Pengguna Medsos Harus Hati-hati Tentang Tren Kesehatan, Kenapa?

2 months ago 21
  1. TEK
  2. SOCIAL MEDIA

Tren kesehatan di media sosial sering kali menyesatkan dan berbahaya. Kenali cara membedakan informasi yang benar dan salah.

Senin, 28 Okt 2024 07:03:30

Pengguna Medsos Harus Hati-hati Tentang Tren Kesehatan, Kenapa? Pengguna Medsos Harus Hati-hati Tentang Tren Kesehatan, Kenapa? (©Unsplash/SCREEN POST)

Di media sosial seperti TikTok dan Instagram, banyak influencer yang mempromosikan berbagai tren kesehatan dan kebugaran. Tren ini sering kali berupa diet baru atau metode latihan yang dianggap efektif dalam waktu singkat.

Meskipun tampak menarik, konten ini bisa berbahaya bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki masalah citra tubuh, sedang dalam pemulihan dari gangguan makan, atau remaja yang mudah terpengaruh.

Mengutip CNET, Senin (28/10), konten yang menyebarkan informasi salah ini sering kali menjadi lebih mengkhawatirkan karena disebarkan oleh influencer yang memiliki banyak pengikut.

Ketika pengikut mempercayai dan membagikan konten ini, internet menjadi dipenuhi dengan pesan-pesan yang membingungkan mengenai kebenaran suatu klaim. Ini membuat sulit bagi pengguna biasa untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.

Tren Diet yang Perlu Dihindari

Beberapa tren diet yang populer di media sosial, seperti diet keto dan diet karnivora, sering kali tidak cocok untuk semua orang. Meskipun diet keto bisa membantu pasien epilepsi, tidak semua orang perlu mengikuti pola makan yang sangat ketat.

Diet karnivora, yang hanya mengonsumsi daging tanpa makanan nabati, dan diet berbasis hewan, yang membolehkan beberapa makanan nabati, dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan.

Brittany Werner, seorang ahli gizi, memperingatkan bahwa rencana diet yang sangat membatasi dapat menyebabkan masalah gizi dan masalah pencernaan. Menghilangkan seluruh kelompok makanan berisiko menimbulkan kekurangan nutrisi dan masalah pencernaan. Sebagai gantinya, Werner menyarankan agar kita mengonsumsi diet seimbang yang mencakup makanan utuh dari semua kelompok makanan.

Detoksifikasi dan Pembersihan: Mitos yang Harus Diketahui

Meskipun banyak yang masih menganjurkan metode detoksifikasi dan pembersihan, ahli gizi menyatakan bahwa tubuh kita sudah memiliki mekanisme alami untuk menghilangkan racun.

Werner menjelaskan bahwa hati dan ginjal berfungsi sebagai filter untuk mengeluarkan racun dan limbah dari tubuh. Metode pembersihan yang ekstrem, seperti pembatasan kalori yang drastis, dapat menyebabkan kekurangan gizi yang serius.

Dr. Will Bulsiewicz juga menyoroti tren pembersihan parasit yang sedang viral di TikTok. Ia mempertanyakan klaim bahwa semua orang memiliki parasit, mengingat hasil tes yang ia lakukan selama bertahun-tahun menunjukkan sebaliknya. Jika seseorang mencurigai adanya parasit, ia menyarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis daripada mengikuti saran influencer yang tidak terlatih.

Kesalahpahaman tentang Pembakaran Kalori

Banyak orang percaya bahwa mereka harus membakar kalori setelah makan besar. Namun, sebagian besar pembakaran kalori sehari-hari berasal dari aktivitas normal seperti berjalan, berdiri, dan memasak. Werner menegaskan bahwa kita membakar lebih banyak kalori dari aktivitas sehari-hari dibandingkan dengan sesi latihan di gym.

Olahraga seharusnya fokus pada pembangunan otot dan peningkatan kesehatan kardiovaskular, bukan hanya membakar kalori. Memahami bahwa latihan memiliki manfaat lebih dari sekadar pembakaran kalori dapat membantu kita mengubah cara pandang terhadap kebugaran.

Tren Protein yang Perlu Diwaspadai

Tren menggabungkan Diet Coke dengan protein shake sedang populer di media sosial. Meskipun tampaknya menarik, Bulsiewicz memperingatkan bahwa kombinasi ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung dan diare. Diet Coke mengandung pemanis buatan dan karbonasi, sedangkan protein shake sering mengandung laktosa yang bisa memicu reaksi pada perut sensitif.

Sebelum mencoba tren ini, penting untuk mempertimbangkan bagaimana bahan-bahan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan Anda. Jika Anda memiliki perut sensitif, lebih baik untuk menghindari kombinasi tersebut.

Stereotip Kebugaran yang Salah

Salah satu stigma yang masih ada adalah anggapan bahwa angkat beban akan membuat tubuh menjadi besar. Ini adalah mitos yang sering kali tidak berdasar. Miriam Fried, pelatih kebugaran, menyatakan bahwa banyak wanita terjebak dalam pemikiran bahwa mereka harus melakukan latihan dengan intensitas rendah untuk menjaga kesehatan hormonal mereka.

