- PERISTIWA
- REGIONAL
Tujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Jumat, 15 Nov 2024 13:20:00
Tujuh warga Dukuh Kembang, Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengalami penganiayaan setelah mereka melakukan protes terhadap pencemaran udara yang disebabkan oleh tambang batu kapur milik PT KRI (Kapur Rembang Indonesia). Diduga, penganiayaan ini dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut pada Rabu, 13 November 2024, sekitar pukul 22.00 WIB.
Lokasi penambangan batu kapur di Desa Gunem, Kabupaten Rembang, sangat berdekatan dengan permukiman warga Desa Jurangjero.
Menurut keterangan Wahid (27), seorang warga setempat, insiden ini terjadi karena kekecewaan warga terhadap PT KRI yang mengabaikan peringatan dari masyarakat.
"Warga sudah lebih dari sepuluh kali melayangkan protes melalui Pemerintah Desa Jurangjero kepada pihak PT KRI mengenai polusi udara," katanya.
Ia menjelaskan bahwa, "Baunya itu menyengat. Warga sudah protes 10 kali lebih ke pihak PT. Tapi tidak digubris dan akhirnya warga mendatangi pabrik dan terjadi penganiayaan."
Dalam insiden tersebut, seorang warga bernama Kamid mengalami luka serius akibat ditusuk dengan gunting di perutnya, sementara ada juga warga lain yang terluka di bagian pelipisnya dan sempat dibawa ke RS PKU Blora.
Wahid menambahkan bahwa keberadaan PT KRI sebelumnya sempat dihentikan karena pencemaran udara yang mengganggu lingkungan. Namun, sekitar seminggu lalu, perusahaan itu kembali beroperasi dan menyebabkan bau yang sangat mengganggu hingga mencapai Dukuh Kembang.
Warga juga berusaha mengajak pihak PT KRI untuk datang ke desa dan membuktikan adanya bau tersebut, namun upaya itu ditolak dan berujung pada keributan. "Bahkan dinas terkait juga sudah turun tangan mengecek bau akibat polusi tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Rembang, AKP Heri Dwi Utomo, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera memeriksa kejadian tersebut.
Ia menyatakan, "Coba saya ceknya ya," saat dihubungi melalui pesan WhatsApp pada hari Kamis, 14 November 2024. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih melanjutkan penyelidikan terkait kasus yang sedang ditangani ini.
Artikel ini ditulis oleh
Editor Achmad Fikri Fakih Haq
A
Reporter
- Ahmad Adirin
- Ahmad Apriyono
Warga Jambi Protes Tembok Rumah Retak Dampak Proyek Pengeboran Pertamina
Kondisi rumah membuat warga cemas terjadi bahaya, mereka meminta pihak terkait bertanggung jawab.
Duduk Perkara Bentrokan Polisi vs Warga di Banyuasin Berujung Warga Terkena Tembakan
Warga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Akhir Kejayaan Pabrik Arang Legendaris di DKI, Setop Operasi Buntut Biang Polusi
Sejak 1975 silam, ternyata pabrik arang itu sudah beroperasi di sana. Tetapi seiring padatnya penduduk di sana, keberadaan pabrik menjadi masalah.
Mesin Boiler Pabrik Kayu Meledak, Puluhan Rumah Rusak dan 2 Buruh Luka-luka
Ledakan terjadi diduga akibat kelebihan panas pada boiler atau ketel uap milik pabrik triplek tersebut.
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan
Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Viral 5 bulan yang lalu
Warga menyebut Peraturan Bupati soal jam operasional truk tambang di wilayah Kosambi sekadar pajangan. Mereka minta pemkab tutup aktivitas tambang.
Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi
Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Geger! Pabrik Batu Es Bocor Gas, Ratusan Warga Karawaci Sesak Napas
warga di lokasi kejadian menyebutkan bau gas beracun yang menyebar ke area pemukiman warga
VIDEO: Penjelasan Kapolda Sumbar & Fakta Lengkap Geger Brimob Polisi Bersepatu Masuk Masjid
Viral video kericuhan antara anggota Polresta Padang dengan masyarakat Air Bangis dan Pasaman Barat
Gerombolan Pemotor Kembali Berulah di Denpasar, Keroyok Tiga Orang hingga Babak Belur
Pengeroyokan itu terjadi di Jalan Gunung Soputan, depan Balai Pertemuan Bhumiku, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Bali pada Rabu (17/1) dini hari.
Pabrik yang berada di sisi Sungai Ciliwung itu saat ini masih disegel dengan garis kuning milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.