Ligaolahraga.com -
Berita Liga Inggris: Riccardo Calafiori, bek asal Italia, berbagi kisah perjalanan kariernya dalam wawancara bersama situs resmi Arsenal. Dalam wawancara ini, ia mengungkapkan tantangan yang ia hadapi akibat cedera lutut parah pada 2018 serta bagaimana dirinya berubah, baik di dalam maupun di luar lapangan sejak bergabung dengan The Gunners.
Riccardo Calafiori adalah produk akademi AS Roma dan mengalami cedera serius pada usia 16 tahun. Saat itu, ia masih berada di tim muda, tetapi menjalani rehabilitasi bersama skuad utama Roma. “Sebagai pemain muda, kami jarang menghabiskan waktu dengan tim utama, kecuali saat mendekati debut. Namun, karena cedera, saya menjadi salah satu dari sedikit yang sering berlatih dengan mereka,” ujarnya.
Meskipun cederanya merupakan momen sulit, Calafiori menganggap pengalaman tersebut sebagai kesempatan berharga untuk belajar dari para pemain senior. “Sepuluh menit sebelum cedera, saya mengalami kram, tapi saya ingin tetap bermain karena itu adalah debut saya. Sayangnya, hal itu terjadi. Saya tidak bisa mengubahnya,” kenangnya.
Bagian tersulit dalam rehabilitasi adalah saat ia merasa siap untuk kembali bermain, tetapi belum mendapat izin medis. “Saya bosan dengan gym, bosan dengan semuanya—saya hanya ingin bermain sepak bola lagi,” tambahnya.
Setelah hampir satu tahun, Riccardo Calafiori akhirnya kembali ke lapangan dengan dukungan besar dari para pemain senior Roma seperti Daniele De Rossi, Aleksandar Kolarov, dan Edin Dzeko.
Selama berada di Roma, ia belajar banyak dari berbagai pelatih dengan gaya yang berbeda-beda. “Ada pelatih yang lebih keras, yang mengajarkan saya untuk tetap kuat secara mental. Ada juga yang memberi saya kepercayaan diri. Setiap pelatih memberi saya sesuatu yang berbeda,” ujarnya.
Di luar lapangan, Calafiori juga tetap melanjutkan pendidikannya. Ia bersekolah di akademi Roma, tempat para pemain muda menempuh pendidikan bersama. “Saya sebenarnya suka sekolah, terutama bahasa Inggris dan matematika. Namun, saya tidak terlalu serius dalam belajar, berbeda dengan di sepak bola, di mana saya selalu bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan saya,” katanya.
Calafiori bergabung dengan Arsenal pada musim panas 2024 setelah tampil impresif di Euro bersama Italia. Menurutnya, hidup di London sangat berbeda dibandingkan dengan tempat-tempat sebelumnya. “Semuanya berbeda, mulai dari kota yang sangat besar hingga jadwal pertandingan yang padat. Saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk beristirahat,” ungkapnya.
Selain perubahan dalam kehidupan pribadi—termasuk tinggal sendiri setelah berpisah dengan mantan pacarnya—Calafiori juga mulai mengembangkan hobi baru seperti bermain gitar. Di atas lapangan, ia juga mengalami perubahan peran. Awalnya lebih sering bermain sebagai bek kiri, ia kini lebih sering dimainkan sebagai bek tengah.
“Musim terbaik saya adalah saat bermain sebagai bek tengah, tetapi saya masih nyaman bermain di kedua posisi. Bahkan mungkin mencoba posisi lain di masa depan,” katanya. Ia juga menyoroti perbedaan dalam metode latihan di Arsenal. “Latihannya lebih singkat tetapi jauh lebih intens. Awalnya sulit, tetapi sekarang saya sudah terbiasa dan saya menyukainya.”
Meskipun telah menjadi bagian penting dari tim nasional Italia dan memiliki kontrak dengan Arsenal hingga 2029, Calafiori belum berpikir untuk tetap berkecimpung di dunia sepak bola setelah pensiun. “Saat saya cedera, saya mulai tertarik pada dunia medis. Impian saya adalah menjadi chiropractor atau osteopath. Namun, itu butuh banyak studi. Mungkin suatu hari nanti!” pungkasnya.
Artikel Tag: Riccardo calafiori, Arsenal
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/riccardo-calafiori-perjalanan-karier-cedera-dan-perubahan-di-arsenal