Puter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Selasa, 12 Nov 2024 11:17:55
Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), dalam pidatonya kemarin untuk pertama kalinya menyebut perang Israel di Gaza sebagai genosida.
Pada pertemuan gabungan Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam yang diadakan di Ibu Kota Riyadh, pangeran Saudi dan pemimpin Arab lainnya mengeaskan kecaman mereka terhadap serangan Israel di Gaza dan Lebanon.
"KTT ini diselenggarakan sebagai perpanjangan dari KTT sebelumnya mengingat agresi biadab Israel yang terus berlanjut terhadap saudara-saudara kita, rakyat Palestina, dan perluasan agresi terhadap Republik Lebanon," katanya dalam pidato, seperti dikutip dari laman Middle East Eye (MEE), Senin (11/11).
"Kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali kecamannya atas genosida yang dilakukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina yang mengakibatkan lebih dari 150.000 orang mati syahid, terluka dan hilang, yang sebagian besarnya adalah wanita dan anak-anak," imbuhnya.
Sebelumnya, Arab Saudi dikabarkan akan meresmikan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, Pangeran Muhammad bin Salman baru-baru ini menyatakan pemerintahannya tidak akan melakukannya tanpa pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Pembunuhan sistematis dengan pelarangan lembaga bantuan di Gaza
Selain itu, Pangeran MBS juga mengecam “penodaan Masjid Suci Al-Aqsa” oleh Israel dan “penghinaan Otoritas Palestina di seluruh wilayah Palestina” serta mengkritik pelarang yang dilakukan Israel terhadap PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, dan serangan terhadap lembaga-lembaga bantuan di Gaza juga mengutuk perang Israel di Lebanon dan Gaza.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menahan diri untuk tidak menyebut pembantaian Gaza adalah genosida tetapi “mengecam pembunuhan sistematis terhadap warga sipil di Gaza”
"Atas nama Mesir, saya nyatakan bahwa kami akan menentang semua rencana yang berupaya melikuidasi perjuangan Palestina, baik melalui pemindahan paksa atau membuat Gaza tidak layak huni. Kami tidak akan menerima itu dalam keadaan apapun," kata Sisi.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad menyerukan "rencana eksekutif" oleh para pemimpin Arab dan Islam untuk mengakhiri perang Israel.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, memperingatkan terhadap rencana Israel "untuk memusnahkan warga Palestina” dan pelarangan UNRWA oleh Israel bertujuan untuk "menghilangkan solusi dua negara dan mencegah kembalinya pengungsi Palestina ke tanah air mereka".
Lebih lanjut, Erdogan mengkritik negara-negara Barat yang memberikan Israel "dukungan politik, ekonomi, militer dan moral," sementara juga mengakui "kegagalan negara-negara muslim untuk menanggapi secara memadai" situasi di Gaza.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti
Artikel ini ditulis oleh
Editor Pandasurya Wijaya
P
Reporter
- Pandasurya Wijaya
Dia seorang pengacara dan akademisi internasional Italia serta menjadi wanita pertama yang memegang posisi sebagai Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina.
PBB 8 bulan yang lalu
PBB Akhirnya Sebut Israel Telah Melakukan Genosida terhadap Rakyat Palestina di Gaza
PBB Akhirnya Sebut Israel Telah Melakukan Genosida terhadap Rakyat Palestina di Gaza
Persekongkolan Jahat, Para Pemimpin Negara Arab Terungkap Minta Israel Kalahkan Hamas
Para pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Salat Subuh Penuh Darah di Gaza
Israel membom sebuah sekolah di Gaza yang berisi pengungsi saat sedang salat subuh Sabtu kemarin.
Gaza 3 bulan yang lalu
Perang Besar di Gaza Dimulai! RS Indonesia Dibombardir, Israel Kerahkan Pasukan Darat
Israel mulai mengerahkan pasukan darat besar-besaran ke Gaza dan melancarkan serangan udara terparah dalam tiga pekan terakhir.
Gaza 1 tahun yang lalu
Afrika Selatan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional pada 29 Desember, dengan tuduhan genosida rakyat Palestina di Jalur Gaza.
King Faisal, Raja Arab Saudi Musuh Israel yang Wafat Ditembak di Kepala
Kisah Raja Arab Saudi pro-Palestina yang meninggal karena ditembak oleh keponakannya sendiri.