Terinspirasi dari Letusan Gunung, Ilmuwan Temukan Cara Agar Bumi Tak Semakin Panas

2 months ago 19
  1. TEK
  2. SAINS

Para peneliti sedang mengeksplorasi kemungkinan penggunaan debu berlian sebagai alternatif untuk mendinginkan suhu di planet Bumi.

Selasa, 29 Okt 2024 07:10:00

Terinspirasi dari Letusan Gunung, Ilmuwan Temukan Cara Agar Bumi Tak Semakin Panas Terinspirasi dari Letusan Gunung, Ilmuwan Temukan Cara Agar Bumi Tak Terlalu Panas (©Pexels/eberhard grossgasteiger)

Beberapa ilmuwan baru-baru ini telah melakukan penelitian mendalam mengenai berlian yang dapat mendinginkan bumi. Menurut data dari Copernicus Climate Change Service (C3S), suhu rata-rata global pada tahun 2023 mencatatkan rekor tertinggi yang pernah ada.

Hal ini berakibat pada terjadinya gelombang panas, kekeringan, dan kebakaran hutan yang lebih sering. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan berbagai masalah lingkungan, seperti mencairnya gletser dan meningkatnya suhu lautan.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari pemanasan global, mulai dari pengurangan emisi karbon hingga penerapan teknologi baru.

Melansir dari laman Earth, Selasa (29/10), tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan iklim Sandro Vattioni dari ETH Zurich, Swiss, mengemukakan ide inovatif ini. Mereka meneliti potensi debu berlian sebagai solusi untuk mendinginkan planet Bumi.

Debu berlian dapat berfungsi sebagai aerosol. Aerosol adalah partikel kecil yang dapat terdispersi di udara dan memiliki kemampuan untuk memantulkan sinar matahari kembali ke luar angkasa. Dengan memantulkan lebih banyak cahaya matahari, jumlah panas yang diserap oleh bumi dapat berkurang secara signifikan.

Dalam artikel ilmiah yang diterbitkan oleh para ilmuwan di jurnal Geophysical Research Letters, mereka menemukan bahwa penyebaran sekitar lima juta ton debu berlian ke atmosfer setiap tahun dapat menurunkan suhu Bumi hingga 1,6 derajat Celsius. Hasil ini diperoleh melalui penggunaan model iklim tiga dimensi.

Para peneliti membandingkan berbagai jenis aerosol yang dapat digunakan untuk mendinginkan bumi, dan setelah melakukan serangkaian perbandingan, mereka menemukan bahwa debu berlian adalah pilihan yang paling efektif. Hal ini disebabkan oleh kemampuan partikel berlian dalam memantulkan cahaya dan panas dengan efisiensi yang tinggi. Selain itu, partikel-partikel ini dapat bertahan di atmosfer cukup lama tanpa mudah menggumpal.

Namun, para peneliti memperkirakan bahwa proses ini akan memakan waktu yang tidak singkat, yaitu sekitar 45 tahun. Ini berarti bahwa akan dibutuhkan jumlah berlian yang cukup besar untuk mencapai tujuan tersebut. Meskipun demikian, penelitian ini memberikan harapan baru dalam upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin mendesak.

Letusan Gunung Pinatubo

Para ilmuwan mengambil inspirasi dari letusan Gunung Pinatubo di Filipina yang terjadi pada tahun 1991. Letusan tersebut diketahui mampu menurunkan suhu Bumi hingga 0,5 derajat Celsius dalam beberapa tahun, disebabkan oleh pelepasan jutaan ton sulfat ke atmosfer.

Partikel-partikel yang dihasilkan dari letusan itu berfungsi untuk memantulkan sinar matahari, sehingga berkontribusi dalam mendinginkan suhu Bumi.

Namun, eksperimen yang menggunakan sulfur dioksida buatan ternyata membawa risiko yang signifikan, seperti terjadinya hujan asam, kerusakan lapisan ozon, dan gangguan pada pola cuaca.

Oleh karena itu, para peneliti memutuskan untuk beralih menggunakan berlian sebagai alternatif. Sifat kimia dari berlian yang lebih stabil dianggap lebih aman, karena tidak akan menyebabkan pembentukan hujan asam yang merugikan.

