Penelitian: Bulu Kucing Bisa Jadi Bukti Penting dalam Penyelidikan Kasus Kejahatan

2 months ago 16
  1. DUNIA

Dalam studi ini, tim peneliti berhasil mengekstrak DNA mitokondria dari bulu kucing.

Kamis, 07 Nov 2024 21:01:00

 Bulu Kucing Bisa Jadi Bukti Penting dalam Penyelidikan Kasus Kejahatan Ilustrasi Kucing Moggy (©www.litter-robot.com)

Sebuah penelitian terkini yang dipimpin oleh Emily C. Patterson mengungkapkan hasil yang menarik dan dapat mengubah cara pandang kita terhadap bukti forensik. Dalam studi yang dimuat di jurnal Forensic Science International: Genetics ini, Patterson dan timnya menemukan bahwa sehelai bulu kucing yang ditemukan di lokasi kejadian dapat menghubungkan pelaku kejahatan dengan tempat atau individu terkait. Seperti yang dikutip dari laman SciNews pada Rabu (06/11/2024), hasil penelitian ini berpotensi membuka peluang baru dalam pemanfaatan bukti DNA hewan untuk investigasi kriminal.

Inovasi dalam Mengidentifikasi DNA dari Bulu Kucing

Orang lain juga bertanya?

Metode baru yang dikembangkan oleh Patterson dan rekan-rekannya memungkinkan para peneliti untuk mengekstraksi dan menganalisis DNA yang terdapat dalam bulu kucing yang rontok di lokasi kejadian. Umumnya, bukti forensik DNA diperoleh dari darah, air liur, atau jaringan tubuh lain, tetapi bulu yang rontok, yang sering kali dianggap sepele, dapat memberikan informasi yang sangat berharga. Dalam penelitian ini, tim berhasil mengidentifikasi DNA mitokondria dari bulu kucing tersebut. DNA ini kemudian dapat dibandingkan dengan sampel DNA dari kucing korban, tersangka, atau kucing yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Bulu kucing, meskipun sering dianggap remeh, ternyata menyimpan informasi genetik yang sangat penting. Dalam konteks kejahatan, seperti perampokan atau pembunuhan, penemuan bulu kucing dapat menjadi petunjuk yang membantu penyidik dalam memahami keterlibatan kucing dalam peristiwa tersebut.

Sebagai contoh, jika bulu kucing ditemukan di dekat jenazah korban atau pada pakaian pelaku, hal ini bisa menunjukkan adanya hubungan antara pelaku dan korban atau bahwa pelaku pernah berada di lokasi yang sama. Patterson menjelaskan bahwa untuk menganalisis DNA dari bulu kucing, tim peneliti hanya dapat mengekstraksi DNA mitokondria, yang diwariskan secara turun-temurun dari induk (dalam hal ini, ibu kucing) kepada keturunannya. DNA mitokondria ini terdapat dalam mitokondria sel, yang ada di hampir semua sel tubuh.

Teknik baru yang telah dikembangkan

Keunikan DNA mitokondria terletak pada kemudahan penemuan dan pemeliharaannya dalam sampel biologis yang telah mengalami degradasi, seperti bulu yang rontok. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini; karena DNA mitokondria hanya diwariskan dari ibu, kucing-kucing yang berasal dari garis keturunan yang sama akan menunjukkan kesamaan dalam DNA mitokondria mereka. Dengan demikian, kucing-kucing yang memiliki ibu yang sama tidak dapat dibedakan hanya berdasarkan DNA mitokondria meskipun mereka memiliki hubungan genetik yang sangat dekat.

Metode yang diterapkan oleh tim Patterson berbeda dengan metode analisis DNA mitokondria yang telah ada sebelumnya. Sebelumnya, para peneliti hanya dapat menganalisis fragmen pendek dari DNA mitokondria, sehingga informasi yang diperoleh terbatas pada asal-usul genetik individu. Namun, dengan teknik baru yang telah dikembangkan, mereka kini dapat menentukan urutan lengkap DNA mitokondria.

Hal ini memungkinkan analisis yang lebih mendalam dan akurat. Tim Patterson telah berhasil menciptakan teknik yang memungkinkan pemetaan urutan DNA mitokondria secara keseluruhan, memberikan hasil yang lebih diskriminatif dan tepat.

Dengan kemampuan untuk memeriksa lebih banyak bagian dari DNA mitokondria, peneliti dapat menemukan perbedaan yang lebih halus antara individu kucing, bahkan yang berasal dari garis keturunan yang sangat dekat. Ini meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi asal-usul bulu yang ditemukan di tempat kejadian perkara, bahkan memungkinkan untuk mengaitkan bulu tersebut dengan kucing tertentu.