Anne Hussain, seorang dokter naturopatik, menambahkan bahwa wanita harus didorong untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik, termasuk latihan kardiovaskular dan kekuatan. Mengabaikan latihan formal selama satu hingga dua minggu setiap bulan dapat mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik yang signifikan.

Vibration Plates: Solusi yang Salah

Penggunaan vibration plates sebagai pengganti latihan tradisional sering kali dipromosikan di media sosial. Mike Julom, seorang pelatih bersertifikat, menegaskan bahwa berdiri di atas alat ini tidak cukup untuk membakar kalori atau membangun otot. Meskipun alat ini memiliki beberapa manfaat, seperti meningkatkan keseimbangan, mereka tidak dapat menggantikan latihan yang lebih efektif.

Jika tujuan Anda adalah menurunkan berat badan atau membangun otot, Anda perlu melakukan latihan kekuatan dan kardiovaskular, bukan hanya mengandalkan alat ini. Ini adalah salah satu contoh dari banyak tren yang menjanjikan solusi instan namun tidak efektif.

Mitos Latihan Intensitas Tinggi

Di media sosial, ada banyak pembicaraan tentang bahaya latihan yang meningkatkan kadar kortisol. Meskipun kortisol dikenal sebagai hormon stres, latihan intensitas tinggi seperti HIIT memiliki banyak manfaat. Hussain menekankan bahwa latihan ini sangat bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular dan seharusnya tidak dihindari.

Alih-alih menghindari latihan intensitas tinggi, sebaiknya kita mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi, karena banyak yang belum memenuhi pedoman latihan minimum. Latihan ini juga membantu dalam regulasi kortisol jangka panjang dan mendukung kesehatan mental.

Menghadapi Misinformasi Kesehatan

Misinformasi tentang kesehatan dan kebugaran di media sosial dapat menyebabkan kebiasaan makan yang tidak sehat dan masalah kesehatan lainnya. Werner mencatat bahwa informasi yang salah sering kali menargetkan populasi rentan yang mencari bantuan. Hal ini dapat mengakibatkan rasa bersalah dan ketakutan seputar makanan, serta masalah citra tubuh dan harga diri.

Fried menambahkan bahwa wanita, khususnya, menerima pesan yang kontradiktif tentang aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan kehilangan massa otot seiring bertambahnya usia, sehingga penting untuk melibatkan wanita dalam latihan kekuatan.

Menjadi Konsumen yang Cerdas di Media Sosial

Penting untuk menilai informasi yang kita terima di media sosial dengan kritis. Bulsiewicz menyarankan agar kita meminta bukti dari influencer yang membuat klaim kesehatan. Jika mereka hanya mengarahkan kita ke artikel blog atau video lain, mereka mungkin hanya mengulangi informasi yang tidak terverifikasi.

Mengetahui sumber informasi yang dapat dipercaya dan mendasar pada penelitian yang valid adalah kunci untuk melindungi kesehatan kita. Seiring dengan meningkatnya jumlah informasi yang salah, kemampuan untuk membedakan antara fakta dan fiksi menjadi semakin penting.

Artikel ini ditulis oleh

Fauzan Jamaludin

Editor Fauzan Jamaludin

F

Reporter

  • Fauzan Jamaludin
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

hoaks 1 tahun yang lalu

Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu

Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu

Hoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.

hoaks 1 tahun yang lalu

5 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Tekanan Media Sosial, Nomor 2 Sering Diabaikan
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI

Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI

Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.

Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya

Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya

Dengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.

Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024

Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024

Di sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.

hoaks 1 tahun yang lalu

 Hoaks Menteri Kesehatan Budi Gunadi Promosikan Produk Pelangsing

CEK FAKTA: Hoaks Menteri Kesehatan Budi Gunadi Promosikan Produk Pelangsing

Diklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.

Self Diagnose pada Kesehatan Mental Bisa Berbahaya, Ini Dampaknya

Self Diagnose pada Kesehatan Mental Bisa Berbahaya, Ini Dampaknya

Self diagnose yang dilakukan seseorang bisa menyebabkan kondisi mental tidak terdiagnosis dengan tepat dan malah semakin parah.

Tenaga Kesehatan Diingatkan soal Keamanan Digital, Awas Langgar Kode Etik

Tenaga Kesehatan Diingatkan soal Keamanan Digital, Awas Langgar Kode Etik

Era digital menawarkan berbagai alternatif untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, ada tantangan dan risiko yang patut diwaspadai.

Orangtua Harus Tahu, Ini Batas Usia Minimal Anak-Anak Menggunakan Media Sosial

Orangtua Harus Tahu, Ini Batas Usia Minimal Anak-Anak Menggunakan Media Sosial

Penggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.

Info 1 tahun yang lalu

 Remaja Eropa Sudah Kecanduan Media Sosial, Dampak Buruknya Sudah Terjadi

WHO: Remaja Eropa Sudah Kecanduan Media Sosial, Dampak Buruknya Sudah Terjadi

WHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.

who 1 bulan yang lalu

Pentingnya Tata Krama di Media Sosial untuk Membangun Generasi Muda Bijak Berdigital

Pentingnya Tata Krama di Media Sosial untuk Membangun Generasi Muda Bijak Berdigital

Perilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.

Read Entire Article
International | Politik|