Perdebatan Saintek vs Soshum kembali memanas di X! Cari tahu alasan, argumen, dan mengapa kedua bidang ini sebenarnya sama-sama penting di dunia kerja.
Jumat, 08 Nov 2024 18:01:03
Di platform media sosial X (dulu dikenal sebagai Twitter), diskusi tentang bidang studi saintek (sains dan teknologi) versus soshum (sosial humaniora) kembali memanas. Isu lama ini seakan tak ada habisnya untuk dibahas, dengan argumen dari berbagai sudut pandang yang diungkapkan oleh mahasiswa, profesional, dan masyarakat umum. Meskipun bidang saintek dan soshum memiliki peran penting masing-masing, persaingan dan stereotip tentang kedua jurusan ini terus berkembang di dunia digital.
Lalu, mengapa perdebatan ini terus muncul? Apakah memang ada bidang yang lebih unggul, ataukah keduanya sebenarnya sama-sama penting? Artikel ini akan membahas akar perdebatan antara saintek dan soshum, kelebihan dan kekurangan masing-masing bidang, serta bagaimana kita seharusnya memandang keduanya dalam konteks dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa Itu Saintek dan Soshum?
Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan saintek dan soshum. Saintek adalah singkatan dari sains dan teknologi, yang mencakup bidang-bidang studi seperti teknik, kedokteran, matematika, ilmu komputer, biologi, dan berbagai disiplin ilmu alam lainnya. Fokus utama dari saintek adalah mengembangkan pengetahuan berbasis riset ilmiah dan teknologi untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan.
Sebaliknya, soshum adalah singkatan dari sosial humaniora, yang melingkupi disiplin ilmu seperti ekonomi, psikologi, sosiologi, hukum, komunikasi, sastra, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Bidang soshum lebih berfokus pada aspek manusia, masyarakat, dan budaya, berusaha memahami dan mencari solusi untuk berbagai persoalan sosial yang kompleks.
Alasan Perdebatan Saintek vs Soshum Terus Berkembang
Perdebatan saintek vs soshum sebenarnya bukan hal baru. Diskusi mengenai “bidang mana yang lebih unggul” sudah muncul sejak lama, baik di lingkungan akademik maupun dalam pandangan masyarakat umum. Beberapa alasan yang membuat perdebatan ini terus berkembang antara lain:
1. Perbedaan Keterampilan dan Pendekatan
Saintek dan soshum menggunakan pendekatan yang sangat berbeda dalam memecahkan masalah. Bidang saintek lebih mengandalkan angka, data, dan fakta yang konkret. Sementara itu, soshum cenderung berfokus pada analisis interpretatif dan subyektif yang mempertimbangkan banyak aspek manusiawi. Perbedaan ini sering kali menimbulkan persepsi bahwa satu bidang lebih ‘berharga’ dari yang lain.
2. Pandangan tentang Peluang Kerja
Salah satu isu utama dalam perdebatan saintek vs soshum adalah peluang kerja. Di era modern, ada pandangan umum bahwa lulusan saintek memiliki peluang kerja yang lebih luas dan stabil, terutama di bidang teknologi, medis, dan ilmu komputer yang saat ini sedang berkembang pesat. Sementara itu, lulusan soshum kadang dianggap memiliki prospek yang lebih terbatas. Namun, banyak yang lupa bahwa lulusan soshum juga memiliki peluang karier yang luas di bidang media, hukum, pemerintahan, dan banyak lagi.
3. Stereotip dan Persepsi Masyarakat
Stereotip juga menjadi alasan mengapa perdebatan ini tidak kunjung padam. Lulusan saintek sering dianggap lebih “pintar” karena menguasai bidang yang berkaitan dengan ilmu pasti dan teknologi, sedangkan lulusan soshum sering kali dilabeli sebagai “kurang berusaha” atau “kurang kompetitif” di dunia kerja. Pandangan semacam ini masih banyak dijumpai di masyarakat dan menyebabkan ketegangan antara kedua bidang.
Kelebihan dan Kekurangan Saintek
Bidang saintek menawarkan peluang besar untuk perkembangan karier di berbagai sektor, terutama di era teknologi saat ini. Banyak perusahaan mencari lulusan yang menguasai ilmu komputer, teknik, dan kesehatan karena keterampilan ini sangat dibutuhkan. Selain itu, lulusan saintek sering kali memiliki kemampuan analitis yang kuat, yang sangat berguna dalam mengatasi masalah teknis dan ilmiah.
Namun, lulusan saintek juga menghadapi tantangan besar. Pendidikan di bidang saintek sering kali memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, serta tuntutan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi yang pesat. Selain itu, beberapa orang merasa bahwa saintek kadang mengabaikan aspek manusiawi yang penting dalam interaksi sosial dan budaya, membuat pendekatannya terasa kaku.