Sulfur Dioksida

Debu berlian yang bernilai tinggi menjadi salah satu kendala utama dalam mewujudkan teori ini. Selain itu, berlian juga tergolong sumber daya yang tidak terbarukan dan memiliki jumlah yang terbatas. Para peneliti pun mencari alternatif lain selain berlian, salah satunya adalah sulfur dioksida.

Meskipun demikian, sulfur dioksida memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Senyawa ini dapat memicu terjadinya hujan asam, merusak lapisan ozon, serta mengganggu pola cuaca yang ada.

Selain itu, sulfur dioksida menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang dapat menyebabkan penangkapan panas dan mengganggu keseimbangan iklim.

Artikel ini ditulis oleh

Fauzan Jamaludin

Editor Fauzan Jamaludin

H

Reporter

  • Harun Mahbub
  • Switzy Sabandar
Isu Panas Bumi Diharapkan Dibahas dalam Debat Cawapres Hari Minggu

Isu Panas Bumi Diharapkan Dibahas dalam Debat Cawapres Hari Minggu

Panas bumi ini memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk bisa menjadi pendorong atau mewujudkan apa yang ditetapkan oleh pemerintah.

Ilmuwan Menduga Ada Hujan Berlian di Planet ini

Ilmuwan Menduga Ada Hujan Berlian di Planet ini

Terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.

Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain

Dinosaurus Musnah 66 Juta Tahun Lalu Bukan Hanya Karena Asteroid yang Hantam Bumi, Ternyata Ada Penyebab Lain

Para ilmuwan berspekulasi ada kekuatan lain di Bumi yang menyebabkan dinosaurus punah, selain asteroid.

sains 1 tahun yang lalu

Ilmuwan sebut Punya Jurus “Jinakan” Tanah di Bulan yang Tak Ramah Manusia, Begini Caranya

Ilmuwan sebut Punya Jurus “Jinakan” Tanah di Bulan yang Tak Ramah Manusia, Begini Caranya

Partikel tanah di Bulan begitu membahayakan manusia. Ada kasus nyata yang terjadi.

Bulan 1 tahun yang lalu

Ilmuwan Ngebet Bangun Teleskop Super Besar di Bulan, Tapi Ini Masalahnya

Ilmuwan Ngebet Bangun Teleskop Super Besar di Bulan, Tapi Ini Masalahnya

Bukan perkara mudah membangun teleskop di Bulan. Namun hasil penelitian yang didapatkan menjadi dambaan ilmuwan.

Pemerintah Siapkan  BBM Ramah Lingkungan Jenis Solar

Pemerintah Siapkan BBM Ramah Lingkungan Jenis Solar

BBM jenis baru ini diklaim rendah sulfur, dengan spesifikasi berupa bahan bakar Solar 50 part per million (ppm).

Debu Vulkanik Gunung Berapi ini Mengandung Emas, Lokasinya Sangat Terpencil

Debu Vulkanik Gunung Berapi ini Mengandung Emas, Lokasinya Sangat Terpencil

Gunung Erebus, salah satu gunung berapi aktif di Antartika, mengeluarkan debu emas senilai Rp 102 juta setiap harinya. Tertarik ke sana?

Dampak Hujan Buatan bagi Lingkungan, Bisa Picu Banjir hingga Pencemaran Tanah
Pemerintah Bakal Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Pertalite dan Pertamax Dihapus?

Pemerintah Bakal Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Pertalite dan Pertamax Dihapus?

Asap knalpot kendaraan selama ini ternyata penyumbang polusi paling tinggi di Jakarta.

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Ilmuwan Sudah Tahu Kapan Bumi Akan Kehabisan Oksigen, Catat Tanggalnya

Ilmuwan ungkap Sambaran Petir Jadi Kunci Awal Mula Kehidupan di Bumi

Ilmuwan ungkap Sambaran Petir Jadi Kunci Awal Mula Kehidupan di Bumi

Banyak kandungan yang dibawa petir ke Bumi. Sehingga ilmuwan menganggap petir jadi kunci awal kehidupan.

Petir 3 bulan yang lalu

Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini

Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini

Para ilmuwan sedang mengujicoba cara membuat jalan raya di Bulan.

Read Entire Article
International | Politik|