP 2 bulan yang lalu
Pejabat Publik Diminta Teladani Moralitas dan Etika Para Tokoh Sejarah Bangsa
Beberapa tokoh dalam sejarah Indonesia, seperti Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta, telah memberikan teladan luar biasa dalam moralitas dan etika publik.
Jimly Usul Bentuk Lembaga Mahkamah Etika Nasional, Jaga Integritas Pejabat
Jimly Asshiddiqie mengatakan, sudah saatnya Indonesia memiliki lembaga yang khusus menangani pelanggaran etika.
Kode Etik Penyelenggara Pemilu, Ketahui Tujuannya
Kode etik penyelenggara pemilu adalah suatu kesatuan asas moral, etika, dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi penyelenggara pemilu.
Saat Para Profesor dan Guru Besar Kumpul, Kasih Rekomendasi Problematika Etik Penguasa
"Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"
Fungsi Pengendalian Sosial dan Tujuannya, Pahami Jenis-Jenisnya
Pengendalian sosial berfungsi sebagai kontrol guna terciptanya tatanan masyarakat yang tertib dan teratur.
Perkuat Hukum dan Jaga Etika Pejabat Negara, Ini Rekomendasi BPIP
Hukum itu ibarat sebuah kapal, etika adalah samuderanya. Maka kapal hukum tidak mungkin berlayar mencapai tepian pulau keadilan jika samuderanya kering
BPIP 2 bulan yang lalu
Etika Harus Jadi Pegangan dalam Kehidupan Bernegara, Demi Masyarakat Adil dan Makmur
Dalam pemikirannya, filsuf asal Yunani, Aristoteles menekankan etika sebagai esensi politik.
BPIP 1 hari yang lalu
BPIP Soroti Etika dan Moralitas Pejabat Negara: Perlunya UU Lembaga Kepresidenan
Dewan Pakar BPIP Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala, mengaku prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini.
BPIP 3 bulan yang lalu
Para Pakar Ungkap Akar Masalah Etika dan Moral Penyelenggara Negara
Persoalan etika itu semakin diperparah dengan pengajaran akhlak di lembaga pendidikan yang cenderung verbal dan normatif.