- UANG
- EKONOMI
Meskipun, tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya memadai masih ada untuk memaksimalkan potensi GenAI.
Selasa, 29 Okt 2024 16:04:51
Jobstreet by SEEK Indonesia meluncurkan laporan ekslusif terbaru Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition. Laporan ini untuk mengetahui preferensi karier serta dampak teknologi Generative AI (GenAI) dalam membantu pencari kerja dan perusahaan menavigasi perubahan di era digital.
Country Marketing Manager Indonesia Jobstreet by SEEK, Sawitri mengatakan, sebanyak 72 persen pekerja di Indonesia siap belajar keterampilan baru untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif. Termasuk memahami GenAI.
Meskipun, tantangan dalam hal pelatihan terstruktur dan akses ke sumber daya memadai masih ada untuk memaksimalkan potensi GenAI.
"Banyak pekerja profesional Indonesia menyadari pentingnya meningkatkan keterampilan mereka dalam memanfaatkan GenAI," kata Sawitri di Kantor Pusat Jobstreet, Jakarta, Selasa (29/10).
Laporan tersebut mencatat, sekitar 53 persen responden merasa bahwa GenAI membantu mereka dalam menghemat waktu. Sedangkan 47 persen sisanya melihat bahwa GenAI berperan besar dalam memenuhi deadline pekerjaan mereka dengan lebih efisien.
"Faktanya, hampir setengah dari pekerja Indonesia secara aktif memodifikasi output GenAI menunjukkan tingkat kemandirian dan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggunakan teknologi ini," ujar dia.
Selain itu, laporan ini mengungkap lebih dari separuh responden di Indonesia telah menggunakan GenAI sejak tahun 2023. Sebesar 88 persen pekerja Indonesia telah mendengar tentang AI dan 38 persen telah memanfaatkan AI ke dalam rutinitas kerja mereka.
Sejalan dengan Tren Global
Sejalan dengan tren global, para pekerja di Indonesia menggunakan AI untuk studi dan riset sebesar 41 persen, mengerjakan tugas kreatif seperti menulis sebesar 41 persen dan 37 persen untuk tugas administratif.
Selain itu, 48 persen menggunakan GenAI untuk pengembangan keterampilan, mendapatkan pengetahuan umum sebesar 46 persen, dan menerjemahkan bahasa sebesar 36 persen.
"Transformasi ini mencerminkan kemampuan pekerja untuk beradaptasi dan berkembang di era digital," beber dia.
Survei Jobstreet ini mencakup lebih dari 180 negara dan melibatkan 150,735 responden, termasuk 19,154 tenaga kerja Indonesia. Laporan ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan telah merevolusi lanskap pekerjaan.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Idris Rusadi Putra
Keterampilan ini Jadi Penting Bagi Karyawan, Kalau Tidak Bisa Perusahaan Enggan Merekrut
Perkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Riset Ini Sebut 46 Perusahaan Kesulitan Mencari Karyawan di Tengah Tingginya Angka Pengangguran
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang.
Riset: 62 Persen Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan
Riset ini mendapati bahwa ada tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan.
Pelaku Industri Makin Medesak Butuh Orang-orang Hebat Bidang Digital
Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Penelitian: Indonesia Paling Antusias Terapkan AI dalam Bekerja
Kecerdasan buatan (AI) akan memberikan pengaruh besar ke dunia kerja.
Sharing Direktur ATVI di IPB: Manusia yang Unggul akan Lebih Baik dari AI
Pengaplikasian AI menjadi tantangan manusia dan dunia industri.
ATVI 2 bulan yang lalu
Banyak Pekerja di Singapura Resign Demi Hidup Seimbang
75 persen responden melaporkan merasakan pengaruh AI dalam pekerjaan mereka.
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya
Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Jadi Kunci Hadapi Masa Depan, Ini Dia Soft Skills Bernilai Tinggi di Mata Perusahaan & Pekerja
Pekerja merasa bahwa soft skills mereka sudah memadai, sementara perusahaan menilai masih ada potensi pengembangan yang perlu dilakukan.