Kemungkinan penerapan pada kejahatan dan spesies lainnya

Meski penelitian ini berfokus pada kucing, metode yang digunakan tidak hanya berlaku untuk hewan tersebut. Patterson dan rekan-rekannya meyakini bahwa pendekatan ini juga dapat diterapkan pada spesies lain, terutama anjing. Bulu anjing sering kali ditemukan di lokasi kejadian, dan dengan menggunakan teknik analisis DNA yang sama, penyidik dapat mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang pelaku atau tempat terjadinya peristiwa kriminal. Selain itu, metode ini membuka peluang untuk penerapan yang lebih luas dalam berbagai jenis tindak kejahatan.

Dalam kasus kejahatan yang melibatkan perampokan, keberadaan bulu hewan peliharaan pada pakaian atau tempat tidur pelaku maupun korban dapat memberikan petunjuk yang sangat berarti. Dalam beberapa situasi, adanya bulu hewan yang sebelumnya tidak teridentifikasi bisa menjadi awal yang mengarah kepada pelaku, sehingga membantu dalam mengidentifikasi atau mengecualikan individu tertentu selama proses penyidikan. (Tifani)

Artikel ini ditulis oleh

Pandasurya Wijaya

Editor Pandasurya Wijaya

H

Reporter

  • Harun Mahbub
  • Switzy Sabandar
Arkeolog Temukan Bukti Kucing 'Membuat Biskuit' 1.200 Tahun Lalu, Berasal dari Zaman Kekhalifahan Islam

Arkeolog Temukan Bukti Kucing 'Membuat Biskuit' 1.200 Tahun Lalu, Berasal dari Zaman Kekhalifahan Islam

Para ahli perilaku hewan menjelaskan aktivitas "membuat biskuit" ini punya tujuan tertentu.

sains 1 bulan yang lalu

Ilmuwan Pertama Kali Temukan Fosil Kromosom Purba, Masih Utuh dan Tersusun Rapi dalam Kulit Mamut Berbulu Berusia 52.000 Tahun
7 Bahaya Bulu Kucing bagi Pernapasan, Cat Lover Wajib Tahu

7 Bahaya Bulu Kucing bagi Pernapasan, Cat Lover Wajib Tahu

Bulu pada kucing tidak hanya menyebabkan mata gatal dan hidung meler saja, tetapi juga berpotensi membahayakan pernapasan.

Telah Dinyatakan Punah, Sehelai Rambut ini Ungkap Tabir Keberadaan Harimau Jawa

Telah Dinyatakan Punah, Sehelai Rambut ini Ungkap Tabir Keberadaan Harimau Jawa

Sehelai rambut buktikan Harimau Jawa masih ada meski telah dianggap punah puluhan tahun lalu.

 Bukan Karena Diracun
12 Cara Melebatkan Bulu Kucing dengan Alami, Lakukan Hal Ini

12 Cara Melebatkan Bulu Kucing dengan Alami, Lakukan Hal Ini

Langkah alami ini juga merupakan cara memperlakukan kucing secara baik dan benar.

Ilmuwan Berhasil Pecahkan Misteri Mengapa Panda Langka Ini Berwarna Cokelat, Bukan Hitam-Putih, Begini Penjelasannya
Apakah Anjing Lebih Cerdas dari Kucing? Peneliti Ungkap Fakta Dibaliknya

Apakah Anjing Lebih Cerdas dari Kucing? Peneliti Ungkap Fakta Dibaliknya

Siapakah yang lebih pintar di antara anjing dan kucing? Pertanyaan akan kedua hewan peliharaan favorit itu mungkin pernah terlintas di pikiran kita.

Sedang Mencari Lokasi Tambang Emas, Pekerja Temukan Mumi Badak Berbulu dari Masa 11.000 Tahun Lalu, Culanya Masih Utuh

Sedang Mencari Lokasi Tambang Emas, Pekerja Temukan Mumi Badak Berbulu dari Masa 11.000 Tahun Lalu, Culanya Masih Utuh

Badak berbulu yang terawetkan yang ditemukan oleh penambang di Republik Sakha Rusia akan digali sepenuhnya dalam beberapa bulan mendatang, saat para peneliti m

Mumi 3 bulan yang lalu

Mitos Kucing Hitam Putih dan Faktanya, Dipercaya Sebagai Pembawa Keberuntungan
Ilmuwan Kumpulkan Ribuan Otak Manusia dari Seluruh Dunia, Ada Yang Diawetkan Sejak 12.000 Tahun Lalu, Ini Tujuannya

Ilmuwan Kumpulkan Ribuan Otak Manusia dari Seluruh Dunia, Ada Yang Diawetkan Sejak 12.000 Tahun Lalu, Ini Tujuannya

Peneliti mengumpulkan arsip dari ribuan otak manusia yang diawetkan dalam catatan arkeologi dari berbagai belahan dunia.

Read Entire Article
International | Politik|