Kondisi ini dipicu dari kinerja industri otomotif yang juga anjlok.
Kamis, 31 Okt 2024 11:47:00
Emiten GPS tracker PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) melaporkan pendapatan korporasi di kuartal II 2024 mencapai Rp13,54 miliar. Angka ini mengalami kontraksi -23,51 persen secara tahunan ( year of year, YoY) di Juni 2024.
CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk Alamsyah Cheung mengkonfirmasi penurunan kinerja perseroan di triwulan kedua tahun ini. Menurutnya, itu berkorelasi dengan kinerja industri otomotif yang juga anjlok pada waktu bersamaan.
"Menurunnya itu secara global, secara nasional juga, karena bisa dibilang industri otomotif sebagai induk dari bisnis kami juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Itu kurang lebih sekitar 20 persen penurunan itu. Sehingga itu juga berdampak pada kinerja Q2 kami," jelasnya dalam sesi Publix Expose Insidentil IOTF, Kamis (31/10).
Tren penurunan pendapatan tak hanya terjadi di Q2 saja, tapi juga di sepanjang semester I 2024. Sebagai catatan, revenue IOTF pada Januari-Juni 2024 berada di sekitar Rp28,6 miliar, lebih kecil dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp34 miliar.
Secara total, penurunan pendapatan pada periode Januari-Juni 2024 yakni sebesar -15,81 persen (YoY) dibanding semester II 2023.
Sehingga, itu berdampak terhadap net income di kuartal II 2024 merosot -159,62 persen (YoY), atau merugi Rp138,8 juta. Dengan net profit margin -1,03 persen atau -179,23 persen secara tahunan (YoY)
Kemudian, biaya operasional (operating expense) IOTF pun terpangkas -0,84 persen menjadi Rp 4,41 miliar di kuartal II 2024. Lalu, EBITDA sebesar Rp 618,54 juta atau minus 37,37 persen.
Meskipun diterpa catatan merah, Alamsyah mengklaim itu tidak mengganggu stabilitas keuangan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. Menengok kinerja keuangan perseroan di kuartal III 2024, ia optimistis mulai bangkit kembali.
"Namun, di Q3 sudah mulai bounce back. Kami sudah mulai meningkat. Saat ini kami masih terus mempelajari peluang-peluang yang dapat menjadi pendukung bisnis perseroan di tengah faktor risiko yang ada," tutur dia.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Yunita Amalia
M
Reporter
- Maulandy Rizky Bayu Kencana
Penjualan Mobil Kuartal 1 Tahun 2024 Anjlok karena Ini
Situasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Penjualan Mobil Turun Tajam, Hyundai: Ekonomi Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Penjualan mobil periode Januari-Mei 2024 turun drastis dibandingkan sebelumnya. Yuk simak!
mobil 3 bulan yang lalu
Ternyata Ini Penyebab Rendahnya Penjualan Mobil Baru di Indonesia Sepanjang 2024
Penjualan mobil baru pada tahun 2014 mencapai hingga 1,2 juta unit. Sementara penjualan mobil baru di sepanjang 2023 terus turun jadi berkisar 1 juta unit.
Mengapa Sektor Otomotif 2024 Turun, tapi Bali Tetap Stabil?
Tantangan besar dunia otomotif makin menguat meski panca pandemi.
Dampak Kenaikan Tarif Tol dan BBM Subsidi Terhadap Pembelian Mobil Menurut Gaikindo
Menurut Gaikindo, kenaikan tarif tol dan wacana pembatasan BBM subsidi tidak terlalu berdampak pada penjualan mobil. Yuk simak!
Penjualan Mobil Baru Anjlok, Pabrikan Hanya Berharap GIIAS dan Akhir Tahun
Industri otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Pabrikan hanya berharap pada dua momentum lagi.
Tanda-tanda Penurunan Harga yang Berkepanjangan dalam Penjualan Mobil di Indonesia
Penjualan mobil yang mengalami penurunan mendorong sejumlah brand memberikan diskon yang cukup besar pada beberapa modelnya. Yuk simak!
Penjualan mobil di seluruh Indonesia pada bulan Juli 2024 mengalami penurunan lagi.
Penjualan mobil nasional Juli 2024 turun 0,62%, Astra tetap dominan dengan pangsa pasar 59% dan peningkatan penjualan Toyota.
mobil 2 bulan yang lalu
Ternyata Nilai Tukar Rupiah Punya Pengaruh Kuat di APBN, Ini Buktinya
Penurunan pendapatan negara terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas, khususnya batubara dan CPO.
FOTO: Realisasi Penerimaan Pajak hingga April 2024 Turun 9,3 Persen
Hingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Pajak 5 bulan yang lalu