WHO dan 50 Negara Peringatkan Ancaman Serangan Hacker terhadap Layanan Rumah Sakit, Korban Diminta Uang Tebusan

2 months ago 9
  1. DUNIA

WHO dan 50 negara memperingatkan peningkatan serangan ransomware yang membahayakan layanan rumah sakit.

Senin, 11 Nov 2024 18:01:00

WHO dan 50 Negara Peringatkan Ancaman Serangan Hacker terhadap Layanan Rumah Sakit, Korban Diminta Uang Tebusan (Ilustrasi Rumah Sakit Canggih yang Menjadi Bagian dari Pariwisata Medis di Thailand/Foto dari AI) (©@ 2024 merdeka.com)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama sekitar 50 negara mengeluarkan peringatan serius mengenai meningkatnya serangan ransomware yang menargetkan layanan rumah sakit. Peringatan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat (8/11) dan menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh serangan siber ini terhadap keselamatan publik.

Serangan ransomware merupakan bentuk pemerasan digital yang dilakukan oleh peretas dengan cara mengenkripsi data milik korban. Setelah data dienkripsi, para pelaku meminta uang tebusan sebagai syarat agar korban dapat mengakses kembali data yang telah terkunci. Hal ini menjadi perhatian khusus karena dapat mengganggu layanan kesehatan yang vital bagi masyarakat.

Pernyataan Sekretaris Jenderal WHO

Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa serangan ransomware terhadap layanan rumah sakit dapat berakibat fatal. Dalam pidatonya di hadapan Dewan Keamanan PBB, ia mengungkapkan, "Serangan ransomware terhadap layanan rumah sakit bisa menjadi masalah hidup dan mati." Pernyataan ini menegaskan pentingnya perhatian global terhadap isu ini.

Ghebreyesus menambahkan bahwa survei menunjukkan peningkatan frekuensi dan skala serangan terhadap sektor layanan kesehatan. Ia menekankan perlunya kerja sama internasional untuk mengatasi ancaman ini, yang tidak hanya membahayakan individu, tetapi juga dapat mengganggu sistem kesehatan secara keseluruhan.

Ancaman terhadap Keamanan Internasional

Dalam pertemuan tersebut, Ghebreyesus menggarisbawahi bahwa kejahatan dunia maya, termasuk ransomware, menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan internasional. Ia menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan isu ini dengan serius dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah serangan lebih lanjut.

Pernyataan bersama dari lebih dari 50 negara, termasuk Korea Selatan, Ukraina, Jepang, Argentina, Prancis, Jerman, dan Inggris, juga menyampaikan keprihatinan yang sama. Mereka menyatakan bahwa serangan-serangan ini tidak hanya mengancam keselamatan publik, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Tuduhan terhadap Rusia dan Korea Utara

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Anne Neuberger, menegaskan bahwa serangan ransomware ini membahayakan nyawa manusia dengan menunda layanan kesehatan yang penting. Ia juga mengutuk negara-negara yang membiarkan pelaku serangan ransomware beroperasi tanpa hukuman. Neuberger secara langsung menyebut Rusia sebagai negara yang membiarkan pelaku ransomware beroperasi dari wilayahnya.

Prancis dan Korea Selatan juga menuding Korea Utara terlibat dalam serangan siber ini. Tuduhan ini menambah ketegangan dalam diskusi mengenai keamanan dunia maya dan tanggung jawab negara dalam mencegah kejahatan siber.

Tanggapan Rusia

Menanggapi tuduhan tersebut, Rusia membela diri dengan menyatakan bahwa Dewan Keamanan bukanlah forum yang tepat untuk membahas kejahatan dunia maya. Duta besar Rusia, Vassili Nebenzia, berpendapat bahwa jika negara-negara Barat ingin membahas keamanan fasilitas perawatan kesehatan, mereka harus terlebih dahulu menyetujui langkah-langkah untuk menghentikan serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap rumah sakit di Jalur Gaza.

Perdebatan ini menunjukkan kompleksitas isu keamanan siber di tingkat internasional, di mana berbagai negara memiliki pandangan dan kepentingan yang berbeda. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi ancaman ransomware yang semakin meningkat.

Sumber: VOA Indonesia

Artikel ini ditulis oleh

Pandasurya Wijaya

Editor Pandasurya Wijaya

P

Reporter

  • Pandasurya Wijaya
Mengenal Ransomware yang Bikin Geger Media Sosial

Mengenal Ransomware yang Bikin Geger Media Sosial

Lagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?

Daftar Negara yang Paling Banyak Diserang Ransomware

Daftar Negara yang Paling Banyak Diserang Ransomware

Berikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware

Lima Daftar Nilai Tebusan Paling Mahal yang Pernah Diminta Hacker

Lima Daftar Nilai Tebusan Paling Mahal yang Pernah Diminta Hacker

Akibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.

 Back Up Semua Data Kita, Kalau Ada Kejadian Kita Tak Terkaget-Kaget
 Momen Menkominfo dan Kepala BSSN Dicecar Komisi I DPR Terkait Serangan Hacker di Pusat Data Nasional

FOTO: Momen Menkominfo dan Kepala BSSN Dicecar Komisi I DPR Terkait Serangan Hacker di Pusat Data Nasional

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.

Serangan Siber Ransomware Makin Buas, Awas Jadi Korban

Serangan Siber Ransomware Makin Buas, Awas Jadi Korban

Hampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.

 Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati

BSSN: Potensi Serangan Siber 2023 Makin Marak, Sektor Keuangan Harus Hati-Hati

BSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.

Pusat Data Nasional Sementara Kominfo Kena Serangan Ransomware, Minta Tebusan Rp 131 Miliar
Server PDSN Diretas, Jokowi Panggil Menkominfo hingga Kepala BSSN

Server PDSN Diretas, Jokowi Panggil Menkominfo hingga Kepala BSSN

Rapat tersebut untuk membahas evaluasi server PDNS yang diretas.

Gara-gara Hacker, Negara-negara ini Boncos hingga Triliunan Rupiah

Gara-gara Hacker, Negara-negara ini Boncos hingga Triliunan Rupiah

Walaupun dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih, tapi negara-negara ini masih bisa dibobol hacker.

Brain Cipher Tepati Janji Berikan Kunci Data PDNS 2, Tapi Ada Syaratnya

Brain Cipher Tepati Janji Berikan Kunci Data PDNS 2, Tapi Ada Syaratnya

Kelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.

Apa Itu Ransomware yang Serang Pusat Data Nasional dan Bagaimana Cara Menghindarinya? Simak Penjelasannya
Read Entire Article
International | Politik|