Pulau di Thailand Ini Olah Sampah Plastik dan Dijual ke Swiss

2 months ago 16
  1. UANG

Plastik yang dikumpulkan dilabeli "ocean bound" dengan proses audit tahunan.

Rabu, 30 Okt 2024 13:46:56

Pulau di Thailand Ini Olah Sampah Plastik dan Dijual ke Swiss Ilustrasi Limbah Industri, Limbah Plastik. Kredit: Franz W. from Pixabay (©@ 2023 merdeka.com)

Koh Chang yang merupakan sebuah pulau di selatan Thailand, kini tidak hanya jadi destinasi wisata, tetapi menjadi tempat pengumpulan sampah plastik dari laut. Masyarakat Moken yang semi nomaden dan tinggal di desa-desa nelayan ini bukan bergantung pada hasil laut saja, melainkan juga mengumpulkan sampah plastik untuk dijual kepada sebuah startup dari Swiss, yaitu Tide.

Melansir CNA, Tide didirikan pada 2019 berkontribusi dalam upaya menciptakan nilai dari plastik bekas yang dikumpulkan di laut atau sekitarnya. Menurut data dari OECD, lebih dari 6 juta ton plastik mengotori laut setiap tahunnya.

Oleh karena itu, Tide mencoba mengatasi masalah ini dengan bekerja langsung dengan pengumpul plastik di desa-desa terpencil di Thailand hingga pabrik karpet di Belanda, seperti Condor Group. Plastik yang dikumpulkan dilabeli "ocean bound" dengan proses audit tahunan oleh LSM untuk memastikan transparansinya.

Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Hanya sebagian kecil dari sampah yang dapat didaur ulang secara komersial. Tide hanya membeli enam kategori plastik, termasuk jaring ikan, botol PET, dan karton HDPE.

“Setiap hari, ada banyak produk yang tidak bisa dijual atau didaur ulang. Saya yakin jumlahnya jauh lebih banyak di laut,” kata Direktur Operasional Tide Thailand, Nirattisai Ponputi.

Tide menggunakan teknologi khusus untuk mendaur ulang plastik menjadi produk yang sebanding kualitasnya dengan plastik baru. Tak heran jika kedatangan kapal Tide di Koh Chang memicu kesibukan masyarakatnya, terutama saat warga membawa karung-karung berisi botol plastik, jaring ikan bekas, hingga jerrycan usang.

Sistem Penetapan Harga dan Kesulitan Pengelolaan

Tide membayar tarif tetap di Koh Chang untuk mendorong pengumpulan sampah secara konsisten, meski harga plastik daur ulang di pasar tidak stabil. Tide bahkan mengambil barang-barang yang tidak bisa didaur ulang karena tidak ada opsi manajemen sampah lain di pulau tersebut, selain pembakaran terbuka.

Proses daur ulang pun rumit, dengan beberapa botol yang harus dicuci dengan panas dan plastik berwarna yang berisiko mencemari material daur ulang. Misalnya botol minuman PET, sering kali memiliki tutup HDPE dan label PVC, yang harus disortir dengan teliti.

Terkadang, identifikasi jenis plastik menjadi tantangan tersendiri, sehingga Tide menggunakan spektrometer untuk menentukan apa saja yang bisa didaur ulang.

Dari Limbah Jadi Produk

Sampah plastik yang dikumpulkan dari Koh Chang dan sekitarnya dikirim ke fasilitas Tide di Ranong, tempat pekerja memilah sampah kembali sebelum dipres menjadi bal.

Plastik yang terkumpul kemudian diproses menjadi pelet dan dikirim ke pelanggan seperti Condor Group di Eropa, yang menggunakan bahan daur ulang untuk sekitar seperempat produknya, mulai dari permadani hingga rumput sintetis.

Meski produk Tide 40 persen lebih mahal dibanding plastik baru, pelanggan seperti Condor Group siap membayar lebih untuk berkontribusi demi mendorong keberlanjutan.

"Kami melihat keberlanjutan bukan hanya sebagai tren, tetapi sebagai tanggung jawab bagi generasi mendatang," kata Direktur Condor Group, Hoekman Jr.