Kelebihan dan Kekurangan Soshum
Di sisi lain, soshum menekankan pada pemahaman mendalam tentang manusia, budaya, dan masyarakat, yang sangat penting untuk membangun hubungan dan menyelesaikan konflik sosial. Bidang ini memiliki peran besar dalam sektor-sektor penting seperti hukum, pemerintahan, dan pendidikan. Dalam dunia yang semakin kompleks, keterampilan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi lulusan soshum semakin dibutuhkan.
Kelemahannya, beberapa orang beranggapan bahwa soshum memiliki peluang kerja yang lebih terbatas, karena dianggap kurang relevan di era teknologi. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar karena banyak lulusan soshum yang sukses berkarier di perusahaan besar, terutama di bidang pemasaran, media, dan analisis sosial.
Bagaimana Sebaiknya Kita Memandang Perdebatan Ini?
saintek 👏🏻 versus 👏🏻 soshum 👏🏻 discourses 👏🏻 are 👏🏻 nonsensical 👏🏻 because 👏🏻 what 👏🏻 indonesians 👏🏻 really 👏🏻 need 👏🏻 is 👏🏻 more 👏🏻 of 👏🏻 interdisciplinary 👏🏻 studies 👏🏻 https://t.co/tfgrFt3B0R
— mawla (@refutabilitas) November 3, 2024Sangat penting untuk tidak melihat saintek atau soshum sebagai “lebih baik” atau “lebih buruk” satu sama lain. Setiap individu memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda, dan bidang yang mereka pilih sebaiknya didasarkan pada ketertarikan dan kemampuan mereka, bukan hanya karena tuntutan pasar atau stereotip sosial. Pendidikan yang baik akan memberi ruang bagi saintek dan soshum untuk berkontribusi dalam perkembangan masyarakat secara bersamaan.
Namun, pada akhirnya, perdebatan ini hanyalah omong kosong jika dilihat dari kebutuhan Indonesia yang sebenarnya. Yang kita perlukan adalah studi interdisipliner—pendekatan yang menggabungkan saintek dan soshum dalam menjawab masalah kompleks di negara ini. Dari isu kesehatan masyarakat hingga pembangunan ekonomi, banyak permasalahan membutuhkan perspektif ganda agar solusi yang dihasilkan lebih komprehensif dan berdampak.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Joseph Erandi
IPTEK adalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kenali Ciri dan Dampaknya bagi Manusia
IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Istilah ini mencakup bidang penyelidikan ilmiah dan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Jadi Kunci Hadapi Masa Depan, Ini Dia Soft Skills Bernilai Tinggi di Mata Perusahaan & Pekerja
Pekerja merasa bahwa soft skills mereka sudah memadai, sementara perusahaan menilai masih ada potensi pengembangan yang perlu dilakukan.
Mendiktisaintek: Lapangan Kerja Indonesia Sangat Minim untuk Lulusan Perguruan Tinggi
Mendiktisaintek menyatakan berkomitmen mempercepat penyelesaian beragam tantangan dalam pemajuan pendidikan tinggi tanah air.
Jenis-Jenis IPTEK dan Contohnya, Menarik Dipelajari
Tanpa IPTEK, kehidupan manusia akan penuh dengan berbagai masalah dan kondisi yang tidak teratur.
Materi Teknologi dan Komunikasi: Pengertian, Sejarah, dan Dampaknya
Teknologi dan komunikasi adalah dua bidang yang saling berkaitan dan berdampak besar pada kehidupan manusia di era modern.
Pengertian Perkembangan Teknologi beserta Dampak dan Contohnya
Perkembangan teknologi merujuk pada kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa yang menghasilkan penemuan baru, aplikasi yang lebih baik, dan kemajuan.
Pengertian Iptek menurut Para Ahli, Ketahui Manfaat dan Dampaknya di Era Modern
Merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian iptek menurut para ahli yang wajib diketahui.
Khofifah: Pakar Usul Kemendikbud dan Kemenristek Dipisah
Indonesia memiliki universitas yang sangat banyak baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Adu Solusi 3 Capres: Siapa Berani Menutup Keran Impor Tenaga Kerja Asing
Keberadaan tenaga kerja asing dalam proyek strategi nasional selalu menjadi polemik.
Kemendikbud Ristek Ungkap Penyebab Banyaknya Pengangguran Terdidik di Indonesia
Survei Angkatan Kerja Nasional 2023 Badan Pusat Statistik (BPS), total angkatan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 146,62 juta orang.
5 Industri yang Sedang Tren untuk Mulai Bisnis Tahun 2024 hingga 2025
Tidak ada salahnya memulai bisnis sebagai salah satu cara paling menguntungkan sekaligus menantang untuk membangun keamanan finansial.
Jenis-Jenis Konflik dalam Masyarakat, Berikut Penyebabnya
Konflik adalah suatu keadaan di mana terjadi ketegangan, pertentangan, atau perselisihan antara dua pihak atau lebih yang memiliki kepentingan berbeda.