Di sisi lain, bagi warga Koh Chang seperti Wiranuch Scimone, mengatakan jumlah sampah plastik yang terbawa ombak musim hujan sangat besar. Hal itu menyebabkan dirinya tidak mampu mengumpulkan semua sampah plastik. Meski demikian, Tide berencana akan memperluas jangkauannya ke Ghana di masa mendatang, dengan harapan bisa menjadi awal dari gelombang baru dalam pengelolaan sampah plastik di laut.

Reporter Magang: Thalita Dewanty

Artikel ini ditulis oleh

Yunita Amalia

Editor Yunita Amalia

Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik

Dukung ESG, Venteny Gandeng PlasticBank Literasi Keuangan Pengumpul Sampah Plastik

Venteny bersama PlasticBank Indonesia mengumpulkan lebih 20.000 kg plastik daur ulang hingga 2024.

Canggihnya Fasilitas Daur Ulang Botol PET di Samarinda Kalimantan Timur

Canggihnya Fasilitas Daur Ulang Botol PET di Samarinda Kalimantan Timur

Mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%.

Bersih-Bersih Pantai di Sanur Bareng Komunitas Malu Dong

Bersih-Bersih Pantai di Sanur Bareng Komunitas Malu Dong

Tak hanya bersih-bersih, Komunitas Malu Dong bersama mitranya juga menyerahkan bantuan berupa 50 teba modern kepada masyarakat sekitar.

Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini

Kurangi Jumlah Sampah Plastik di Destinasi Wisata, Produsen Air Minum Lakukan Langkah Begini

Program kerja sama pengumpulan sampah plastik di Provinsi Bangka Belitung akan berlangsung selama 6 bulan pada periode April-September 2024.

Pemkot Denpasar Gandeng Komunitas Sungai Watch Tangani Sampah di Sungai dari Hulu ke Hilir

Pemkot Denpasar Gandeng Komunitas Sungai Watch Tangani Sampah di Sungai dari Hulu ke Hilir

Jaya Negara mengatakan saat ini Pemkot Denpasar telah memiliki 3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang didukung oleh pemerintah pusat.

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.

Pengurangan dan Pengelolaan Sampah Plastik Berbasis Carbon Neutral Jadi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan

Pengurangan dan Pengelolaan Sampah Plastik Berbasis Carbon Neutral Jadi Solusi Atasi Pencemaran Lingkungan

Penting untuk melakukan tindakan yang tepat agar permasalahan tumpukan sampah kronis ini tidak berlarut-larut terjadi.

Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah, Kolabs Yayasan Bening Saguling & BRI Peduli

Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah, Kolabs Yayasan Bening Saguling & BRI Peduli

Sampah yang menumpuk di sungai masih menjadi salah satu isu lingkungan yang mendapatkan perhatian serius.

Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang

Tekan 70 Persen Sampah Plastik di Laut, Kemenko Marves Gandeng Industri dan Komunitas Daur Ulang

Teknologi yang dimiliki oleh Greenhope ini berasal dari Indonesia, tetapi sudah dipatenkan di Amerika Serikat, Singapura, dan Indonesia.

Sampah Plastik Asal Kamboja Hingga Vietnam Berserakan di Pantai Natuna, Kok Bisa?

Sampah Plastik Asal Kamboja Hingga Vietnam Berserakan di Pantai Natuna, Kok Bisa?

Cherman berharap hal itu menjadi perhatian oleh semua pihak, terutama negara asal sampah.

Inspiratif, Anak Muda di Kota Padang Ubah Sampah Plastik Jadi Perabotan yang Estetis

Inspiratif, Anak Muda di Kota Padang Ubah Sampah Plastik Jadi Perabotan yang Estetis

Kumpulan anak muda di Padang ini selain peduli terhadap lingkungan juga memiliki jiwa kreativitas tinggi.

 BRI Peduli dan Yayasan Bening Saguling Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah

FOTO: BRI Peduli dan Yayasan Bening Saguling Ajak Masyarakat Tepi Sungai Citarum Kelola Sampah

Sampah merupakan salah satu isu lingkungan yang perlu mendapatkan perhatian serius, terutama yang menumpuk di sungai.

Read Entire Article
International | Politik|